Sabtu, 15 Januari 2011

Kajian Al Qur’an-materi-ke 2

oleh Sabari Muhammad

Kumpulan Kajian Al Qur’an - Yayasan Islam Paramartha 

Merenungkan Tentang Kedudukan Manusia:
Belajar dari Kisah Penciptaan Adam a.s.


Adam a.s. semasa dalam penciptaan: 1

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada al-malaikat: “Aku hendak menjadikan khalifah di Bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan di Bumi yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan meng-kuduskan-Mu?” (Tuhan) bersabda: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Dan Dia mengajarkan kepada Adam al-asma akullaha, lalu mengemukakan kepada al-malaikat, maka (kemudian) berfirman: “Sebutkan kepada-Ku asma-asma tersebut jika kamu adalah shidiqiin.”

Mereka menjawab: "Subhanaka, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan 
kepada kami; sesungguhnya Engkaulah al-‘Alim al-Hakim.”
Allah berfirman: "Hai Adam, beritakanlah kepada mereka asma-asma tersebut." Maka setelah diberitakan kepada mereka asma-asma tersebut, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui yang ghayb dari lelangit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada al-malaikat: "Sujudlah kalian kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk al-kafirin.
Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan isterimu al-jannah ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk adh-dhalimiin.

Lalu keduanya digelincirkan oleh asy-syaitan dari tempat semula dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".
Kemudian Adam menerima beberapa kalimah (sabda) dari Rabb-nya, maka Dia menerima taubatnya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat dan al-Rahim.

Manusia diciptakan dengan kedua belah tangan Tuhan:2

Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu takabur ataukah kamu (merasa) termasuk yang (lebih) tinggi?".
Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah".

Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari sini; sesungguhnya kamu terkutuk,
sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai yaum ad-diin".
Iblis berkata: "Ya Rabb-ku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan".
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk yang diberi tangguh,
sampai kepada hari yang waktunya ditentukan".
Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menjerumuskan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang al-mukhlasiin.

Kedudukan Malaikat:

Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu, dan sesungguhnya Kami benar-benar bershaf-shaf. Dan sesungguhnya kami benar-benar al-musabbihun.3
Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang al mala'ul a`la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan.4

Jasad dari Aspek Tangan Kiri Ilahi ; Nafs (Jiwa) dari Aspek Tangan Kanan Ilahi

…padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan lelangit digulung dengan tangan kanan-Nya 5...
Allah menggenggam lelangit di tangan kanan-Nya, sementara bumi di tangan kiri-Nya. Kemudian Dia akan mengguncangkan keduanya6
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di bumi dan Kami jadikan bagimu darinya (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.7

Hembusan (Nafakh) dari ruh-Ku

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah menghembuskan ke dalamnya dari ruh-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.8
Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kuhembuskan kedalamnya dari ruh-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya".9
  
Letak Keutamaan Insan Menurut Imam Al-Ghazali: 10

Ilmu (al-‘ilm) yang paling utama ialah mengetahui akan Allah, sifat-sifat-Nya dan tindakan-tindakan-Nya. Disinilah terletak kesempurnaan manusia. Dan pada kesempurnaan inilah bergantung bagian dan kebaikan manusia di hadapan Tuhan Yang Agung dan Sempurna.
Jasad itu kendaraan dari an-Nafs. An-Nafs itu tempat ilmu dan ilmu itulah tujuan manusia dan hakikat dirinya, yang untuk itulah manusia diciptakan. …

Manusia dipandang dari segi bahwa ia makan dan berketurunan—maka ia sama dengan tumbuh-tumbuhan.
Dipandang dari segi bahwa ia merasa dan bergerak dengan ikhtiarnya sendiri, sama dengan binatang. Dipandang dari rupa dan bentuknya, ia sama dengan gambar yang dilukis pada dinding.
Letak keistimewaan manusia ialah karena ia dapat mengetahui hakikat segala sesuatu.

Barangsiapa mempergunakan semua anggota dan kekuatannya ke arah membantu mendapatkan ilmu dan mengamalkannya, maka ia serupa dengan malaikat; atau dengan kata lain ia menyusul martabat malaikat dan patutlah ia disebut malak. Sebagaimana firman-Nya: “Ini bukanlah seorang basyar, melainkan ia seorang malak yang mulia” (QS Yusuf [12]: 31).

 Di Al-Jannah, kemudian Turun ke Bumi, kemudian …

 QS. Thaahaa [20]: 115-126

115. Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.

116. Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada al-malaikat: "Sujudlah kalian kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang.

117. Maka kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari jannah, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.

118. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang.

119. dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya".

120. Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah aku tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?"

121. Maka keduanya memakan dari pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya keburukan-keburukan keduanya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun jannah, dan durhakalah Adam kepada Rabb-nya dan sesatlah ia.

122. Kemudian Rabb-nya memilihnya maka Dia mentaubatkannya dan memberinya petunjuk.

123. Allah berfirman: "Turunlah kalian berdua dari jannah bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk (hudan) daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.

124. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".

125. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah sungguh seorang yang melihat?"

126. Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan".

 QS. Al A’Raaf [7]: 11-25

11. Dan sungguh Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud (al-saajidiin).

12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku perintahkan padamu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".

13. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari situ; karena kamu tidak sepatutnya bertakabbur di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".

14. Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".

15. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

16. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan halangi mereka dari shirath Engkau yang lurus,

17. kemudian saya akan datangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka (sebagai) orang-orang yang bersyukur.

18. Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari situ sebagai orang terhina lagi terusir. Barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dari (jenis) kalian semuanya".

19. (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di Jannah serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kalian berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim (al-zaalimiin)".

20. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka berdua, yaitu keburukan-keburukan mereka berdua, dan syaitan berkata: "Rabb kalian tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal".

21. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya bagi kalian berdua adalah termasuk orang yang memberi nasehat (al-naashihiin)",

22. maka syaitan membujuk keduanya dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai pohon itu, nampaklah bagi keduanya keburukan-keburukan mereka berdua, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun jannah. Kemudian Rabb mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kalian berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu bagi kalian berdua adalah musuh yang nyata?"

23. Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah zalim pada kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi (al-khosiruun)".

24. Allah berfirman: "Turunlah kalian, sebahagian kalian menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kalian mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di bumi sampai waktu yang telah ditentukan".

25. Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dikeluarkan.”

 Do’a Nabi Adam a.s. dan do’a Iblis

Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah bahwa ketika Nabi Adam a.s. turun ke bumi, ia berdoa,”Ya Rabbi, inilah syaitan, dimana telah Engkau jadikan permusuhan antara aku dan dia. Kalau Engkau tidak memperhatikan dia, maka aku tidak akan kuat mengatasinya.” Berfirman Allah s.w.t., ”Tidak akan dilahirkan seorang anak bagimu melainkan telah diserahi seorang malaikat untuk menjaganya.”

Berdoa Nabi Adam a.s., “Ya Rabbi, berilah tambahan bagiku.” Berfirman Allah s.w.t., “Aku akan membalas satu kejahatan dengan satu kejahatan, dan satu kebaikan akan Kubalas dari sepuluh kali lipat sampai kepada apa yang Kukehendaki.”
Berdoa Nabi Adam a.s., “Ya Rabbi, berilah aku tambahan.” Berfirman Allah s.w.t., “Pintu taubat tetap terbuka selama roh masih ada di jasad.”

Lantas Iblis berkata, “Ya Tuhan, Adam inilah orang yang akan Kau muliakan atas aku. Jika Engkau tidak memperhatikan, aku tidak kuat mengatasinya.” Firman Allah s.w.t., “Tidak akan dilahirkan seorang anak bagi Adam melainkan akan dilahirkan juga seorang anak untukmu.”

Kata Iblis, “Ya Tuhan, berilah aku tambahan.” Firman Allah s.w.t., “Engkau bisa berjalan pada mereka seperti perjalanan darah dan engkau bisa membuat hati mereka (bani Adam) sebagai rumah.”
Kata Iblis, “Berilah aku tambahan.” Allah berfirman, Bawalah mereka dengan pasukan kudamu dan pasukan yang berjalan kakimu, sertailah mereka dalam urusan harta benda dan anak-anak, serta berilah mereka janji. Dan tidaklah yang dijanjikan syaitan melainkan tipuan belaka.” QS. Al-Isra’[17]: 64 11

 Dialog Nabi Nuh a.s. dengan Iblis

Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Nuh a.s. berlayar dengan bahteranya, beliau membawa ke dalamnya segala sesuatu secara berpasangan, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah s.w.t. kepadanya. Lalu beliau melihat di atas perahu itu terdapat seorang tua yang belum pernah beliau kenal, maka bertanyalah beliau kepada orang tua tersebut, “Mengapa engkau masuk ke sini?” 

Si orang tua itu menjawab, “Aku masuk ke sini untuk memperoleh hati sahabat-sahabatmu, sehingga hati mereka bersama aku sedangkan tubuh mereka bersama engkau.” Nabi Nuh a.s. berkata kepada orang tua (iblis) itu, “Keluarlah engkau dari bahtera ini, wahai musuh Allah! Sungguh engkau ini yang dilaknat.” Maka berkata orang tua ini kepada Nabi Nuh a.s., “Ada lima hal yang kupakai membinasakan manusia. Tiga dari lima perkara ini akan kuceritakan kepadamu dan yang dua perkara lagi tidak akan kuceritakan kepadamu.”

Maka Allah memberi wahyu kepada Nabi Nuh a.s. bahwa sebenarnya beliau tidak perlu kepada perkara yang tiga itu. Hendaklah beliau meminta iblis itu agar menceritakan perkara yang dua itu saja. Lalu Nabi Nuh a.s. bertanya kepada iblis tersebut, “Apakah perkara yang dua itu?” Iblis menjawab, “Dua hal itu ialah yang tidak pernah mengecewakanku, dan dengan dua hal inilah aku membinasakan manusia, yaitu tamak dan iri-dengki. Karena iri-dengki inilah aku dilaknat dan dijadikan ‘asy-syaitan al-rajim.’” 12

 Dialog Nabi Musa a.s. dengan Iblis

Diriwayatkan bahwa sewaktu Nabi Musa a.s. bertemu dengan iblis, ia berkata kepada Nabi Musa a.s., “Wahai Musa! Engkaulah orang yang dipilih Allah dengan risalah-Nya, dan engkau adalah orang yang menerima Kalamullah; sedangkan aku hanyalah salah seorang dari makhluk Allah. Aku berdosa dan hendak bertaubat. Mintakanlah aku syafa’at kepada Tuhan, agar Tuhan menerima taubatku.” Nabi Musa a.s. menjawab: “Ya.”
Maka setelah Nabi Musa a.s. naik ke gunung untuk menerima Kalamullah azza wa jalla dan hendak turun, berfirmanlah Allah s.w.t. kepada Nabi Musa a.s, “Hai Musa! Sampaikan amanat.” Maka berdoalah Nabi Musa a.s., “Hamba-Mu iblis ingin Engkau menerima taubatnya.” Kemudian Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Musa a.s., “Telah Kuperkenankan hajatmu. Perintahkanlah ia agar bersujud ke kubur Adam sehingga diterima taubatnya.”

Nabi Musa a.s. lantas menemui Iblis dan berkata kepadanya, “Hajatmu telah diperkenankan, dan engkau diperintahkan bersujud ke kubur Nabi Adam a.s. agar engkau diampuni.” Sambil marah dan menyombong Iblis berkata, “Di kala masih hidup aku tidak sudi bersujud kepada Adam, masakan aku harus sujud kepadanya sesudah ia jadi mayat?” Kemudian berkatalah Iblis kepada Nabi Musa a.s., “Ada kewajiban bagiku untuk memberikan suatu hak kepadamu, sebagai imbangan bahwa engkau telah memintakan syafa’at untukku kepada Tuhanmu. Ingatlah kepadaku dalam tiga keadaan, yang mana aku tidak akan merusakkan engkau dalam keadaan yang tiga itu.

1. Ingatlah kepadaku waktu engkau marah, sebab waktu itu diriku berada di hatimu dan mataku berada di matamu dan aku akan berjalan di tubuhmu sebagaimana darah mengalir. Ingatlah kepadaku ketika marah, sebab apabila seseorang marah, kutiup hidungnya sehingga ia tidak tahu lagi apa-apa yang ia perbuat.
2. Ingatlah padaku ketika engkau di medan peperangan, sebab aku akan mendatangi orang-orang yang sedang bertempur, lantas aku ingatkan orang-orang itu kepada istri, anak dan keluarga sampai orang itu berpaling dari barisan.

3. Jauhilah duduk-duduk dengan perempuan yang bukan mahram, sebab akulah yang menjadi suruhan perempuan itu kepadamu dan suruhanmu kepada perempuan tadi. Aku senantiasa berbuat demikian sampai engkau dapat kufitnah dengan wanita itu, dan kufitnah wanita itu dengan engkau. 13

 Dialog Nabi Yahya a.s. dengan Iblis

Diriwayatkan bahwa iblis pernah mendatangi Nabi Yahya a.s. Beliau melihat barang-barang bergantungan pada diri si iblis. Bertanyalah beliau kepada iblis tersebut, “Benda-benda apakah yang bergantungan itu?” Iblis menjawab, “Ini adalah syahwat-syahwat yang kupergunakan untuk menguasai manusia.”
Bertanya Nabi Yahya a.s., “Apakah yang terdapat dalam syahwat itu?” Iblis menjawab, “Kadang-kadang dengan syahwat itu engkau kekenyangan lantas kuberatkan engkau dari mengerjakan shalat dan zikir.” Bertanya Nabi Yahya a.s., “Adakah yang lain lagi?” Iblis menjawab, “Tidak!” Berkata Nabi Yahya a.s., “Demi Allah! Selamanya aku tidak akan memenuhi perutku dengan makanan.” Lantas iblis berkata kepada Nabi Yahya a.s., “Demi Allah! Selamanya aku tidak akan memberi nasihat kepada orang yang berserah-diri.” 14

 Kisah Iblis Sewaktu Kelahiran Nabi Isa a.s.

Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Isa bin Maryam a.s. dilahirkan, berdatanganlah syaithan-syaithan kepada Iblis. Mereka melaporkan bahwa berhala-berhala telah tersungkur semuanya.
Iblis menjawab, “Ini tentu ada perkara yang baru yang terjadi di negerimu.” Lalu iblis terbang ke sebelah barat dan timur dari bumi ini, tetapi tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya, iblis menemukan Isa a.s. telah lahir dengan dikelilingi oleh para Malaikat. Iblis lalu kembali kepada syaithan-syaithan komplotannya, dan berkata, “Kemarin telah dilahirkan seorang Nabi. Tidak ada seorang perempuan pun yang hamil atau melahirkan yang tidak kudatangi, kecuali orang ini. Sesudah malam ini, tinggalkanlah soal penyembahan berhala—tetapi datangilah keturunan Adam dari jurusan sifat tergesa-gesa dan keinginannya.” 15

 Teladan Nabi Muhammad s.a.w.

Berkata al-Hasan, ”Diberitakan kepadaku bahwa Jibril a.s. datang kepada Nabi s.a.w., lalu berkata, ‘Sesungguhnya jin ifrit akan menggoda engkau, apabila engkau hendak tidur bacalah ayat kursi.’“ 16
Bersabda Nabi s.a.w., “Sungguh telah datang setan kepadaku, lantas ia membantah dan memusuhi aku. Lalu kupegang tenggorokannya. Maka demi Yang Mengutusku dengan haqq, tidak akan kulepaskan ia sehingga aku mendapat dingin air mulutnya pada tanganku. Dan kalau tidak karena seruan saudaraku Sulaiman a.s., maka ia tentu akan jadi terlempar dalam masjid.” 17

 CATATAN
1. Q.S. Al-Baqarah [2 ] : 30-37
2. Q.S. Shaad [38] : 75-83
3. Q.S. Ash-Shaaffaat [37] : 164-166
4. Q.S. Shaad [38]: 69
5. Q.S. Az-Zumar[39] : 67
6. Kasyaf al-Asrar VIII 435
7. Q.S. Al-‘Araaf [7] : 10
8. Q.S. Al-Hijr [15] : 29
9. Q.S. Shaad [38] : 72
10. Al-Ghazali, Keajaiban Hati, hh. 21-22.
11. Al-Ghazali, Keajaiban Hati, h. 121.
12. Al-Ghazali, Keajaiban Hati, h. 99.
13. Al-Ghazali, Keajaiban Hati, h. 97.
14. Al-Ghazali, Keajaiban Hati, h. 100.
15. Al-Ghazali, Keajaiban Hati, h. 103.
16. Al-Ghazali, Keajaiban Hati, h. 103.
17. Hadits Nabi s.a.w.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar