Senin, 18 April 2016

Ngalaf Berkah Nasehat Ti Abah Guru

*Bismillahir-Rahmanir-Rahim,~

PENTINGNYA GURU MURSYID

YAA SAYYIDII YAA AYUHAL GHOUTS

Bergabung dengan kalangan sufi adalah fardhu ‘ain. Sebab tidak seorangpun terbebas dari aib dan kesalahan kecuali para Nabi.
.
Saudaraku..."Menurut Imam al Gahazali, pada umumnya manusia tidak bisa melihat penyakit-penyakit jiwa mereka sendiri kecuali orang-orang yang telah terbuka hijabnya dan telah tercerahkan lewat bimbingan Mursyid.


Seseorang hanya dapat melihat korotan saudaranya tapi dia tidak bisa melihat kotorannya sendiri.
Seorang Mursyid atas karunia Allah mengetahui penyakit-penyakit hati manusia.

Oleh karenanya kata Imam Al Ghazali apabila menusia ingin mengetahui penyakit-penyakit jiwanya hendaknya dia duduk dihadapan Mursyid yang mengetahui penyakit-penyakit jiwa dan menyingkap aib-aib yang tersembunyi.

Dan ia harus mengendalikan hawa nafsunya serta mengikuti petunjuk Mursyidnya itu dalam melakukan mujahadah.

Inilah sikap seorang murid terhadap mursyidnya atau sikap seorang pelajar terhadap gurunya.
Maka dengan demikian, Mursyid atau gurunya akan dapat mengenalkannya tentang penyakit penyakit yang ada dalam jiwanya dan bagaimana cara mengobatinya.

.
Berikut Dalil dalil tentang keberadaan guru mursyid ;


1. Tangan Allah di atas tangan-tangan mereka (QS. Al-Fath).

2. Wajah Allah di atas wajah mereka (Hadist)

3. Kalau mereka melihat Aku-lah matanya (Hadist Qudsi, HR. Bukhari)

4. Kalau mereka berjalan, Aku kakinya (Hadist Qudsi, HR. Bukhari)

5. Kalau mereka mengambil, Aku tangannya, (Hadist Qudsi, HR. Bukhari)

6. Kalau mereka digempur musuh, Aku lawannya, (Hadist Qudsi, HR. Bukhari)

7. Rahmat-Ku Aku titipkan padanya untuk ditaburkan pada ummat-Ku. (HR. Al Qudha’ie dari Abi Said).

8. Mereka man-syafaati seperti Rasul mensyafaati mensyafaati (HR. Ibnu Majjah).

9. Kalau mereka duduk, Aku temannya, (Hadist dalam Al-Atsar Ihya Ulumuddin).

10. Mereka yang (rohnya berisikan Nuurun Alaa Nur bersama-sama) sederetan duduknya dengan para Nabi. (QS. An-Nisa : 69). 

11. Kalau namanya disebut, Ummat pun telah menyebut nama-Ku dan sebaliknya jika nama-Ku disebut ummat, telah turut disebut nama di dalamnya. (HR. Tabrani, Al Hakim dan Abu Naim).

12. Bumi dan langit-Ku tak berdaya menjangkau Aku, namun Aku telah dijangkau oleh Ruh/Hati hamba-Ku yang Ku-kasihi (yang Ruhnya berisikan Nurun Ala Nurin) (HR. Ahmad).

“AWALUDDIN MA’RIFATULLAH” Artinya : Awal Agama Mengenal Allah.

“ Awal Agama mengenal Allah.
Maka sebelum mengenal Allah terlebih dahulu kita diwajibkan mengenal diri, setelah mengenal diri, terkenallah kepada Allah, bilamana sudah mengenal Allah, Fanalah diri kita atau tidak ada mempunyai diri lagi, pada hakikatnya hanya Allah.

Selanjutnya terlebih dahulu kita mengenal diri, bilamana tidak mengenal asalnya kejadian diri, maka tidaklah sempurna Ilmu yang kita pelajari. Seperti kata ABDULLAH IBNU ABBAS. R. A :

“Ya Rasulullah, apakah yang pertama dijadikan Allah Ta’ala?"
Nabi SAW bersabda : “INNALLAHA KHALAKA KABLAL ASY YAA INNUR NABIYIKA MINNUIHI”

artinya “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menjadikan terlebih dahulu ialah Nur Nabi Muhammad SAW yang dijadikan dari pada Zat Allah”.

SYECH ABDUL ASYSYAHRANI RAHIMA HULLAH ALIHI berkata :
“INNALLAHA KHALAKA RUHUN NABI SAW MIN ZATIHI WAKHALAKAL ‘ALAMI MINNURI MUHAMMAD SAW.”
Artinya “Sesungguhnya Allah telah menjadikan Roh Nabi Muhammad dari pada Zat Allah, dan sekalian Alam ini dijadikan dari pada Nur Muhammad SAW serta Nabi Adam dan diri kita atau tubuh kita”.
Nabi Bersabda : “ANA ABUL ARWAH, WA ADAMU ABUL BASYARU”
Artinya : “Aku Bapak segala Roh dan Nabi Adam Bapak sekalian Tubuh Manusia tetapi Nabi Adam dijadikan dari pada tanah".

Allah berfirman : “KHALAKAL INSANA MINTIY” artinya Aku jadikan insan Adam dari pada tanah, dan tanah dari pada Air,
Airpun dijadikan dari pada Nur Muhammad, maka Roh dan Tubuh tersebut bernama Nur Muhammad.
Kepada Roh dan Tubuh inilah segala kainah, Insya Allah kita akan melihat kesempurnaan Zat Wajibal Wujud, karena tubuh kita yang kasar ini tidak dapat mengenal Allah, sebab fana.
Yang dapat mengenal/meresapkan Nur Muhammad SAW.
Siapa yang dapat mengenal atau meresapkan Nur Muhammad SAW berarti ia mengenal atau meresapkan Tuhannya, karena itu adalah kenyataan dari Wujud Allah yang kita miliki, seperti penglihatan, pendengaran dan sebagainya yang berasal dari pada Nur.
Firman Allah Ta’ala : “KADJA AKUM MINALLLAHINNURI” artinya Sesuatu apa saja yang menimpa kepada kamu adalah dari pada Allah yaitu Nur.

Firman Allah Ta’ala Selanjutnya : “KAD JA AKUMUL KAKKUMIR RABBIKUM”
artinya Sesuatu apa saja yang masing-masing kamu adalah hak dari pada Tuhan dari Nur kepada Nur.
Di sinilah sampai pelajaran segala Ilmu dari Aulia dan Ambiya asalnya mengenal Allah.
Demikian pula pendapat Arifbillah serta kelakuannya karena ia mengenal Diri-Nya berasal dari kejadian Nur.
Firman Allah Ta’ala dalam Hadist Qudsi : “KHALA ILA JALI WAKHALAKHUL ASY YA ILA JALIK”
artinya “Aku jadikan kamu karena Aku, dan Aku jadikan Alam semesta karena Engkau Ya Muhammad.”
Rasulullah SAW bersabda : “ANA MINALLAHI WALMU’MINUNKAMINNI
artinya “Aku daripada Allah, dan segala Mu’min daripada Aku.” Maka dari itu, berpeganglah kepada Nur Muhammad, baik di waktu beribadat maupun di luar dari beribadat.

Syech ABDURRAUB berkata : “Yang sebenar diri adalah Nyawa, yang sebenarnya Nyawa adalah Nur Muhammad atau Sifat, yang sebenarnya Sifat adalah Zat Hayyun akan tetapi La Gairi (tidak lain)".
Adapun sebagian pendapat dari Alim Ulama adalah bahwa yang sebenarnya Diri adalah Roh, tatkala masuk pada Diri atau Tubuh bernama Nyawa, tatkala keluar masuk bernama Nafas, bilamana ingin sesuatu bernama Nafsu
Dan apabila dapat memiliki sesuatu barang bernama Ikhtiar, dapat pula membuat sesuatu barang bernama Akal atau Ilmu.
Inilah yang sebenarnya Diri. Karena pada diri inilah zahirnya Tuhan.

Nabi Muhammad SAW bersabda : “ZAHIRU RABBI WAL BATHINU ABDUHU”
artinya Zahir Tuhan itu ada pada Bathin HambaNya, yakni kepada Ilmu Hakikat. Kepada Ilmu Hakikat inilah yang sebenarnya untuk meng-Esakan Allah.
Dengan adanya keterangan tersebut di atas, maka kenalilah Diri agar sempurna untuk mengenal Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW bersabda : “MAN’ARA PANAFSAHU PAKAD ‘ARA PARABBAHU”
artinya “Siapa mengenal dirinya maka mengenal ia akan TuhanNya”. Dan “MAN ‘ARA PANAFSAHU BIL FANA PADA’ARA PARABBAHU BILHAQA” artinya Maka barang siapa mengenal dirinya binasa, niscaya dikenalnya Tuhannya kekal.

Saudaraku..."Untuk Lebih Jelasnya Mari Kita Simak Atas Firman Allah Ta’ala Berikut Ini : “KAD JA AKUMUL KAKKUMIR RABBIKUM”
artinya Sesuatu apa saja yang masing-masing kamu adalah hak dari pada Tuhan dari Nur kepada Nur.
Di sinilah sampai pelajaran segala Ilmu dari Aulia dan Ambiya asalnya mengenal Allah.
Demikian pula pendapat Arifbillah serta kelakuannya karena ia mengenal Diri-Nya berasal dari kejadian Nur.
Firman Allah Ta’ala dalam Hadist Qudsi : “KHALA ILA JALI WAKHALAKHUL ASY YA ILA JALIK”
artinya “Aku jadikan kamu karena Aku, dan Aku jadikan Alam semesta karena Engkau Ya Muhammad.”
Rasulullah SAW bersabda : “ANA MINALLAHI WALMU’MINUNKAMINNI \
artinya “Aku daripada Allah, dan segala Mu’min daripada Aku.” Maka dari itu, berpeganglah kepada Nur Muhammad, baik di waktu beribadat maupun di luar dari beribadat.

Saudaraku..." Untuk Lebih Jelasnya Mari Kita Simak Berikut Ini; Mengenal diri ada terbagi 3 (tiga) bagian ;
Pertama ; Harus mengetahui asal diri (seperti tersebut diatas).
Ke Dua ; Matikanlah diri/tubuh kita yang ada ini (mati Ma’nawiyah).
Ke Tiga ; Setelah Fana diri di dalam diri, Uludiyah Allah Ta’ala dalam Ilmu Allah Ta’ala yang Qadim adanya.
Sebagaimana “Allah SWT berfirman dalam Hadist Qudsi : “ MAUTU ANTAL KABLAL MAUTU” artinya Matikanlah dirimu sebelum mati kamu (mati sebenarnya).
Mematikan diri adalah sebagai berikut : “LAA QADIRUN, WALA MURIDUN, WALA ‘ALIMUN, WALA HAYYUN, WALA SAMI’UN, WALA BASIRUN, WALA MUTAKALLIMUN.
Artinya : - Tidak ada berkuasa ; - Tidak ada berkehendak ; - Tidak ada kita tahu ; - Tidak ada kita hidup ; - Tidak mendengar ; - Tidak melihat ; - Tidak berkata-kata.
Kesemuanya itu hanya Allah, tetapi setelah Fananya seluruh diri/tubuh kita di dalam “UHU DIAH ALLAH dengan Ilmu Allah yang Qadim. Dan ketahuilah Sir Allah dalam Diri/Tubuh kita. Jika kita tidak mengetahui, maka kita selalu bergelumang Dosa.

Nabi SAW bersabda : “WUJUDUKA ZAMBUN LAA YUGA SIBAHU ZAMBUN”
artinya Bermula Adam itu dosa yang amat besar, maka tiap-tiap diri/tubuh yang berdosa tidaklah sempurna untuk mengenal Allah, walaupun bagaimana berbaktinya tetap tidak sempurna untuk mengenal Allah, karena berbakti itu adalah umpama diri/tubuh dengan Roh
Maka dari itu ketahuilah Sir Allah yang sebenarnya di dalam Rahasia yang ada.
Allah berfirman dalam Hadist Qudsi : “AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRAHU”
artinya Insan itu adalah RahasiaKu dan Akupun RahasiaNya.
Allah berfirman dalam Hadist Qudsi : “AL INSANU SIRRI WASIARI SIFATI WASIFATI LA GAIRI” artinya “Insan itu adalah RahasiaKu
RahasiaKu itu adalah SifatKu, SifatKu itu tidak lain dari padaKu.
GHAUSUL ‘AZAM berkata “JISMUL INSANU WANAFSAHU WAKABLAHU WARUHUHU WABASARAHU WA ASNA NURU WAYAZRUHU WARIJLUHU WAKULLU ZALIKA AZHIRTULAHU BINAFSIHI LINAFSI ILA HUWA ILLA ANA GHAIRUHU”
artinya Diri atau tubuh manusia, hatinya dan pendengarannya, penglihatannya, serta tangan dan kakinya, kesemuanya itu adalah kenyataan bagi DiriKU, tetapi bukan ‘Ainnya dan bukan lainnya.
Insan itu tidak lain dari Allah, sebab kita ini adalah Hak dari pada Allah dan tidak ia berpisah segala kelakuanNya atau Af’alNya.

Allah berfirman : “WAFI AMPUSIKUM APALA TUBSIRUN”
artinya Ada Tuhan kamu pada diri kamu, mengapa tidakkah kamu lihat akan Aku, kata Allah, padahal Aku terlebih hampir daripada matamu yang putih dengan yang hitamnya, terlebih hamper lagi Aku dengan kamu.

Nabi SAW bersabda : “MAN NAJARA ILA SYAI’AN WALAM YARALLAHUFIHI FAHUWA HATIL”
artinya Siapa yang melihat kepada sesuatu, tidak dilihatnya Allah didalamNya, maka penglihatannya itu batal dan sia-sia belaka.

ABU BAKAR SIDDIK R.A berkata “MAA RA AITU SYAI’AN ILLA WARA AITULLAH HAKABLAHU”
artinya "Tidak Aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah Ta’ala terlebih dahulu”.
USMAN IBNU AFFAN berkata “MAA RA AITU SYAI’AN ILLA WARA AIRULLAHA“
atinya “Tidak aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah sesertanya".
UMAR IBNU KHATTAF berkata “MAA RA AITU SYAI’AN ILLA WARA AITULLAHA BADAHU”
artinya Tidak aku lihat sesuatu, hanya aku lihat Allah Ta’ala kemudiannya.
ALI BIN ABI TALIB “MAA RAITU SYAI’AN ILLA WARA AITULLAHA FIHI”
artinya “Tidak aku lihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah Ta’ala di dalamnya”.

Demikianlah apa yang dikatakan oleh para sahabat Nabi tersebut di atas, maka pelajarilah ilmu ini kepada guru sebagaimana mestinya, sebab Allah tidak bersatu dan tidak bercerai/ berpisah dengan sesuatu apa juapun.
Inilah jalannya untuk mengenal Allah yang hidup kekal dan abadi yang tidak pernah kita lupakan setiap saat dan waktu maupun di dalam tidur.
Inilah pelajaran yang sebenarnya untuk Ma’rifat mengenal Allah dan menghilangkan pekerjaan dunia serta mempelajari ilmunya dengan meniadakan atau menghilangkan diri/ tubuh pada tingkah laku kita, maka tidak termasuk lagi pada huruf “HA“
Dan tidak boleh lagi dikata atau disebut Allah. Bila mana dengan jalan pelajaran mematikan diri/tubuh seperti : Zat, Sifat, Asma dan Af’al yang ada pada kita.
Jika sudah kita tidak ada (memanakan diri/tubuh) inilah yang dimaksud menyerahkan diri kepada Allah Ta’ala, maka bertemulah kita Ghaib di dalam Ghaib, Ujud di dalam Ujud, Zat di dalam Zat, Sifat di dalam Sifat, Asma di dalam Asma, Af’al di dalam Af’al, Sir di dalam Sir, Rahasia di dalam Rahasia dan Rasa di dalam Rasa yang menerima Zauk atau Widdan.
Dalil yang menunjukkan hilangnya diri kepada Allah Ta’ala sebagai berikut :
"TIZIBUL BADANI SARAL QALBI “ artinya Hancurkan Badan jadikan Hati.
“TAZIBUL QALBI SARANRUH” artinya Hancurkan Hati jadikan Ruh.
“TAZIBUL RUHI SARANNUR" artinya Hancurkan Ruh jadikan Nur.
“TAZIBUNNURI SARAS SIRRI" artinya Hancurkan Nur jadikan Rahasia.
"TAZIBUSSIRRI ILLA ANA ILLA ANA” artinya Hancurkan Rahasia jadikan Aku ya Aku yang Mutlak, dan yang sebenarnya Aku itu adalah Rahasia sekalian Makam Manusia yang berada di dalam hati atau bathin.

Demikianlah Untuk Kali Ini Dan Aku Rasa Bahasan Kita Sudah Cukup Semoga Saja Bermanfaat Bagi Kita Semua. Aamiin... Dan Juga Tak Lupa Pula Kucapkan Puji Dan Syukur Kedat ilahi Rabby Serta Kepada Para Guru Yang Telah Sudi Mewarikan Ilmunya Kepada Kita Semua Sehingga Kita Pun Tau Dan Kenal Siapa Sesungguhnya Diri Kita Ini. Aamiin..." Aamiin..." Yaa Robbal’alamiin...” Alfatihah....,~

Jumat, 15 April 2016

Pesan Dan Nasehat Guru Bagi Kita Semua



Ingat !" Saudaraku..." Setiap Orang Yang Menganut Pada Suatu Golongan Pasti Akan Ada Perbedaan Pendapat Dan Akidah Serta Keyakinannya....Dengan Keyakinan Golongannya yang lain

Namun Dalam Hal Ini Bukannya Kita Mahu Memperdebatkan Tentang Permasalahan Itu Melainkan Bagai Mana Agar Kita Dapat Menyatukan Pandangan Di Dalam Membela Negara Dan Kesatuannya Agar Negara Kita Ini Semakin Kuat Dan Berdaulat

Dan Bukan Hanya Bisa Saling Menjelek-Jelekan Tentang Pemahaman dan Pendapat Serta Keyakinannya Masing-masing.

Ingat Saudaraku Adapun Didalam Peribadatan Kita Semata Hanya Karena Allah Dan Semata-mata Hanya Mengharapkan Keridha'an Dari Pada-Nya.

Karena Sesungguhnya Tidaklah Ada Jaminan Bahwa Diantara Kita Akan Bisa Masuk Kedalam Surga-Nya. Apabila Tanpa Adanya Keridha'an Dari Pada Allah.. Maka Dari Itu Camkanlah Itu Agar Kita Semua Selamat Baik Dunia Sehingga Diakhiratnya Nanti. Aamiin...

ASAL USUL KEJADIAN DICIPTAKANNYA MANUSIA (Adam)

Riwayat Bagai Mana Awal Mula Pengambilan Tanah
Untuk Dijadikan Manusi, (Adam)

Betapa payahnya malaikat meminta tanah dari bumi…
Pada suatu ketika, Allah SWT menitahkan kepada
malaikat Jibril supaya turun ke bumi untuk mengambil
sebahagian tanahnya untuk mencipta Adam

Akan tetapi
apabila beliau sampai ke bumi, bumi enggan
membenarkan tanahnya diambil untuk dijadikan Adam,
karena bumi khuatir Adam jadi maksiat kepada Allah.

Lalu Jibril kembali ke hadrat Tuhan, ia tidak dapat
berbuat apa-apa, mendengar sumpah bumi. Begitulah
seterusnya

Lalu Allah memerintah malaikat Mikail, jawapan
bumi masih sama dan selepas itu lalu Allah
memerintahkan malaikat Israfil, tetapi malangnya jawapan
bumi masih tidak beranjak, dan masing-masing kembali
dengan tangan yang hampa.

Kemudian yang terakhir, Allah menyuruh malaikat Izrail turun
ke bumi. Kata Allah: ” Hai Izrail engkaulah kini yang aku
tugaskan mengambil tanah. Meskipun bumi bersumpah-
sumpah dengan ucapan bagaimanapun jangan engkau
mundur.

Katakan bahawa kerjakan atas perintah dan atas
namaKu.

Apabila Izrail turun ke bumi dan menyampaikan
perintah Allah kepada bumi, maka akhirnya barulah bumi
mengizinkan akan tanahnya itu diambil.

Setelah Izrail
mengambil beberapa jenis tanah, kembalilah dia ke
hadrat Allah.

Lalu Allah berfirman :”Ya Izrail, pertama
engkau yang Ku-tugaskan mengambil tanah, dan
kemudian di belakang hari kelak akan kutugaskan engkau
mencabut roh manusia.

Olehkarena itu maka khuatirlah Izrail kerana
bimbang takut dibenci oleh umat manusia.

Kemudian Allah berfirman lagi: “tidak, mereka tidak akan
memusuhi kamu, Aku yang mengaturnya, dan aku
jadikan kematian mereka itu bersebabkan, terbunuh, terbakar, sakit dan sebagainya.


Lalu Tanah Yang Bagaimanakah Yang Akan Dijadikan?”

Manusi, (Adam)



Dikatakan Tanah Yang Akan Dijadikan Bakal Adam Adalah Sebagai Berikut



1. Tanah tempat bakal berdirinya Baitul Mugaddis

2. Tanah Bukit Tursina

3. Tanah Iraq

4. Tanah Aden

5. Tanah Al-Kautsar

6. Tanah tempat bakal berdirinya Baitullah

7. Tanah Paris

8. Tanah Khurasan

9. Tanah Babylon

10. Tanah India

11. Tanah syurga

12. Tanah Tha’if



Kata Ibnu Abbas :



1. Kepala Adam dari tanah Baitul-Muqaddis, kerana di

situlah otak manusia, dan disitulah tempatnya akal.


2. Telinganya dari tanah Bukit Thursina, kerana dia alat

pendengar dan tempat menerima nasihat.


3. Dahinya dari tanah Iraq, kerana disitu tempat sujud

kepada Allah.


4. Mukanya dari tanah Aden, kerana disitu tempat berhias

dan tempat kecantikan.


5. Matanya dari tanah telaga Al-Kautsar, tempat menarik

perhatian.


6. Giginya dari tanah Al-Kautsar, tempat memanis-

manis.


7. Tangan kanannya dari tanah Kaabah, untuk mencari

nafkah dan kerjasama, sesama manusia.


8. Tangan kirinya dari tanah Paris, tempat beristinjak.


9. Perutnya dari tanah Babylon.Disitulah tempat seks

(berahi) dan tipudaya syaitan untuk menjerumuskan

manusia ke lembah dosa.


10. Tulangnya dari tanah Bukit Thursina, alat peneguh

tubuh manusia.


11. Dua kakinya dari tanah India, tempat berdiri dan

jalan.


12. Hatinya dari tanah syurga Firdaus, kerana di situlah

iman, keyakinan, ilmu, kemahuan dan sebagainya.


13. Lidahnya dari tanah Tha’if, tempat mengucap

Syahadat, bersyukur dan mendoakan kepada Tuhan.



Lalu Bagaimanakah Bagaimanakah prosesnya :

Diciptakannya?” Manusi, (Adam)


Adalah Sebagai Berikut



1. Ketika Allah akan jadikan Adam, tanah itu dicampuri

air tawar, air masin, air hanyir, angin, api.


Kemudian Allah

resapkan Nur kebenaran dalam diri Adam dengan

berbagai macam “sifat”.


2. Lalu tubuh Adam itu digenggam dengan genggaman

“Jabarut” kemudian diletakkan didalam “Alam Malakut”


3. Sesungguhnya tanah yang akan dijadikan “tubuh

Adam” adalah tanah pilihan.


Maka sebelum dijadikan

patung, tanah itu dicampurkan dengan rempah-rempah,

wangi-wangian dari sifat Nur Sifat Allah, dan

dirasmi dengan air hujan “Barul Uluhiyah”.


4. Kemudian tubuh itu dibenamkan didalam air “Kudral-

Izzah-Nya” iaitu sifat “Jalan dan Jammal”.

Lalu diciptakan

menjadi tubuh Adam yang sempurna.


5. Demikian pula roh, ketika itu diperintah masuk

kedalam tubuh Adam, ia pula merasa malas dan enggan,

malah ia berputar-putar, mengelilingi patung Adam yang

terlantar.


Kemudian Allah menyuruh malaikat Izrail untuk

memaksa roh itu masuk, akhirnya mahu tidak mahu roh

itupun masuk dan menyerah kepada Izrail.


Menurut riwayat ketika Adam masih berada di syurga,

sangat baik sekali kulitnya.


Tidak seperti warna kulit kita

sekarang ini. Kerana Adam telah diturunkan ke dunia,

terjadilah perubahan pada warna kulitnya.


 Sebagai peringatan: yang masih tertinggal warnanya hanyalah

pada kuku manusia.


Hal ini kita biasa lihat meskipun orang kulitnya hitam,

tetapi warna kukunya adalah sama, ialah putih kemerah-

merahan.


Dijadikan pada tubuh Adam ada sembilan rongga atau

liang.Tujuh buah liang di kepala,dan dua buah liang dibawah

badan letaknya.


Tujuh buah letaknya di kepala :

dua liang mata,dua liang telinga, dua liang hidung dan

sebuah liang mulut.Yang dua macam di bawah :

sebuah liang kemaluan dan liang dubur.



Lalu Bagaimanakah Bagaimanakah proses selanjutnya :

Tentang Diciptakannya?” Manusi, (Adam)



Adalah Sebagai Berikut


Dijadikan pula lima buah pancaindera :



1. Mata alat penglihatan

2. Hidung alat penciuman

3. Telinga alat pendengaran

4. Mulut alat perasa manis, masin dan sebagainya.

5. Anggota tubuh lainya seperti kulit, telapak tangan, untuk perasa

 halus, kasar dan sebagainya.


Setelah Roh masuk ke dalam tubuh Adam :

Lalu roh itu masuk perlahan-lahan sehingga ke kepalanya yang

mengambil masa 200 tahun.


Demikianlah Allah memberi kekuatan pada Izrail untuk memasukkan roh ke dalam

tubuh Adam.

Dahulu Izrail ditugaskan mengambil tanah untuk Adam, dan kini dia pula ditugaskan untuk

mencabut nyawa umat manusia.


Setelah itu meresap ke kepala Adam, maka terjadilah otak dan tersusunlah urat-urat sarafnya dengan sempurna.


Kemudian terjadilah matanya seketika itu matanya terus terbuka melihat dan melirik kekiri dan ke kanan. Dan juga melihat ke bawah di mana bahagian badannya masih merupakan tanah keras.


Dilihatnya kiri dan kanan para malaikat yang sedang menyaksikan kejadian dia.


Ketika itu Adam telah dapat mendengar para malaikat mengucapkan tasbih dengan suara merdu dan mengasyikkan.


Kemudian ketika roh sampai kehidungnya lalu ia bersin, serta mulutnya terbuka. Ketika itulah Allah ajarkan padanya mengucap Alhamdulillah. Itulah ucapan Adam pertama kalinya kehadrat Allah.


Lalu Allah berkata: “Yarkhamukallah” yang artinya: “semoga engkau diberi rahmat Allah” Oleh kerana itu jika orang bersin menjadi ikutan sunat mengucap “Alhamdulillah” dan orang yang mendengarnya sunat mengucapkan “Yarkhamukallah”.


Kemudian ketika roh sampai pada dadanya, tiba-tiba saja ia mahu bangun. Padahal bahagian badannya kebawah masih menjadi tanah keras.


Di sini menunjukkan sifat manusia yang suka tergesa-gesa (tidak sabar). Sebagaimana firman Allah SWT bermaksud :


”Dan adalah manusia itu, suka tergesa-gesa”.(Al-Israk:II) Maka ketika roh itu sampai di bahagian perutnya, maka terjadilah susunan isi perut dengan sempurna. Maka seketika itu terasalah lapar.


Kemudian terus roh itu meresap sampai ke seluruh tubuh Adam, tangan, kaki lalu terjadi darah daging dan tulang, urat-urat, berkulit dengan sempurna, yang mana kulit itu kian lama kian bagus dan halus. Begitulah proses kejadian-kejadian tubuh Adam.


Setelah kejadian Adam sempurna sebagai manusia baru, maka dialah merupakan jenis makhluk manusia yang pertama.Wajahnya cukup cantik, semua malaikat berasa

kagum lihat Adam yang begitu menawan. Kemudian Adam diarak oleh malaikat-malaikat selama 100 tahun lalu diperkenalkan kepada seluruh penghuni langit pertama hinggalah yang ketujuh sebelum dibawa ke syurga tempat mula-mula Adam dijadikan.


Untuk itu maka Renungan : Sesungguhnya Allah itu Maha Besar, Maha Agung , Maha pencipta sekian alam dan pencipta setiap kejadian.


 Bertaqwalah kita kepadaNya, kerana pada Allah-lah kita akan dikembalikan.
Demiianlah sekelumit kisah tentang penciptaan Adam semoga saja ada manfaatnya Aamiin.ada pun kebenaran yang sesungguhnya hanya Allahlah yang maha tau segalanya, ”Allahuallam