Jumat, 14 Januari 2011

* = Disela Kesibukan =*

Sahabat.
"Di sela sela kesibukan kita banyak hal-hal yang berlalu lewat dan pergi begitu saja tanpa bisa di ambil dan dijadikan pelajaran untuk mengenal akan kebesaran Allah Yang Maha Kuasa.

"Semua itu seakan tidak berarti dan berharga tapi bila di amati dan di teliti,mungkin saja itu semua akan menjadikan dirimu, sebagai pucuk kejayaan bagimu, tapi karena kelengahan dan ketidak pedulian maka akhirnya.

"Bagaikan permata yang termahal  lepas dari tangkainya hilang dan takkan kembali, karunia dan bahasa dari Tuhan-Mu pergi lepas dan tanpa anda pahami.

"Apakah yang harus di pahami,,,,,, itulah pertanyaannya,,????

"Siapakah sang Maha Di Raja dalam sekenario di kehidupan ini yang menetukan kisah anda dari semua kisah yang ada dan berbeda.

" Ternyata begitu besarnya rencana ILAHI pada kehidupan kita.Dan alangkah beruntungnya bagi orang-orang yang dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian.

" Dan tentu sangat besar paidahnya, Sahabat-sahabat itulah jawabnya, lembar demi lembar haripun silih berganti adalah merupakan lembaran kisah mu yang bertemu dalam hidupmu baik dalam keadaan suka maupun duka.

"Dimanakah lembar kisah mu itu saat ini.............................???

Bila lembar kisah mu saat ini di rumah sakit terbaring dengan masalah besar di kesehatan maka ingatan mu akan lari pada waktu waktu yang telah berlalu, diri mu tidur di kamar yang harus terus di bayar, siapapun yang datang memeriksa mu harus di bayar, siapapun yang memberikan obat untuk mu harus di bayar, juga nafas dan jantung mu harus di bantu alat dan juga harus di bayar.

Terbaring tiada berdaya, hanya bisa meneteskan air mata, hari hari sehat telah berlalu pergi dan takkan kembali lagi  pikirkanlah dalam benak mu,,,, suaramu yang banyak parau serta gelisah di temani dengan menetesnya air mata membentuk sungai-sungai penyesalan yg sangat panjang dalam hari hari mu namun tiada arti hanya ajal yg menunggu.

teringat akan diri yang tak pandainya menjaga diri, lisan dan perbuatan justru sering di pakai untuk mencaci maki dan membicarakan keburukan orang lain.

teringat diri mu pernah memfitnah dan menuduh orang yang tidak bersalah

teringat diri mu pernah memeras uang orang di jalanan tanpa belas kasihan bahkan menjambret barang-barang orang dari atas kendaraan, padahal diantara orang tersebut pernah memohon pada mu untuk di sisakan sedikit untuk beli beras agar anak anaknya hari ini dapat makan, bahkan tanpa disadari mungkin ada diantara mereka ternya  masih keluargamu jua.

teringat diri mu pernah mengusir pengemis yang sedang sakit tiada berdaya

teringat diri mu pernah mencaci maki istri mu tanpa sebab yang jelas

teringat diri mu pernah memaki ibu mu yang sudah renta dan bersusah payah membesarkan mu

teringat diri mu pernah menodai anak gadis orang dan tak bertanggung jawab

teringat diri mu suka menipu orang dengan menjual ayat ayat suci dalam ucapan manis serta merayu

teringat diri mu pernah korupsi dan kabur dengan teganya melarikan uang rakyat

teringat diri mu mengaku ustad atau kiyai atau guru tapi kerdil dan kotor hati mu tak pernah mengamalkan ilmu

teringat diri mu sebagai penguasa tapi setiap hari senang berkhianat dan bermaksiat dengan amanat sangatnya

air matapun kini menjadi sahabat mu,,,,,

hati mu berkata kata sungguh aku telah menipu dan merusak diri ku sendiri,kisah kisah ku kelam dan penuh dengan lumpur-lumpur dosa dan nista, seperti penjahat, seperti bajingan,seperti iblis kini hatimu perih,seperti di iris seperti bukan bukan manusia lagi...

itulah suara hati mu di saat nyawamu lepas perlahan lahan meninggalkan jasad mu...

"masa masa sehat yang harus di gunakan untuk kebaikan dan ibadah pergi secepat kilat bersama perginya nafas terakhir dari tubuhmu,,,

"Di mana masa jaya mu yang dulu berlimpah ruah dengan harta dan bendaserta rezeki yang di berikan ILAHI sangatlah banyak dan mudah namun kini tiada berarti dan tidak berbekas dengan kebaikan,sekalipun engkau sadakohnamun disertai sifat ria, sumbangan mu dengan syarat, bantuan mu untuk orang lain selalu berharap pamrih.

karena diri mu terikat dengan rasa takut kurang dan takut miskin bila beramal,,,,

Akhirnya Jenazah mu di antar oleh orang orang yang memaki diri mu yang tersimpan dalam hatinya

Akhirnya Jenazah mu di antar oleh orang orang yang akan merampas kembali kebahagiaan mu di alam kubur

Akhirnya Jenazah mu di antar oleh orang orang yang bersaksi bahwa diri mu wajar di azab berat dan di himpit bumi

Akhirnya Jenazah mu di tinggalkan dengan kisah yang baru kini diri mu sudah memasuki babak baru

فَبِأَيِّآلَاءرَبِّكُمَاتُكَذِّبَانِ

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.

Wahai Saudara-Saudariku maka jadikanlah kisah ini sebagai perenungan dalam kehidupan mu,
selagi kita masih diberikan kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri.
Sekian dahulu coretan ini semoga berman faat bagi diriku juga bagi diri-mu. Wassalam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar