Kering sudah airmata mengalir dimuka…
Meninggalkan kesan sahdu menghiba…
Merobek jiwa yang parah luka…
Mencari arah cahaya sinarnya cinta…
Kemana dan dimana langkah akhirnya…
Dalam puisi kias berbunga…
Yang ditulis dengan mata pena…
Tanpa diduga teraih citra…dalam damba
Perlahan ku berjalan sehingga.Nampak terbuka dan
Mengungkap rahasia demi rahasia…
Tanah asal kejadian manusia…
Dipijak dilangkah jua akhirnya…
Bila puisi akan berkata lalu… siapakah pendendangnya…
Akukah? Sedang aku tidak mampu untuk bersuara…
Hanya Diam seribu basa kutak mampu untuk bersuara…
Hanya merasa Jasadku yang dihiasi didunia…
Jatuh rapuh ke tanah jua…
Adakah… aku ingat wajah Sang pemberianNya…
Sedangkan aku tiada berwajah ataupun rupa…
Ya Allah, semoga Engkau hiasi wajahku sehingga sempurna
kejadiannya… tidak seperti mereka…Yang Engkau hina
Tapi jadikanlah wajahku seperti wajah mereka
Yang Engkau hiasi dengan Iman dan Takwa
Sehingga Hujan memayungi menyelimut hiba…
Memberikan semangat dikala luka…
Aku merayu kepada Yang Maha Mendengar
Dengan segala derita…
Berikanlah aku kasih walaupun kain yang hina…
Agar dapat metutup gendang telinga…
Dari si angkara murka
Supaya tidak terbawa kedalam arus kehidupan yang hina…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar