Senin, 18 Agustus 2014

Hikmah Kutipan Bagian ke 26), ~ Kitab "Sirr al-asrar fi ma yahtaju Ilahi al-abrar"

Atau Kitab "Rahasia Dalam Rahasia-rahasia Yang Kebenarannya Sangat Diperlukan".

Mengenai : PENGIKUT-PENGIKUT JALAN KEROHANIAN
Orang-orang yang mengikuti jalan spiritual dibagi menjadi dua bagian atau golongan.

 Golongan pertama adalah yang termasuk ke dalam kelompok Sunnis; mereka yang mengikuti aturan Quran dan praktek serta peraturan yang berasal dari perilaku dan perbuatan Rasulullah saw. Mereka mengikuti aturan ini dalam perkataan, perbuatan, pikiran dan perasaan, dan mereka mengikuti maksud batin agama - yaitu mereka mengerti bukan ikut secara taklid buta.

Tapi mereka beramal dan hidup menurut aturan agama, serta merasakannya dan menikmatinya, bukan semata-mata menanggung sesuatu yang dipaksakan atas mereka. Dan inilah jalan spiritual yang mereka ikut. Dan Inilah persaudaraan hamba-hamba Allah yang berkasih sayang. Sebagian dari mereka dijanjikan surga tanpa hisab, dan yang lain akan menderita sedikit azab di hari kiamat dan kemudian masuk surga.

 Namun ada juga sebagian yang memasuki neraka beberapa saat yang singkat sekedar untuk menyucikannya dari dosa sebelum masuk surga. Tidak ada yang akan kekal di dalam neraka. Dan yang akan kekal di dalam neraka adalah orang kafir dan munafik.

Golongan kedua terdiri dari kelompok-kelompok yang bid'ah.Nabi saw telah memberi peringatan, "Kamu, seperti Bani Israil sebelum kamu, seperti umat Isa anak Maryam, dan akan dibagi serta dipisahkan antara satu samalainnya. Sebagaimana mereka mereka-reka dan mengubah-ubah, kamu juga akan mengadakan bid'ah. Dengan waktu berlalu dalam bid'ah, tantangan dan dosa, kamu akan jadi seperti mereka dan berbuat yang sama.

 Jika mereka masuk ke dalam lubang ular yang berbisa kamu juga akan mengikuti mereka. Dan kamu harus tahu Bani Israil terpecah menjadi tujuh puluh satu kelompok. Semuanya dalam kesesatan kecuali satu. Dan orang Nasrani terpecah menjadi tujuh puluh dua kelompok, dan semuanya sesat kecuali satu.

Dan Aku khawatir umatku akan dipecah menjadi tujuh puluh tiga kelompok. Ini terjadi karena mereka mengubah yang benar kepada yang salah dan yang haram kepada yang halal serta menuruti pertimbangan mereka sendiri,untuk trik dan keuntungan mereka, kecuali satu, semua kelompok itu akan keneraka, dan kelompok yang satu itu akan selamat.

 "Bila ditanya siapakah yang satu yang diselamatkan itu beliau bersabda, "Mereka yang mengikuti kepercayaan dan perbuatanku serta para sahabatku".

Di bawah ini dinyatakan bagian dari jalan sesat yang dipegang dan diikuti oleh orang-orang yang mengakui diri mereka orang spiritual:

Hululiyya - percaya kepada penjelmaan dalam bentuk makhluk atau manusia, mengklaim halal melihat tubuh dan wajah yang cantik, baik perempuan atau pria, siapa saja apakah istri atau suami-suami, anak-anak perempuan atau saudara-saudara perempuan orang lain.

 Mereka juga bercampur dan menari bersama-sama. Ini jelas bertentangan dengan aturan Islam dan menjaga kesucian dan kehormatan di dalam peraturan tersebut.

Haliyya - menemukan kerasukan zauk dengan cara menari,menyanyi, berteriak dan bertepuk tangan. Mereka mengklaim syeikh mereka berada dalam suasana yang mengatasi batasan hukum agama. Hingga mereka jelas terpasung jauh dari perjalanan Nabi saw yang dalam tindak tanduknya mematuhi hukum agama.

Awliya'iyya - mengklaim mereka berada dalam jarak dengan Allah dan mengatakan bila hamba hampir dengan Tuhan semua kewajiban agama terangkat dari mereka. Selanjutnya mereka mengklaim seorang wali, orang yang hampir dengan Allah, dan menjadi sahabat akrab-Nya, serta memiliki posisi yang lebihtinggi dari nabi.

 Mereka mengatakan ilmunya sampai ke Rasulullah saw melalui Jibril sementara wali menerima ilmunya langsung dari Tuhan. Pandangannya salah tentang suasana mereka dan apa yang mereka sifatkan kepada diri mereka adalah dosa mereka yang paling besar dan yang membawa mereka kepada bid'ah dan kekufuran.

Syamuraniyya - percaya dunia ini kekal abadi, dan siapa yang mengucapkan kata abadi maka akan terlepas dari tuntutan agama, bagi mereka tidak ada hukum halal dan haram. Mereka menggunakan alat musik dalam ritual ibadah mereka.

 Mereka tidak memisahkan pria dengan perempuan. Mereka tidak membedakan dua jenis kelamin itu. Mereka adalah kelompok kafir yang tidak dapat diperbaiki lagi.

Hubiyya - mengatakan bila manusia sampai ke tingkat cinta mereka bebas dari semua kewajiban agama. Mereka tidak menutup kemaluan mereka.

Huriyya - seperti Haliyya, enggan berteriak, menyanyi,menari dan bertepuk tangan, tapi mereka menjadi kerasukan dan di dalam suasana kerasukan itu mereka mengklaim mengadakan hubungan jenis dengan bidadari; bila keluar dari kerasukan mereka mandi junub. Mereka hancur oleh kebohongan mereka sendiri.

Ibahiyya - enggan mengajak kepada kebaikan dan melarang kemungkaran. Mereka menghukum haram sebagai halal. Mereka memahatkan pendapat ini kepada kaum perempuan. Bagi mereka semua perempuan halal bagi semua pria.

Mutakasiliyya - membuat prinsip kemalasan dan meminta sedekah dari rumah ke rumah sebagai cara mendapatkan kebutuhan harian mereka. Mereka mengklaim telah meninggalkan segala urusan dunia. Mereka gagal dan terusgagal di dalam kemalasan mereka.

Mutajahiliyya - berpura-pura bodoh dan dengan sengaja berpakaian tidak sopan, mencoba menunjukkan dan berperilaku seperti orang kafir,sedangkan Allah berfirman, "Jangan cenderung kepada yang berbuatdosa". (Surah Hud, ayat 113). Nabi saw bersabda, "Siapapun yang mencoba berlagak seperti satu kaum dia dianggap salah seorang darimereka".

Wafiqiyya - mengklaim hanya Allah yang dapat kenal Allah.Jadi, mereka membuang jalan kebenaran. Ketidak tahuan yang disengaja membawa mereka kepada kehancuran.

Ilhamiyya - berpegang dan mengharapkan kepada ilham,meninggalkan ilmu pengetahuan, dan melarang belajar, serta mengatakan Quran adalah hijab bagi mereka, dan menjadikan puisi dan pikiran mereka adalah Quran . 

Mereka meninggalkan Quran dan shalat, tapi sebaliknya mereka mengajarkan anak-anak mereka puisi.

Pemimpin-pemimpin dan guru-guru dari kelompok Sunni mengatakan para sahabat, dengan berkat kehadiran Rasulullah saw di tengah-tengah mereka, berada dalam suasana zauk dan antusiasme spiritual yang sangat tinggi.

Namun Pada Zaman Kemudian tingkat spiritualitas yang demikian itu tidak tercapai lagi oleh orang banyak dan ia menjadi semakin hilang. Dan yang masih tinggal dan diturunkan kepada pewaris-pewaris spiritual pada jalan kebenaran Ilahi, yang kemudian dibagi menjadi banyak cabang-cabangnya.

 Hingga menjadi terlalu banyak kelompok yang kebijaksanaan dan tenaganya menjadi sangat berkurang dan tersebar dalam banyak kasus hingga segalanya yang tinggal hanyalah rupa yang dibaluti oleh pakaian guru-guru spiritual tanpa makna, dan mereka meletakan kekuatan dan energi di bawah pakaian tersebut.

Namun meskipun dalam suasana kosong itu ia masih juga terpecah hingga berganda, dan berubah menjadi bid'ah. Sebagian menjadi Qalandari - pengemis yang mengembara. Dan sebagian yang lain menjadi Haydari dan berpura-pura menjadi pahlawan.

 Dan yang lainnya pula menyebutkan diri mereka Adhami dan berpura-pura mengikuti wali Allah Ibrahim Adham yang meninggalkan tahta kerajaan dunia ini. Dan masih banyak lagi yang lain.

Dalam zaman kita sekarang mereka yang mengikuti jalan kebenaran yang sesuai dengan hukum agama menjadi berkurang. Pengikut-pengikut yang benar padajalan ini dapat dikenal melalui dua pernyataan. Pertama, kenyataan lahir, yang menunjukkan kondisi kehidupan harian mereka yang dibentengi oleh hukum dan praktek agama.

 Kedua pernyataan internal, contoh teladan, yang si pencari itu ikuti dan melakhirkan dengan apa yang dia dibimbingkan. Sesungguhnya tidak ada yang lain untuk diikuti kecuali Nabi Muhamamd saw, yang menjadi teladan.

Dan yang pada satu waktu dahulu beliau sendiri berada dalam suasana mencari dan kebenaranlah yang beliau cari. Tanpa ragu-ragu dan hanya roh suci beliau sajalah yang menjadi perantara.Dan itulah hukum yang harus dipatuhi oleh orang yang beriman bagi kelanjutan kehidupan agamanya di dalam kehidupannya.

Dan hanya dengan cara wali yang memiliki pusaka spiritual Nabi saw-lah yang dapat memberkati si pencari dengan keberadaan kebendaannya. Karena sesungguhnya setan tidak bisa mengambil rupa Nabi saw. Maka
waspadalah wahai pengembara di jalan spiritual, sebab orang buta tidak dapat memimpin orang buta.

Hingga perhatian kamu harus bersungguh-sungguh agar kamu dapat membedakan meski kebaikan yang paling kecil dari kejahatan yang palingkecil.

Demikianlah untk kali ini dan semoga saja bermanfaat dan Insya Allah bersambung...>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar