Minggu, 31 Agustus 2014

Hikmah Kutipan Bagian ke : 7 ), ~ Kitab "Sirr al-asrar fi ma yahtaju Ilahi al-abrar"

Atau Kitab "Rahasia Dalam Rahasia-rahasia yangKebenarannya Sangat Diperlukan".

7: ILMU PENGETAHUAN DAN PERKEMBANGAN KEROHANIAN

Ilmu pengetahuan zahir tentang benda-benda yang sebenarnya dibagi menjadi dua belas bagian dan ilmu pengetahuan batin juga dibagi menjadi dua belas bagian. 

Bagian-bagian tersebut dibagi di antara orang awam dan orang khusus, hamba-hamba Allah yang sejati, menurut tingkat kemampuan dan kemampuan mereka.

Untuk tujuan yang berhubungan dengan kita pembicaraan ilmiah tentang ini dibuat dalam empat bagian. Bagian pertama melibatkan aturan agama,tentang kewajiban dan larangan berhubungan dengan hal-hal dan peraturan di dalam dunia ini.

 Kedua menyentuh soal pengertian atau maksud internal sertatujuan peraturan tersebut dan bagian ini dinamakan bidang kerohanian yaitu pengetahuan tentang hal-hal yang tidak nyata. 

Ketiga tentang hakikat spiritual yang tersembunyi yang dinamakan kearifan. 

Ke empat tentang fakta internal fakta yaitu tentang kebenaran yang sebenar-benarnya. 
Manusia yang sempurna harus mempelajari semua bidang atau bagian tersebut dan mencari jalan ke arahnya.
Nabi saw bersabda,

 "Agama adalah pohon, spiritualitas adalah dahannya, kearifan (makrifat) adalah daunnya, kebenaran (fakta) adalah buahnya. 

Al-Qur'an dengan komentarnya, keterangannya, terjemahannya dan ibarat-ibaratnya memiliki semuanya itu....
 ". Di dalam buku al-Najma kata-kata tafsir, ulasan dan takwil serta terjemahan melalui ibarat dapat dimengerti sebagai:

( review terhadap Quran adalah deskripsi dan detail untuk bunga pemahaman orang awam ), sementara terjemahan melalui ibarat adalah deskripsi tentang maksud yang tersirat yang bisa diselami melalui tafakur yang mendalam serta memperoleh ilham sebagaimana yang dialami oleh orang-orang beriman yang sejati. 

Terjemahan yang demikian adalah untuk hamba-hamba Allah yang khusus lagi teguh, terus didalam suasana spiritual mereka dan teguh dengan pengetahuan yang memungkinkan mereka membuat pertimbangan yang benar. 

Kaki mereka teguh berpijak di atas bumi sementara hati dan pikiran mereka menjulang ke ilmu ketuhanan. Dengan rahmat Allah keadaan terus begini yang tidak bercampur dengan keraguan di tempatkan dipusat hati mereka. 

Hati yang teguh dalam suasana ini sesuai dengan bagian kalimat tauhid "La ilaha illa Llah", pengakuan terakhir keesaan.

"Dia-lah yang menurunkan Kitab kepadamu. Sebagiannya adalah ayat-ayat yang menghukum, yaitu ibu-ibu bagi Kitab, dan (sebagian) yang lain adalah ayat-ayat yang perlu takwil. 

Adapun orang-orang yang di hati merekaada kesesatan mencari-cari apa yang ditakwil darinya karena akan membuat fitnah dan karena hendak membuat takwilnya sendiri padahal tidak mengetahui takwilnya melainkan Allah dan orang-orang yang teguh kuat di dalam ilmu berkata, 'Kami beriman kepadanya (karena) semua itu dari Tuhan kami ', dan tidak mengerti melainkan orang-orang yang memiliki pikiran ". (Surah Imraan, ayat 7)

Jika pintu kepada ayat ini terbuka akan terbuka juga semua pintu-pintu ke alam rahasia batin.
Hamba Allah yang sejati berkewajiban melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 
Dia juga harus melawan ego dirinya dan mengekang kecenderungan jasad yang tidak sehat. 

Dasar penentangan ego terhadap agama adalah dalam bentuk khayalan dan gambaran yang bertentangan dengan kenyataan. 

Pada tingkat spiritual ego yang khianat itu mendorong seseorang untuk mengakui dan mengikuti alasan dan dorongan yang hanya hampir dengan kebenaran (bukan kebenaran yang sejati), meskipun risalat nabi dan fatwa wali yang telah diubah, juga mengikuti guru yang menurutnya salah. 

Pada tingkat makrifat ego mencoba mendorong seseorang agar mengakui kewalian dirinya sendiri bahkan ego juga menyeret seseorang kepada mengakui ketuhanannya - dosa paling besar menganggapkan diri sendiri sebagai berafiliasi dengan Allah. 

Allahberfirman:
"Tidakkah kamu perhatikan orang yang mengambil hawa nafsunya sebagai tuhan .." (Surah Furqaan, ayat 43).

Tapi tingkat kebenaran sejati adalah berbeda. Ego dan iblis tidak bisa sampai ke sana. Bahkan malaikat juga tidak sampai ke sana. Siapapun kecuali Allah jika sampai ke sana pasti terbakar. 

Jibril berkata kepada Nabi Muhamamd saw pada perbatasan tingkat ini, "Jika aku maju satu langkah lagi aku akan terbakar menjadi abu".

Hamba Allah yang sejati bebas dari pertandingan egonya dan iblis karena dia dilindungi oleh perisai keikhlasan dan kesucian.

"Ia (iblis) berkata: 
Maka demi kemuliaan-Mu, aku akan sesatkan mereka semuanya, kecuali di antara mereka hamba-hamba-Mu yang dibersihkan". (Surah Shad, ayat 82 & 83).

 Manusia tidak dapat mencapai hakikat kecuali dia suci murni karena atribut keduniaannya tidak akan meninggalkannya sampai fakta menyata dalam dirinya. Ini adalah keikhlasan sejati. 

Kejahilannya hanya akan meninggalkannya bila dia menerima pengetahuan tentang Zat Allah. Ini tidak dapat dicapai dengan pelajaran; hanya Allah tanpa mediasi dapat mengajarinya.

 Bila Allah Yang Maha Tinggi sendiri yang menjadi Guru, Dia karuniakan ilmu yang dari-Nya sebagaimana Dia lakukan kepada Khaidhir. Kemudian manusia dengan kesadaran yang diperolehnya sampai ke tingkat makrifat di mana dia mengenal Tuhannya dan menyembah-Nya yang dia kenal.

Orang yang sampai kepada suasana ini memiliki penyaksian rohsuci dan dapat melihat kekasih Allah, Nabi Muhamamd saw Dia dapat berbicara dengan beliau tentang segala hal dari awal hingga akhir dan semua nabi-nabi yang lain memberikannya kabar gembira tentang janji konsolidasi dengan yang dikasihi. 

Allah menggambarkan suasana ini:
"Karena Barangsiapa taat kepada Allah dan rasul-Nya,maka mereka beserta orang-orang yang diberi nikmat dari nabi-nabi, Siddiqin,syuhada dan salihin dan Alangkah baiknya mereka ini sebagai sahabat dekat". (Surah Nisaa ', ayat 69).

Orang yang tidak dapat menemukan pengetahuan ini di dalam dirinya tidak akan menjadi arif meskipun dia membaca seribu buah buku. 

Nikmat yang dapat diharapkan oleh orang yang mempelajari ilmu zahir adalah surga; disana semua yang dapat dilihat adalah kenyataan sifat-sifat Ilahi dalam bentuk cahaya. Tidak peduli seberapa sempurna pengetahuannya tentang hal nyata yang dapat dilihat dan terpercaya 

Itu tidak membantu seseorang untuk masuk kesuasana kesucian dan mulia, yaitu mendekatkan dengan Allah, karena kita harus terbang ke tempat tersebut dan untuk terbang harus dengan ke dua sayap. Hamba Allah yang sejati adalah yang terbang ke sana dengan menggunakan dua sayap, yaitu pengetahuan zahir dan pengetahuan batin, tidak pernah berhenti di tengah jalan,tidak tertarik dengan apa saja yang ditemukan dalam perjalanannya. 

Allahberfirman melalui rasul-Nya:
"Hamba-Ku, jika kamu ingin masuk ke kesucian dekat dengan-Ku jangan pedulikan dunia ini atau alam tinggi para malaikat, tidak juga yang lebih tinggi di mana kamu dapat menerima sifat-Ku yang suci".

Dunia materi ini menjadi godaan dan tipu daya setan kepada orang yang berilmu. Alam malaikat menjadi dorongan kepada orang yang bermakrifat dan suasana sifat-sifat Ilahi menjadi godaan bagi orang yang memiliki kesadaran terhadap fakta. 

Siapa yang puas dengan salah satu dari yang demikian akan terhalang dari karunia Allah yang membawanya hampir denganZat-Nya. 

Jika mereka tertarik dengan godaan dan rangsangan tersebut mereka akan berhenti, mereka tidak dapat maju lagi ke depan, mereka tidak bisa terbang lebih tinggi lagi. Meskipun tujuan mereka adalah tinggal sejarak dengan Pencipta mereka tapi tidak lagi bisa sampai ke sana. 

Mereka telah terpedaya, karena mereka hanya tinggal memiliki satu sayap.
Orang yang mencapai kesadaran tentang fakta yang sebenarnya, menerima rahmat dan karunia dari Allah yang tidak pernah mata melihatnya dan tidak pernah mendengarnya, dan tidak pernah hati mengetahui namanya. 

Inilah surga jarak dan kedekatan dengan Allah. 
Di sana tidak ada mahligai permata juga tidak ada bidadari yang cantik sebagai pasangan. 
Sehingga dengan demikian semoga manusia mengetahui nilai dirinya dan tidak berkehendak, tidak menuntut apa yang tidak layak baginya. 

Ali ra berkata, 
"Semoga Allah merahmati orang yang mengetahui harga dirinya, yang tahu menjaga diri agar berada di dalam perbatasannya, yang memelihara lidahnya, yang tidak menghabiskan waktu dan umurnya di dalam ke sia-sia'an".

Orang yang berilmu harus menyadari bahwa bayi roh yang lahir dalam hatinya adalah pengenalan tentang kemanusiaan yang nyata, yaitu insan yang sejati. 

Dia harus mendidik bayi hati, dengan ajarkan keesaanNya dengan melalui wawasan dan ilmu pengetahuan secara berkelanjutan dan menyadari tentang keesaanNya . "Kemudian tinggalkan keduniaan materi ini yang multi-bilang, cari alam spiritual, alam rahasia di mana tidak ada yang lain kecuali Zat Allah. 

Dalam kenyataannya di sana bukan tempat, itu tidak ada awal dan tidak ada akhir. 

Melainkan Bayi hati terbang melewati padang yang tiada habisnya itu, dan menyaksikan hal-hal yang tidak pernah dilihat mata sebelumnya, tidak ada yang bercerita tentangnya, tiada siapa bisa menggambarkannya. 

Tempat yang menjadi rumah tinggal bagi mereka yang meninggalkan diri mereka dan menemukan keesaan denganTuhan mereka, mereka yang memandang dengan pandangan yang sama dengan Tuhan mereka, pandangan dalam keesaanNya. 

Bila mereka menyaksikan keindahan dan kemuliaanTuhan mereka tidak ada apa lagi yang tinggal dengan mereka. Bila dia melihat matahari dia tidak bisa melihat yang lain, dia juga tidak dapat melihat dirinya sendiri. 

Bila keindahan dan kemurahan Allah menjadi nyata apa lagi yang tinggal dengan seseorang? 
Tidak ada apa-apa lagi..!

Nabi saw bersabda, 

"Seseorang harus dilahirkan dua kali untuk sampai ke alam malaikat ini". Iyaitu adalah kelahiran kedua maksudnya hidup setelah mati dan mati sebelum mati, artinya dia telah melepaskan segala pengaruh dari perbuatan dan kelahiran rohani dari jasadnya. 

Kemungkinan kalian bertanya adkah yang demikian di antara manusia, karena ini adalah suatu keanehan dan ta logis ya disinilah letak rahasianya manusia. Ia lahir dari percampuran pengetahuan tentang agama dan kesadaran terhadap fakta, sebagaimana bayi lahir hasil pencampuran dari dua titik air.

Namun manusia lupa saat ketika dia baru lakhir dia hanya bisa menangis dan melepaskan segala hasrat hatinya kepa Sang Pencipta tanpa meminta dan berharap melainkan hanya berupaya dengan tangisnya.

Allah berfirman :
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes (mani) yang bergiliran, yang Kami berikan percobaan kepada mereka,yaitu Kami jadikan dia mendengar dan melihat". (Surah Insaan, ayat 2).

Bila maksud menjadi nyata dalam keberadaan itu menjadi mudah untuk melewati bagian yang dangkal dan masuk ke dalam laut penciptaan dan membenamkan dirinya ke dasar hukum-hukum aturan Allah. Sekalian alam kebendaan ini hanyalah satu titik jika dibandingkan dengan alam spiritual. 

Dan hal ini baru bisa dipahami bila semua telah dijalani dan tidak ada kekuatan spiritual dan cahaya keajaiban yang bersifat ketuhanan, apabila tanpa berbekalkan kekuatan iman dan sesungguhnya karena fakta yang sebenarnya, hanya memancar ke dalam dunia tanpa kata dan tanpa suara.

Demikianlah bahasan untuk kali ini dan semoga saja bermanfaat sekian dan Wassalam,- 

Rabu, 27 Agustus 2014

Hikmah Kutipan Kitab "Sirr al-asrar fi ma yahtaju Ilahi al-abrar" Bagian ke : 8 ), ~

Atau Kitab "Rahasia Dalam Rahasia-rahasia Yang Kebenarannya Sangat Diperlukan".

8: TAUBAT DAN PENGAJARAN MELALUI KATA

Tahap-tahap dan tahap-tahap perubahan spiritual telah disebut. Namun disini perlu ditegaskan bahwa setiap tingkat dicapai terutama dengan taubat. 

Bolehlah dipelajari cara bertaubat dengan orang yang mengetahui cara melakukannya dan yang telah sendirinya bertobat. 

Taubat yang nyata dan komprehensif merupakan langkah pertama di dalam perjalanan.
"(Ingatlah) tatkala orang-orang kafir itu adakan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah. Lalu Allah turunkan ketenteraman atas rasul-Nya dan atas mukmin. 

Dan Dia wajibkan mereka (ucapkan) kata menjaga keamanan (taubat) karena mereka lebih berhak dengan itu, dan memang (mereka) ahlinya, dan adalah Allah mengetahui segala sesuatu ".(Surah Fath, ayat 26).

Kondisi takutkan Allah memiliki maksud yang sama dengan kalimat "La ilaha illa Llah" - tidak ada Tuhan, tidak ada apa-apa, kecuali Allah. Bagi orang yang mengetahui ini akan ada perasaan takut kehilangan-Nya, kehilangan perhatian-Nya, cinta-Nya, ampunan-Nya; 

Dan dia takut serta malu melakukan kesalahan sedangkan Dia melihatNya, dan takut azab-Nya. Jika seseorang itu kalau tidak demikian maka dia harus mendapatkaan orang yang takut kepada Allah dan menerima kondisi rasa ketakut akan Allah itu dari orang bersangkutan.

Sumber dari mana kata itu diterima harus bersih dan suci dari segala sesuatu kecuali Allah, dan siapa yang menerimanya harus ada kemampuan untuk membedakan antara perkataan orang yang suci hatinya dengan kata orang umum. 

Penerimanya harus menyadari cara kata itu diucapkan, karena katayang bunyinya sama mungkin memiliki maksud yang jauh berbeda. 

Tidak mungkin kata yang datangnya dari sumber yang asli sama dengan kata yang berasal dari sumber lain.

Hatinya menjadi hidup bila dia menerima benih tauhid dari hati yang hidup karena benih yang demikian sangat subur, itulah benih kehidupan. Tidak ada yang tumbuh dari benih yang kering lagi ada kehidupan.Kalimah suci "La ilaha illa Llah" disebut dua kali di dalam Quran menjadi bukti.

"(Karena) ketika dikata kepada mereka" Tidak adaTuhan melainkan Allah "mereka membual. Dan mereka berkata, 'Apakah kami harus meninggalkan tuhan-tuhan kami buat (menurut) seorang penyair dan gila?"
(Surah Shaaffaat. Ayat 35 & 36).

Ini adalah kondisi umum yang baginya penampilan luar termasuk keberadaan lahiriah adalah dewa.
"Jadi Ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah.Dan mintalah perlindungan bagi buah amal kamu, dan bagi mukmin dan mukminat,dan Allah mengetahui tempat usaha kamu (di siang hari) dan tempat kembali kamu(pada malam hari) ". (Surah Muhammad, ayat 19).

Firman Allah ini menjadi panduan kepada orang-orang beriman yang tulen yang takutkan Allah.
Ali ra meminta Rasulullah saw mengajarkan kepadanya cara yang mudah, paling bernilai, paling cepat pada keselamatan. Beliau menunggu Jibril memberikan jawabannya dari sumber Ilahi. 

Jibril datang dan mengajarkan beliau mengucapkan "La ilaha" sambil memusingkan mukanya yang diberkati ke kanan, dan mengucapkan "illa Llah" sambil memusingkan mukanya ke kiri, ke arah hati sucinya yang diberkati. Jibril mengulangi tiga kali;

Nabi saw mengulanginya tiga kali dan mengajarkan yang demikian kepada Ali ra dengan mengulanginya tiga kali juga. Kemudian beliau mengajarkan yang demikian kepada sahabat-sahabat beliau. Ali ra merupakan orang yang pertama bertanya dan menjadi orang yang pertama diajarkan.

Kemudian satu hari setelah kembali dari perang, Nabi saw berkata kepada pengikut-pengikut beliau, "Kita baru kembali dari peperangan yang kecil untuk menghadapi perang yang besar". Beliau merujuk kepada perjuangan dengan ego diri sendiri, keinginan yang rendah yang menjadi musuh kepada penyaksian kalimah tauhid. 

Beliau bersabda, "Musuh kamu yang paling besar ada di bawah rusuk kamu".

Cinta Ilahi tidak akan hidup sampai musuhnya, hawa nafsu badaniah kamu, mati dan meninggalkan kamu.
Awalnya kamu harus bebas dari ego kamu yang menyeret kamu kekejahatan. Kemudian kamu akan mulai memiliki suara hati yang belum lengkap,meskipun kamu masih belum sepenuhnya bebas dari dosa. 

Tapi kamu akan memiliki perasaan mengkritik diri sendiri dan itu belum cukup. Kamu harus melewati tahap tersebut ke tingkat di mana fakta yang sebenarnya dibukakan bagimu,kebenaran tentang benar dan salah. 

Kemudian kamu akan berhenti melakukan kesalahan dan akan hanya melakukan kebaikan. Dengan demikian diri kamu akanmenjadi bersih.

Di dalam melawan hawa nafsu dan menarik badan kamu, kamu harus melawan nafsu kehewanan - kerakusan, terlalu banyak tidur, pekerjaan yang sia-sia - dan menentang sifat-sifat hewan liar di dalam diri kamu - kekejian,marah, kasar dan berkelahi. 

Kemudian kamu harus usahakan membuang perangai-perangai ego yang jahat, takabur, sombong, dengki, dendam, serakah dan lain-lain penyakit tubuh dan hati kamu. Cuma orang yang melakukannya yang benar-benar bertobat dan menjadi bersih, suci murni dan murni.

"Sesungguhnya Allah kasih kepada orang yang bertobat dan memelihara kesuciannya". 
(Surah Baqarah, ayat 222).

Dalam melakukan taubat seseorang itu harus mengambilperhatian sehingga penyesalannya tidak ambigu dan tidak juga secara umum agar dia tidak jatuh ke dalam ancaman Allah: "Tidak peduli berapa banyak mereka bertobat mereka sebenarnya tidak menyesal. Taubat mereka tidak diterima ".

Ini ditujukan kepada mereka yang hanya mengucapkan kata-kata taubat tetapi tidak tahu sejauh mana dosa mereka, bahkan tidak mengambil tindakan perbaikan dan pencegahan. Itulah pertobatan yang biasa, taubat zahir yang tidak menusuk ke akar dosa. Ini adalah umpama orang yang mencoba menghilangkan rumput dengan memotong bagian di atas tanah tetapi tidak mencabut akarnya yang di dalam bumi. 

Tindakan yang demikian membantu rumput untuk tumbuh dengan lebih segar. Orang yang bertobat dengan mengetahui kesalahannya dan penyebab kesalahan itu bertekad tidak mengulanginya dan membebaskan dirinya dari kesalahan itu, mencabut akar pohon yang merusak itu. 

Cangkul yang digunakan untuk menggali akarnya, penyebab dosa-dosa, adalah pelajaran spiritual dari guru yang benar. Tanah harus dibersihkan sebelum ditanam pohon anggrek." Dan Kami memungkinkan perumpamaan kepada manusia supaya mereka memikirkannya". (Surah Hasyr, ayat 21).

"Dia-lah Penerima taubat hamba-hamba-Nya dan mengampuni dosa, dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan". (Surah Syura, ayat 25).

"Kecuali orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka itu Allah tukarkan kejahatan mereka dengan kebaikan karena adalah Allah itu Pengampun, Penyayang". (Surah Furqaan,ayat 70).

Ketahuilah taubat yang diterima tandanya adalah seseorang itu tidak lagi jatuh ke dalam dosa tersebut.
Ada dua jenis taubat, taubat orang dan taubat mukmin sejati. Masyarakat berharap meninggalkan kejahatan dan masuk ke kebaikan dengan cara mengingat Allah dan mengambil langkah usaha bersungguh-sungguh, meninggalkan hawa nafsunya dan kesenangan badannya dan menekankan egonya. 

Dia harusmeninggalkan ke egoannya yang ingkar terhadap aturan Allah dan masuk ke taat. Itulah taubatnya yang menyelamatkannya dari neraka dan memasukkannya ke dalam surga.

Orang mukmin sejati, hamba Allah yang asli, berada di dalam suasana yang jauh berbeda. Mereka berada pada makam makrifat yang jauh lebih tinggi dari makam orang umum yang paling baik. 

Sebenarnya bagi mereka tidak ada lagi anak tangga untuk dipanjat; mereka telah sampai ke jarak dengan Allah. Mereka telah meninggalkan kesenangan dan nikmat dunia ini dan menikmati kelezatan alam spiritual - rasa jarak dengan Allah, nikmat menyaksikan Zat-Nya dengan mata keyakinan.

Perhatian publik tertuju kepada dunia ini dan kesenangan mereka adalah merasakan nikmat materi dan eksistensi kebendaannya. Bahkan, jika keberadaan material manusia dan dunia adalah satu kesalahan begitu jugalah nikmat dan cacat yang paling baik darinya. Kata-kata yang diucapkan oleh orang arif,

"Kewujduan dirimu adalah dosa, menyebabkan segala dosa menjadi kecil jika dibandingkan dengannya". 
Orang arif selalu mengatakan bahwa kebaikan yang dilakukan oleh orang baik-baik tidak mencapai jarak dengan Allah tidak lebih dari kesalahan orang yang hampir dengan-Nya. 

Jadi, untuk mengajar kita memohon keampunan terhadap kesalahan yang tersembunyi yang kita sangkakan kebaikan, Nabi saw yang tidak pernah berdosa memohon ampunan dari Allah sebanyak seratuskali sehari. 

Allah Yang Maha Tinggi mengajarkan kepada rasul-Nya:
"Pintalah perlindungan bagi buah amal kamu dan bagi mukmin dan mukminat". (Surah Muhamamd, ayat 19).

Dia jadikan rasul-Nya yang suci murni sebagai teladan tentang cara bertaubat - dengan memohon kepada Allah agar menghilangkan ego seseorang, sifat-sifatnya dan dirinya, semuanya pada diri seseorang, mencabut keberadaan diri seseorang. Inilah taubat yang sebenarnya.

Taubat yang demikian meninggalkan segalanya kecuali Zat Allah, dan bertekad untuk kembali kepada-Nya, kembali ke jarak-Nya untuk melihat Wajah Ilahi. Nabi saw menjelaskan taubat yang demikian dengan sabda beliau, "Ada sebagian hamba-hamba Allah yang murni yang tubuh mereka berada di sini tetapi hati mereka berada di sana, di bawah arasy". 

Hati mereka berada di langit kesembilan, di bawah arasy Allah karena kesaksian suci terhadap Zat-Nya tidak mungkin terjadi pada alam bawah.

Di sini hanya pernyataan atau pengungkapan sifat suci-Nya yang dapat disaksikan, memancar ke atas cermin yang bersih milik hati yang suci. 

Umar berkata, "Hatiku melihat Tuhanku dengan cahaya Tuhanku". Hati yang suci adalah cermin di mana keindahan, kemuliaan dan kesempurnaan Allah memancar. Nama lain yang diberi kepada suasana ini adalah pembukaan (kasyaf),menyaksikan sifat-sifat Ilahi yang suci.

Untuk mendapatkan suasana tersebut, untuk membersihkan dan menyinarkan hati, perlulah kepada guru yang matang, yang di dalam keesaan dengan Allah, yang disanjung dan dimuliakan oleh semua, dahulu dan sekarang. 

Guru tersebut harus telah sampai ke makam jarak dengan Allah dan dikirim balik ke alam rendah oleh Allah untuk membimbing dan menyempurnakan mereka yang layak tetapi masih memiliki cacat.

Di dalam penurunan mereka untuk melakukan tugas tersebut wali-wali Allah harus berjalan sesuai dengan sunnah Rasulullah saw dengan mengikuti teladan beliau, tetapi tugas mereka berbeda dengan tugas rasul. 

Rasul diutus untuk menyelamatkan orang banyak dan juga orang-orang yang beriman.Guru-guru tadi pula tidak dikirim untuk mengajar semua orang tetapi hanya sejumlah yang dipilih saja. Rasul-rasul diberi kebebasan dalam menjalankan tugas mereka, sementara wali-wali yang mengambil tugas sebagai guru harus mengikuti jalan rasul-rasul dan nabi-nabi.

Guru spiritual yang mengaku diri mereka merdeka, menyamaka ndirinya dengan nabi, jatuh kepada kesesatan dan kekafiran. Bila Nabi saw mengatakan sahabat-sahabat beliau yang arif adalah umpama nabi-nabi Bani Israil, beliau memaksudkan lain dari ini - karena nabi-nabi yang datang setelah Musa as semuanya mengikuti prinsip agama yang dibawa oleh Musa as Mereka tidak membawa aturan baru. 

Mereka mengikuti hukum yang sama. Seperti mereka juga orang-orang arif dari kalangan umat Nabi Muhammad saw yang bertugas membimbing sebagian dari orang-orang suci yang dipilih, mengikuti kebijaksanaan Nabi saw, tetapi menyampaikan perintah dan larangan dengan cara baru yang berbeda, terbuka dan jelas, menunjukkan kepada murid-murid mereka dengan perbuatan yang mereka kerjakan pada waktu dan kondisi yang berbeda.

 Mereka memberikan dorongan kepada murid-murid mereka dengan menunjukkan kelebihan dan keindahan prinsip-prinsip agama. Tujuan mereka adalah membantu pengikut mereka menyucikan hati yang menjadi situs untuk membena tugu makrifat.

Dalam semua itu mereka mengikuti teladan dari pengikut Rasulullah saw yang terkenal sebagai 'orang yang memakai baju bulu' yang telah meninggalkan semua kegiatan keduniaan untuk berdiri di pintu Rasulullah saw dan mendekati beliau. 

Mereka menyampaikan kabar sebagaimana mereka menerimanya secara langsung dari mulut Rasulullah saw Dalam jarak mereka dengan Rasulullah saw mereka telah sampai ke tahap di mana mereka dapat berbicara tentang rahasia israk dan mikraj Rasulullah saw sebelum beliau membuka rahasia tersebut kepada sahabat-sahabat beliau.

Wali-wali yang menjadi guru memiliki jarak yang sama dengan Nabi saw dengan Tuhannya. Amanah dan perawatan terhadap ilmu ketuhanan yang sama diberikan kepada mereka. Mereka adalah Pemegang bagian dari kenabian, dan diri batin mereka aman di bawah perawatan Rasulullah saw

Tidak semua orang yang memiliki ilmu berada di dalam kondisi tersebut. 
Melainkan hanya mereka yang sampai ke situ adalah yang lebih dekat kepada Rasulullah saw dari anak-anak dan keluarga mereka sendiri dan mereka adalah umpama anak-anak spiritual Rasulullah saw yang perhubungannya lebih erat dari hubungan darah. 

Mereka adalah pewaris nyata kepada Nabi s.a.w. Anak yang sejati memiliki zat dan rahasia ayahnya pada penampilan lahiriah dan juga pada batinnya. Nabi saw menjelaskan rahasia ini, "Ilmu khusus adalah umpama harta rahasia yang hanya mereka yang mengenal Zat Allah bisa mendapatkannya. 

Namun bila rahasia itu dibukakan orang yang memiliki kesadaran dan ikhlas tidak menafikannya".
Ilmu tersebut dimasukkan ke Nabi saw pada malam beliau mikraj kepada Tuhannya. Rahasia itu tersembunyi di dalam diri beliau di baliktiga ribu tabir hijab. 

Beliau tidak membuka rahasianya melainkan kepada sebagian pengikut beliau yang sangat dekat dengan beliau. Dan dengan melalui penyebaran dan keberkatan rahasia inilah Islam akan terus memerintah sampai ke harikiamat.

Pengetahuan batin tentang yang tersembunyi membawa seseorang ke rahasia tersebut. Sains, kesenian dan keterampilan keduniaan adalah umpama kerangka kepada pengetahuan batin. 

Mereka yang memiliki pengetahuan kerangka itu bolehlah mengharapkan satu hari nanti mereka diberi kesempatan untuk memiliki apa yang di dalam kerangka. Sebagian dari mereka yang berilmu memiliki apa yang harus dimiliki oleh seorang manusia umumnya sementara sebagian yang lain menjadi anggota dan memelihara ilmu tersebut dari hilang. 

Ada orang yang menyeru kepada Allah dengan nasihat yang baik. 
Sebagian dari mereka mengikuti sunnah Nabi saw dan dipimpin oleh Ali ra yang menjadi pintu ke gedung ilmu yang melaluinya masuklah mereka yang menerima undangan dari Allah.

"Serulah ke jalan Tuhanmu dengan bijaksana dan nasihat dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik". (Surah Nahl, ayat 125).

Maksud dan perkataan mereka adalah sama. Perbedaan padazahirnya hanyalah pada hal-hal detail dan cara pelaksanaannya.

Sebenarnya ada tiga makna yang tampak sebagai tiga jenis ilmu yang berbeda-dilakukan secara berbeda, tetapi diarahkan untuk yang satu sesuai dengan sunnah Rasulullah saw.
 Ilmu dibagi menjadi tiga yang tidak ada seorang manusia pun dapat menanggung seluruh beban ilmu itu juga tidak berupaya mengamalkan dengan sekaliannya.

Bagian pertama ayat di atas "Serulah ke jalan Tuhan mudengan bijaksana (hikmah)",
sesuai dengan makrifat, zat dan awal ke segala sesuatu, pemiliknya harus sebagaimana Nabi saw beramal sesuai dengannya. 

Iahanya diberikan kepada pria sejati yang berani, tentara spiritual yang akan mempertahankan posisinya dan menyelamatkan ilmu tersebut.

 Nabi saw bersabda, 
"Kekuatan semangat pria sejati mampu mengguncang gunung".
Gunung disini menunjukkan keberatan hati beberapa manusia. Doa pria sejati yang menjadi tentara spiritual dimakbulkan. Bila mereka menciptakan sesuatu itu terjadi,bila mereka menginginkan sesuatu hilang maka ia pun hilang.

"Dia berikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki,dan Barangsiapa dikaruniai hikmah maka sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak". (Surah Baqarah, ayat 269).

Jenis kedua adalah ilmu zahir yang disebut Quran sebagai"seruan yang baik". Ia menjadi kulit kepada hikmah kebijaksanaan rohani. Mereka yang memilikinya menyeru kepada kebaikan, mengajarkan manusia berbuat baik dan meninggalkan larangan-Nya. 

Nabi s.a.w memuji mereka. Orang yang berilmu menyeru dengan lemah lembut dan baik hati, sementara yang jahil menyeru dengan kasar dan kemarahan.

Jenis ketiga adalah ilmu yang menyentuh kehidupan manusia didalam dunia. Ia disebut sebagai ilmu agama (syariat) yang menjadi sarang kepada hikmah kebijaksanaan (makrifat).

 Ini adalah ilmu yang dialokasikan kepada mereka yang menjadi pemerintah manusia; menjalankan keadilan atas sesama manusia; pemerintahan manusia atas sesama manusia.

 Bagian terakhir ayat Quran yang di atas tadi menceritakan tugas mereka "dan bicaralah dengan mereka dengan cara yang lebih baik". Mereka ini menjadi kenyataan kepada sifat Allah "al-Qahhar" Yang Maha Keras. Mereka berkewajiban menjaga aturandi kalangan manusia sesuai dengan hukum Tuhan, seumpama sabut melindungi tempurung dan tempurung melindungi isi.

Nabi saw menyarankan, "Biasakan dirimu berada di dalam dewan orang-orang arif, taatlah kepada pemimpin kamu yang adil. 

Allah Yang MahaTinggi menghidupkan hati dengan hikmah seperti Dia jadikan bumi yang mati hidup dengan tanaman dengan menurunkan hujan ". Beliau juga bersabda,"Hikmah adalah harta yang hilang bagi orang yang beriman, dikutipnya dimana saja ditemuinya".

Bahkan kata yang diucapkan oleh manusia biasa datangnya dari Loh Terpelihara menurut hukum Allah terhadap segala hal dari awal sampai akhir.Loh itu disimpan pada alam tinggi pada akal asbab tetapi kata diucapkan menurut makam seseorang.

Kata mereka yang telah mencapai makam makrifat adalah langsungdari alam tersebut, makam jarak dengan Allah. Di sana tidak ada perantara.

Ketahuilah bahwa semua akan kembali ke asal mereka. Hati,zat, harus dikejutkan; Dan jadikanlah hidup ini untuk mencari jalan kembali ke asalnyayang suci murni.

Dan' Ia harus mendengar seruan. 
Seseorang itu harus mencari orang-orang yang dari seruan itu muncul, melalui zahir seruan. 
Itulah guru yang sebenarnya. 

Ini adalah merupakan kewajiban bagi kita sebagai generasi penerus.

Baginda Nabi saw bersabda,
"Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap orang Islam lelaki dan perempuan". 
Adapun Ilmu yang merupakan tahap terakhir dari semua ilmu, iaitu adalah ilmu makrifat, ilmu yang akan membimbing seseorang kepada asalnya, kesejatiannya yang nyata (fakta).

Sedangkan Ilmu yang lain cukuplah sekedar memenuhi kebutuhannya. 
Sebab Allah menyukai mereka yang meninggalkan ambisi dan angan-angan kepada keduniawian, dan kemuliaan serta kebesarannya,hanya kepada kepentingan duniawi semata dan ini bisa mencegah seseorang kepada Allah.

"Katakanlah:" Aku tidak meminta kepadamu upah atas (menyampaikan) nya, kecuali percintaan (kepadaku) lantaran kerabat ".(Surah Syura, ayat 23).

Bismillah Alhamdulillah Yaa Sayidi Yaa Rasulullah...
Demikianlah yang dapat kusampaikan saat ini dan Insya Allah bersambung...>

Hikmah Kutipan Bagian ke 9), ~ Kitab "Sirr al-asrar fi ma yahtaju Ilahi al-abrar"

Atau Kitab "Rahasia Dalam Rahasia. Yang Rahasia Kebenarannya Sangat Diperlukan".


9: KEROHANIAN ISLAM DAN AHLI SUFI

Sufi adalah kata Arab - saf, yang berarti murni. Alam batin sufi dipersucikan, menjadi murni dan diterangi oleh cahaya makrifat, penyatuan dan kesatuan.

Istilah sufi dikaitkan juga dengan bidang kerohanian mereka yang selalu terhubung dengan sahabat-sahabat Rasulullah saw yang dikenal sebagai 'faksi yang memakai baju bulu'.

Saf, adalah pakaian bulu yang kasar dan menggambarkan keadaan mereka yang miskin lagi hina.

Di dalam kesempatan kehidupan dunia ini.
Mereka selalu menghemat di dalam makanan, minuman dan lain-lain.

Dalam buku 'al-Majm' ada dikatakan,
"Apa yang terjadi kepada anggota suluk yang suci adalah pakaian dan kehidupan mereka sangat sederhana dan hina".

Meskipun mereka terlihat tidak menarik secara keduniaan tetapi hikmah kebijaksanaan (makrifat) mereka ternyata pada sifat mereka yang lemah lembut dan halus, adapun yang membuat mereka menarik kepada siapapun yang mengenali mereka.

Mereka menjadi contoh kepada alam manusia.
Mereka dipandu ilmu Ilahi. Pada pandangan Tuhan mereka berada pada martabat pertama kemanusiaan.

Dalam pandangan mereka yang mencari Tuhan faksi sufi ini terlihat cantik meskipun pada zahirnya tampak buruk.

Mereka harus dikenal dan mampu mengenali, dan mereka harus dengan cara itu ya mereka harus sama satu sama yang lainnya, karena mereka semua berada pada makam keesaan dan harus nyata sebagai satu.

Dalam bahasa Arab kata tasawwuf, kerohanian Islam, terdiri dari empat huruf - 'ta', 'sin', 'wau' dan 'pa' (t, s, w, f). Huruf pertama, t, berarti taubat.

Langkah pertama yang harus diambil pada jalan ini terdiri dari dua hal, pertama syariat zahir dan kedua batin.

Taubat zahir dalam perkataan, perbuatan dan perasaan, menjaga kehidupan agar bebas dari dosa dan kesalahan dan cenderung untuk berbuat kebaikan dan ketaatan;

Selanjutnya meninggalkan keburukan dan sifat-sifat yang sekiranya akan menjadikan pertentangan, untuk mencari kesejahteraan dan kedamaian.

Taubat batin dilakukan oleh hati.
Penyucian hati dari hawa nafsu duniawi yang penuh denan huru hara dan bertekad ingin bulatkan hati untuk mencapai alam ketuhanan.

Taubat - mengawasi kesalahan dan meninggalkannya, serta menyadari kebenaran dan berjuang ke arahnya - sehingga dapat membawa seseorang itu ke langkah kedua.

Langkah kedua adalah damai dan sejahtera, safa. Huruf 's' adalah simbolnya.

Dalam tahap ini juga ada dua langkah yang perlu diambil. Pertama adalah menuju kesucian di dalam hati dan kedua menuju pusat hati.

Hati yang tenang datang dari hati yang bebas dari kesusahan, keresahan yang disebabkan oleh masalah materi semua masalah ini, diantaranya makan, minum, tidur, dan dari berkata yang sia-sia.

Dunia ini seumpama energi yang menarik bumi, menarik hati ke bawah, dan untuk membebaskan hati dari masalah tersebut hingga menyebabkan terjadi tekankan kepada hati.

Karena di sana adanya ikatan-ikatan - hawa nafsu dan keinginan, kepemilikan,tuk mencintai keluarga dan anak-anak - yang mengikat hati seni ke bumi dan mencegahnya terbang tinggi.

Adapun cara membebaskan hati, untuk menyucikannya, adalah dengan mengingat Allah.
Pada awal tingkatan ini ingatan yang terjadi secara eksternal, dengan mengulangi nama-nama Tuhan, serta selalu menyebut-menyebutnya dengan kuat-kuat sehingga kamu dan orang lain bisa mendengarnya.

Dan apabiila ingatan kepada-Nya sudah mulai tertanam maka teruslah tanamkan hingga masukan kedalam hati dan apapun yang terjadi yang ada dalam ingatanmu hanyalah ingat kepadaNya.

Dan teruslah ingatkan hal tersebut hingga benar-benar masuk ke dalam hatimu yang terdalam hingga tertanam dan diam di dalam Qolbumu apapun yang terjadi baik dalam gerak maupun diam.

Allah berfirman:
"Sesungguhnya orang mukmin itu adalah mereka yang apabila disebut (nama) Allah, takutlah hati-hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah menambah keimanan mereka, dan kepada Tuhan merekalah mereka kembali". (Surah Anfaal, ayat 2).

Takut kan Allah dalam ayat tersebut berarti (Khauf ) takut dan harap,hormat dan mencintai Allah.

Dengan ingatan dan mengucapkan nama-nama Allah hingga hatimu menjadi tenang dan terjaga dari ketiduran dan kelalaian, serta menjadi suci bersih dan bersinar.

Sehingga kemudian bentuk dan rupa dari alam gaib pun menyata di dalam hati.

Nabi sawbersabda,
"Ahli ilmu zahir mendatangi dan menerkam sesuatu dengan akal pikirannya sementara ahli ilmu batin sibuk membersihkan dan memoles hati mereka".

Kesejahteraan pada pusat rahasia bagi hati diperoleh dengan membersihkan hati dari segala sesuatu dan menyiapkannya untuk menerima Zat Allah semata-mata yang memenuhi ruang hatinya bila hati sudah diperindahkan dengan kecintaan kepada Allah.

Maka alat pembersinya adalah dengan mengingat dan terus menyebut asma namaNya didalam hatimu, dengan lidah dan rahasia kalimat tauhid "La ilaha illaLlah". Dan apabila pusat hati mu sudah berada dalam suasana tenang dan damai maka tingkat kedua yang disimbolkan sebagai huruf 's' selesai.

Huruf ketiga 'w' berarti wilayah, suasana kemurnian dan keaslian pecinta-pecinta Allah dan sahabat-sahabat-Nya. Namun kondisi ini tergantung pada kesucian batin seseorang itu.

Allah menggambarkan sahabat-sahabat-Nya dengan firman-Nya:
"Ketahuilah, sesungguhnya pembantu-pembantu Allah tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak mereka bersedih hati.

Bagi merekalah kegembiraan di penghidupan dunia dan akhirat ... ". (Surah Yunus, ayat 62- 64).

Seseorang yang di dalam kesucian menyadari sepenuhnya tentang Allah, mencintai-Nya fan berhubungan dengan-Nya. Maka akibatnya dia diperelokkan dengan pribadi, akhlak dan perangai yang terbaik.

Ini adalah hadiah suci yang dikaruniakan Allah kepada mereka.

Nabi saw bersabda,
"Perhatikanlah akhlak yang mulia dan berbuatlah sesuai dengannya". Dalam tahap ini orang yang di dalam kesadarannya tersebut meninggalkan atribut keduniaannya yang sementara dan kelihatanlah dia diliputi oleh sifat-sifat Ilahi yang suci.

Dalam hadis Qudsi Allah berfirman:
"Bila Aku mencintai hamba-Ku, Aku menjadi pendengarannya, penglihatannya, percakapannya, pegangan dan perjalanannya".

Maka dari itu hapuskanlah segalanya hal dari hati kamu dan biarkan Allah saja yang berada di sana.

"Dan katakanlah telah datang kebenaran dan telah lenyap kepalsuan karena sesungguhnya kepalsuan itu akan lenyap". (Surah BaniIsrail, ayat 81).

Bila kebenaran telah datang dan kepalsuan telah lenyap maka selesailah tingkat provinsi.

Huruf ke empat 'f' berarti fana, lenyap diri sendiri ke dalam ketiadaan. Diri yang palsu akan hancur dan hilang ketika sifat-sifat yang suci telah memasuki hati seseorang, dan apabila sifat-sifat serta kepribadian yang banyak menghambat tempatnya akan digantikan oleh satu saja iaitu sifat keesaan.

Dalam pernyataan fakta selalu hadir. Ia tidak hilang dan tidak juga berkurang. Apa yang terjadi adalah orang yang beriman menyadari dan menjadi satu dengan yang menciptakannya.

Dalam suasana yang demikian seseorang akan berada bersama dengan-Nya. Dan orang yang beriman akan memperoleh karunia-Nya;sementara manusia yang menemukan keberadaanNya dengan nyata dan menyadari akan adanya rahasiaNya yang abadi. "Semua akan binasa kecuali Wajah-Nya". (Surah Qasas, ayat 88).

Sedangkan cara untuk menyadari fakta ini adalah melalui anugerah-Nya, dan dengan kehendak-Nya. Bila kamu berbuat kebaikan semata-mata karena-Nya dan sesuai dengan kehendak-Nya maka kamu akan menjadi hampir dengan fakta-Nya, Zat-Nya.

Kemudian semua akan lenyap kecuali Yang Esa yang meridhai dan yang Dia diridhainya, sehingga bersatunya. dalam segala perbuatan yang baik laksana seorang ibu yang melahirkan bayi kebenaran;

Sehingga melakhirkan kehidupan dalam kesadaran bagi manusia yang sebenarnya.

"Kata yang baik dan perbuatan yang baik naik kepadaAllah". (Surah Fatir, ayat 10).

Jika seseorang telah berbuat sesuatu dan jika keberadaannya bukan untuk Allah saja maka dia mengadakan sekutu bagi Allah, dan dia menempatkan yang lain pada tempat Allah maka berdosalah dia dan tidak akan diampuni dan hal yang demikian itu akan merusak serta memusnahkannya, baik cepat atau lambat. Tapi apabila diri dan kepentingan dirinya fana, maka pencapaian seseorang itu akan menghantarkannya kepada peringkat bersatunya dengan Allah.

Allah menggambarkan makam tersebut:
"Sesungguhnya orang-orang yang berbakti (adalah) dikebun-kebun dan (dekat) sungai-sungai. Di tempat duduk kebenaran, di sisi Raja Agung yang sangat kuat ". (Surah Qamar, ayat 54 & 55).

Tempat itu adalah tempat bagi fakta yang penting, fakta-fakta, tempat konsolidasi dan keesaan. Ini adalah tempat yang di sediakan untuk nabi-nabi, dan untuk mereka yang dikasihi oleh Allah, untuk para sahabat-Nya. Allah beserta dengan orang-orang yang benar.

Bila keberadaan telah bersatu dengan wujud yang abadi itu maka tidak lagi dapat dipandang sebagai keberadaan yang terpisah.

Bila semuai katan keduniaan ditanggalkan dan seseorang itu dalam suasana kesatuan dengan Allah, dengan izin (hakikat) IlahiNya, maka dia menerima kesucian yang abadi, dan tidak akan tercemar lagi, hingga termasuk ke dalam golongan yang telah disebutkanNya iaitu :
"Mereka itu ahli surga yang kekal di dalamnya".(Surah A'raaf, ayat 42).

Mereka adalah: "Orang-orang yang beriman dan beramal saleh".(Surah A'raaf, ayat 42).

Pokoknya: "Kami tidak memberatkan satu diri melainkan sekadar kuasanya". (Surah A'raaf, ayat 42).

Tetapi seseorang membutuhkan kesabaran yang kuat:
"Dan Allah beserta orang yang sabar". (Surah Anfaal, ayat 66).

Demikianlah untuk kali ini semoga saja bermanfaat dan Insya Allah Bersambung...>

Hikmah Kutipan Bagian ke 10 ), ~ Kitab "Sirr al-asrar fi ma yahtaju Ilahi al-abrar"

Atau Kitab"Rahasia Dalam Rahasia-rahasia Yang Kebenarannya Sangat Diperlukan".

10: ZIKIR
Allah Yang Maha Tinggi menunjukkan jalan kepada para pencari supaya mengingat-Nya:
"Dan hendaklah kamu sebut Dia sebagaimana Dia pimpin kamu. (Surah Baqaraah, ayat198).

Ini berarti Pencipta kamu telah membawa kamu ke tingkat kesadaran dan keyakinan tertentu dan kamu hanya bisa mengingat-Nya menurut kadar kemampuan tersebut. 

Nabi saw bersabda, "Ucapan zikir yang paling baik adalah yang aku dan sekalian nabi-nabi bawa, dan itulah kalimat" La ilaha illa Llah ".

Sedangkan Dzikir itu ada berbagai tingkat zikir dan masing-masing ada caranya yang berbeda. Ada yang diucap dengan lidah secara kuat dan ada pula yang diucapkan dalam diam, iaitu di lubuk hati. 

Adapun pada tahap awal bagi seseorang ia harus menyebutkan ucapan zikirnya dengan lidahnya secara berbunyi.(zahar)

Kemudian tingkat demi tingkat zikir mengalir ke dalam diri, dan turun ke dalam hati, kemudian naik ke roh dan selanjutnya pergi semakin jauh iaitu ke bagian rahasia-rahasiaNya, dan pergi lagi ke yang lebih jauh yaitu ke bagian yang tersembunyi hingga kepada yang paling tersembunyi dari yang tersembunyi. 

Hingga sejauh mana zikir masuk ke dalam, tingkat yang dicapainya,tergantung pada sejauh mana Allah dengan kemurahan-Nya membimbing seseorang.

Sehingga DZikir yang diucapkan dengan kata menjadi kenyataan dan hatinya tidak lupa kepada Allah. 

Sedangkan Dzikir diam di dalam hati adalah gerakan perasaan. Dzikir hati adalah dengan cara merasakan di dalam hatinya tentang pernyataan tentang keperkasaan dan keelokan Allah. 

Dzikir adalah melalui pancaran cahaya suci yang dipancarkan oleh keperkasaan dan keelokan Allah. 
Dzikir pada tingkat rahasia adalah melalui antusiasme (zauk) yang diterima dari pengamatan rahasia suci itu. 

Dzikir pada bagian tersembunyi membawa seseorang ke:

"Tempat kedudukan makom yang hak, di sisi Raja Agung yang sangat kuat". (Surah Qamar,ayat 55).

Dzikir tingkat terakhir yang disebut khafi al-khafi - yang paling tersembunyi dari yang tersembunyi akan membawa seseorang ke suasana fana diri sendiri dan penyatuan dengana yang hak. 

Dalam kenyataannya tidak ada kecuali Allah yang mengetahui kondisi orang yang telah masuk ke dalam alam yang berisi semua pengetahuan, dan segala sesuatu yang mencengangkan dan semuanya ada.

"Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi".
 (Surah Ta Ha, ayat 7).

Bila seseorang telah melewati tahap zikir-zikir tersebut suasana jiwa  akan berbeda pada tampaknya roh lain lahir dalam diri seseorang. Roh ini lebih murni dan indah dari roh-roh yang lain. 

Ini adalah bayi hati, bayi fakta. Ketika dalam bentuk benih bayi ini mengajak dan menarik orang lain untuk mencari dan menemukan yang hak. 

Setelah ia lahir bayi ini mendesak orang lain agar mendapatkan Zat Allah Yang Maha Tinggi. 

Roh baru ini yang dinamakan bayi kehati dan juga benih serta kemampuannya tidak terdapat pada semua orang. Dan Itu hanya ada pada orang mukmin yang asli.

"Dia-lah yang tinggi derajat-Nya, yang memiliki arasy. Dia kirim roh dari perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki :. (Surah Mukmin, ayat 15).

Roh khusus ini dikirim dari makam Yang Maha Perkasa dan ditempatkan di dalam alam maya yang nyata di mana sifat-sifat Pencipta menyata pada penciptaan, tetapi roh ini adalah milik alam yang hak.

 Ia tidak tertarik dan tidak memperdulikan apa saja melainkan hanya pada Zat Allah. 
Baginda Nabi saw bersabda, "Dunia ini tidak disukai dan tidak dihajati oleh orang yang inginkan akhirat.

 Begitu pula sebaliknya akhirat tidak dihajati oleh orang yang senang pada dunia, dan ia tidak akan diberi kepada mereka. 

Tetapi bagi roh yang mencari Zat Allah dunia dan akhirat tidak pula menarik perhatiannya ". Dan hanya untuk yang hak. Dan orang yang memilikinya akan senantiasa mencari, dan berusaha untuk menemukannya agar selalu bersama dengan Tuhannya.

Dan apapun yang terjadi dan kamu perbuat di sini maka zahir kamu harus terus menuruti jalan yang lurus. Dan yang mungkin akan bisa menyelamatkanmu hanya dengan mengikuti dan mematuhi serta memelihara aturan dan hukum-hukum agama.

Untuk itu makanya bagi seseorang yang mahu melakukannya haruslah menyadari apakah maklumatnya sudah cukup terpenuhi atau belum iaitu pebekalan ilmunya  iatu ilmu usuludinnya, sebab jika  belum tidak menutup kemungkinan dia akan tersasar diperjalanannya

 Dan hanya dengan mengingat Allah-Lah yang akan bisa menyelamatkannya baik diwaktu siang mahupun malam, baik lahir dan juga batin.

Hingga akhirnya mereka berkelanjutan. Dan menyaksikan yang hak sedangkan mengingat Allah adalah wajib sebagaimana yang diperintahkan oleh-Nya:

"Maka hendaklah kamu ingat kepada Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil(berbaring) atas rusuk-rusuk kamu". (Surah Nisa, ayat 103).

Dan "Yang mengingat Allah sambil berdiri dan sambil duduk dan sambil berbaring dan memikirkan tentang penciptaan langit-langit dan bumi (seraya berkata),

 'YaTuhan kami, (Sungguh) Engkau tidak jadikan (semua) ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau'". (Surah Imraan, ayat 191).

Demikianlah yang dapat aku haturkan untuk kali ini dan Insya Allah bersambung...>

Hikmah Kutipan Bagian ke 11 ), ~ Kitab "Sirr al-asrar fi ma yahtaju Ilahi al-abrar"

Atau Kitab "Rahasia Dalam Rahasia-rahasia Yang Kebenarannya Sangat Diperlukan".

 11: SYARAT YANG PERLUUNTUK MELAKUKAN ZIKIR

Salah satu syarat menyediakan seseorang untuk berzikir adalah berada di dalam keadaan berwudhu; cuci dan bersihkan tubuh badan dansucikan hati. 

Pada tahap awal, sehingga zikir itu efektif, perlulah disebutkuat-kuat akan kata dan ayat yang dijadikan zikir - kalimah tauhid, sifat-sifat Allah. 

Bila kata tersebut diucapkan usahakan agar kamu berada di dalam kesadaran (tidak standar). Dengan cara ini hati mendengar ucapan zikir dan diterangi oleh apa yang dizikirkan. 

Ia menerima energi dan menjadi hidup -bukan hanya hidup di dunia ini bahkan juga hidup abadi di akhirat.
"Mereka tidak akan merasa padanya kematian, hanya kematian pertama, dan Dia pelihara mereka dari azab jahanam". (Surah Dukhaan, ayat 56).

Nabi saw menceritakan bahwa kondisi orang mukmin yang mencapai yang hak melalui zikir, "Orang mukmin tidak mati. Mereka hanya meninggalkan hidup yang sementara ini dan pergi ke kehidupan abadi ".

 Dan mereka lakukan di sana apa yang mereka lakukan di dunia. Nabi saw bersabda, "Nabi-nabi dan orang-orang yang hampir dengan Allah terus beribadat di dalam kubur seperti yang mereka lakukan di dalam rumah mereka". Ibadah yang dimaksudkan itu adalah penyerahan dan merendahkan diri rohani kepada Allah bukan shalat yang lima waktu sehari. Melainkan' Tawaduk yang di dalam diri, dengan diam, adalah nilai utama yang menunjukkan iman yang sejati.

Makrifat tidak dicapai oleh manusia dengan usaha tetapi ia adalah anugerah dari Allah. Setelah dinaikkan ke makam tersebut orang arif menjadi akrab dengan rahasia-rahasia Allah. Allah membawa seseorang kepadarahasia-rahasia-Nya saat hati orang itu hidup dan sadar dengan zikir atau ingatan kepada-Nya dan jika hati yang sadar itu siap menerima yang hak. 

Nabi saw bersabda, "Mataku tidur namun hatiku jaga".
Pentingnya memperoleh makrifat dan hakikat diterangkan oleh Nabi saw, "Jika seseorang berniat belajar dan beramal menurut keinginannya itu tetapi mati sebelum mencapai tujuannya, Allah menunjuk dua orang malaikat sebagai guru yang mengajarinya ilmu dan makrifat sampai ke hari kiamat. 

Orang itu dibangkitkan dari kuburnya sebagai orang arif yang telah memperoleh fakta". Dua orang malaikat di sini menunjukkan roh Nabi Muhammad saw dan cahaya cinta yang menghubungkan insan dengan Allah. Pentingnya niat dan hajat selanjutnya diceritakan oleh Nabi saw, 

"Banyak yang berniat belajar tetapi mati ketika masih di dalam kejahilam tetapi mereka bangkit dari kubur pada hari pembalasan sebagai orang arif. Banyak ahli ilmu dibangkitkan pada hari itu dalam kondisi rusak akhlak hilang segalanya dan jahil keseluruhan ". Mereka adalah orang-orang yang bermegah dengan ilmu mereka, yang menuntut ilmu karena muslihat duniawi dan berbuat dosa. 

Mereka diberi peringatan:
"Dan (ingatlah mereka) hari yang akan dibawa orang-orang kafir ke neraka (dan dikata), 'Kami telah menghabiskan bagian kamu yang baik di dalam penghidupan dunia. Dan kamu telah bersuka-sukaan dengannya. Maka pada hari ini kamu akan dibalas dengan siksaan yang keji lantaran kamu pernah menyombongkan di dunia secara tidak benar dan lantaran kamu telah melewati batas ".
 (Surah Ahqaaf, ayat 20).

Nabi saw bersabda, 
"Setiap amal tergantung pada niat.Maksud dan tujuan orang beriman lebih baik dan bernilai pada pandangan Allah dari amalannya. 

Niat orang yang tidak beriman lebih buruk dari apa yang nyata dengan amalannya ". Niat adalah dasar praktek. Nabi saw, "Adalah baik membenahi kerja kebajikan di atas situs yang baik, dan dosa adalah perbuatan yang dibangun di atas situs yang jahat".

"Barangsiapa hendak ke taman akhirat Kami tambah untuknya pada ke tamannya, dan barangsiapa ingin ke taman dunia Kami akan memberikan kepadanya sebagian darinya, tetapi tidak ada baginya bagian akhirat". (Surah Syura, ayat 20).

Adapun Cara yang terbaik adalah menemukan guru spiritual yang akan membawa hati kamu hidup. Dan dengan itu akan menyelamatkan kamu di akhirat. Ini adalah penting; dan harus dilakukan sesegera mungkin selagi ketika masih hidup di dunia ini sebelum kembali ke kebun akhirat. 

Orang yang tidak menanam di sini ia tidak akan dapat menuai di sana. Jadi, bercocok tanamlah di dalam dunia ini dengan benih yang diperlukan untuk kesejahteraan hidup di sini dan juga di akhirat nanti.

Demikianlah sedikit bhan untuk kali ini semoga saja ada guna serta manfaatnya....
Dan Insya Aalah bersambung...> Aamiin..."Wassalam,-