Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al Qur’an,
1. Keimanan : beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas sesuatu nikmat itu bagi Allah karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala Nikmat yang terdapat dalam alam ini.
Diantara nikmat itu ialah : Nikmat menciptakan nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata “ Rabb “ dalam kalimat Rabbul-‘aalamiin tidak hanya berarti “ Tuhan “ dan “ Penguasa” tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan.
Hal ini menunjukan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhanlah Yang Maha Berkuasa di alam ini.
Pendidikan penjagaan dan penumbuhan oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam Ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masrakat .
Oleh karena keimanan (KETAUHIDAN) itu merupakan masalah pokok, maka di dalam Surat Al faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka nasta’iin (hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan ) Yang dimaksud dengan “Yang menguasai hari pembalasan “ ialah pada hari itu Allahlah Yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya, sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya.
Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. “ Ibadat” yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah Selanjutnya mari kita lihat catatan 5 ayat, surat Al Faatihah.
2. Hukum-hukum: Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat. Maksud “Hidayah” di sini ialah Hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat , baik yang mengenai keyakinan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.
3. Kisah-kisah: Kisah para Nabi dan kisah orang-borang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar dari ayat –ayat Al Qur’an membuat kisah-kisah para nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para Shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), Syuhadaa (orang-orang yang mati syahid), Syaalihiin dan
( orang-orang Saleh).Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam. Perincian yang telah disebutkan diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Qur’an pada surat-surat yang lain.
1)Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (1).
2) Segala Puji (2) Bagi Allah Tuhan semesta alam (3)
3) Maha pemurah lagi Maha Penyayang,
4) Yang menguasai (4) hari pembalasan (5)
5) Hanya kepada Engkaulah kami menyembah (6) dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan
6) Tunjukilah kami (8) jalan yang lurus,
7) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka ; bukan (jalan) mereka yang dimurkai (orang-orang yang mengetahui kebenaran dan meninggalkannya), dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (orang-orang yang meninggalkan kebenaran karena ketidak tahuan dan kejahilan).
(9) keterangan Catatan
1 Berarti : Saya memulai membaca Al–Faatihah ini dengan menyebut nama Allah. Tiap-tiap pekerjaan yang baik itu hendaknya dimulai dengan menyebut nama Allah, seperti makan minum, menyembelih binatang untuk dimakan dan sebagainya.
Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya ; yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tetapi mahkhluk membutuhkan-Nya.
Ar Rahmaan ( Maha Pemurah ) : salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhlu-Nya.
Sedangkan Ar Rahiim ( Maha Penyayang) memberi pengertian, bahwa Allah senantiasa bersifat rahmat yang menyebabkan Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada mahluk-Nya.
2 Alhamdu (segala puji). Memuji orang adalah karena perbuatanya yang baik yang dikerjakan dengan kemauannya sendiri. Maka memuji Allah berati;menyanjung-Nya karena perbuatan-Nya yang baik.
Lain halnya dengan Syukur yang berarti mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya.
Kita menghadapkan segala puji kepada Allah ialah karena Allah adalah sumber dari segala kebaikan yang patut di puji.
3 Rabb (Tuhan) berarti Tuhan yang dita’ati Yang Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Lafazh “Rabb” Tidak dapat dipakai selain untuk ‘Tuhan kecuali kalau ada sambunganya, seperti rabul-bait (tuan rumah).
Alamin (semesta alam) Semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari perbagai-bagai jenis dan macam seperti ;alam manusia,alamhewan, alam tumbuh-tubuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah pencipta semua itu.
4 Maalik (Yang Menguasai), dengan memanjangkan “mim” ia berarti ; Pemilik (Yang empunya). Dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekan “Mim” ia berati Raja.
5 Yaumiddin (hari pembalasan) hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk.
6 Na’budu diambil dari kata ‘ibadah ;kepatuhan dan ketundukan yang di timbulkan oleh perasaan tentang kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena keyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
7 Nasta’iin (minta pertolongan),diambil dari kata isti’ aanah; mengharap bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup diselesaikan dengan tenaga sendiri.
8 Ihdna (tunjukilah kami) , diambil dari kata hidayyah;memberi petunjuk kesuatu jalan yang benar.Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayyah saja, tetapi memberi taufiq.
9 Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Demikianlah kajian ini semoga ada manpaatnya buat kita semua dalam meneratas jalan untuk menggapai keredhaan dari Pada-Nya. Aamiin Ya Robbal alamiin. Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar