Jumat, 14 Januari 2011

* Jannah dibalik musibah.

Jannah dibalik musibah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
         Pesan ini...
Untuk diriku, dirimu dan kita semua…
Allah lebih mengasihi Hamba-hamba-Nya melebihi kasih seorang ibu kepada anaknya.
Apabila si ibu sayang akan anak-anaknya, dia akan mengawal anak-anaknya dari melakukan sesuatu yang  membahayakan, walaupun hal yang membahayakan itu sangat disukai oleh si anak.
Misalnya, anak yang baru belajar merangkak, rangkak lalu merayap ditepian tangga.
Dan Dia akan menangis jika dihalang… Mengapa?

Karena Fikiran si anak yang masih kecil itu menganggap tidak boleh pada apa yang disukainya.
Sedangkan kebimbangan si ibu amatlah sangatnya takut anaknya terjatuh.
Sementara Si anak hanya tahu hendak bermain sahaja, tanpa mengetahui akan bahayanya dari bermain di tepi tangga. Itu semua dikarenakan Jangkauan fikiran sianak masih cetek dan pendek. Sebaliknya, siibu yang melarang dan mencegah sudah tahu akan bahayanya yang bakal terjadi jika anaknya itu dibiarkan begitu saja.

Satu ketika, sianak sakit. Maka Siibupun menyuapkan obat, kedalam mulut si Anak tapi si anak meluahkannya karena Pahit. Tetapi sehingga Si ibupun membujuknya,bahwa  ini obat. Tapi Sianak masih berdegil, lalu siibu pun  memaksa anaknya, agar mahu meminum obat itu dengan cara yang lebih keras dan tegas.

Begitu kita dengan Allah (walaupun sebenarnya nisbahnya terlalu jauh). karena keterbatasan Akal manusia ada batasnya. Sedangkan ilmu Allah Maha luas. Begitu pula apabila Allah menetapkan sesuatu peraturan dan kejadian, maka pasti ada hikmah disebaliknya. Walau pun erkadang, hikmah itu dapat dijangkau oleh akal dan fikiran tapi adakalanya tidak.

Misalnya apa yang telah dicontohkan oleh Orang- orang yang beriman. Apabila Nabi saw menyampaikan perintah Allah, maka para sahabat akan terus berkata, “kami taat dan kami patuh” walaupun adakalanya perintah itu sangat sukar dan pahit. Dan apabila berlaku satu musibah,maka para sahabat akan berkata, “telah berlakulah janji Allah.” Mereka bukan insan tanpa perasaan dan fikiran. Akan tetapi apabila iman mendominasi hati, Akal fikiran dan perasaan dipaksa untuk tunduk dan patuh kepada ketentuan Illahi.

Bila datang perintah,maka orang beriman akan memberi respons yang telah digambarkan oleh Allah megikutii firman-Nya:
“Bahwasanya ucapan Orang- orang yang beriman apabila diperintahkan untuk melakukan sesuatu Ia akan menjawab kami dengar,dan kami taat.”

Dan manakala mereka ditimpa musibah maka mereka pun berkata:
“ Kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami akan dikembalikan.”
Mereka yakin setiap perintah Allah seperti solat, puasa, sabar dan sebagainya itu semuanya bermaksud baik belaka. Dan mereka juga yakin setiap musibah seperti kematian, kesakitan, kegagalan, kemiskinan dan sebagainya, pasti ada hikmah disebaliknya.

Justeru, jika kita ingin menteladani mereka, maka paksalah diri supaya akur dan selaras dengan setiap perintah-Nya,
dan menerima dengan sabar setiap ujian cobaan atau musibah. dan Yakinlah, bahwa Allah swt menginginkan keselamatan dan kebahagiaan buat kita baik didunia maupun diakheratnya. dengan segala peringatan dan perintah-Nya.

Namun walaupun begitu, mengapakah masih ramai dan banyak manusia yang tidak patuh pada perintah-Nya dan tidak sabar dengan musibah serta cobaan yang diberikan Oleh-Nya ?  Apa Ini semua kerana kurang ilmu dan lemahnya iman.

Bukankah dengan ilmu kita sadar bahwa setiap musibah itu ada hikmahnya. Dan dengan iman kita dapat menteramkan hati dengan mengingat Allah. Dan bagi orang-orang yang benar-benar beriman, apa sahaja yang datang dari Allah adalah baik walaupun nampak buruk pada pandangan mereka sendiri. Mereka beriman dengan apa yang Allah swt tegaskan dalam sebuah hadis Qudsi:

“Wahai anak Adam, jika engkau sabar dan mencari keridhaan pada saat musibah yang pertama, maka Aku tidak meridhai pahalamu selain syurga.”(HR Ibnu Majah (no: 1597)

Tidak salah merasa sedih dengan musibah. Dan tidak salah merasa menderita sewaktu mentaati perintah Allah. Namun jangan membantah dengan sombong. Dan jangan bersedih secara berlebihan. Apakah kita tidak yakin bahwa Allah Maha Mengasihi lagi Maha Mengetahui?

Alangkah malangnya sianak yang meluahkan obat yang disuapkan ibunya… Namun lebih malang lagi seorang hamba yang menolak hikmah dari musibah yang “dihadiahkan” oleh Tuhannya! Dia akan menderita dua kali. Pertama, menderita oleh musibah itu. Kedua, oleh terluput dan tercabutnya hikmah yang ada disebalik musibah itu.

kenapa Aku berkata begini Justeru, karena aku sendiri,telah mengalami dilanda musibah… namun kucoba untuk tetap  tersenyum (walaupun pedih dihati ), kenanglah Dia dan bujukan Allah. Semoga kita kan mendapatlan jannah (syurga) dari sebalik musibah ini! Amin Ya Robbal Allamin..

Wassalam
Semoga bermanfa'at
 Dan bila ada Salah dan Hilaf atau ada kata yg kurang berkenan aku mohon ma'af aku
 Dan juga sahabatku Miftahul Mujahidah Al-banjari Insaniah Fakir Hamba Allah yg tiada daya dan Upaya.

Salam Ukhuwah Fillah.

                                                                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar