Rabu, 20 Agustus 2014

Hikmah Kutipan Bagian ke 22 ), ~ Kitab "Sirr al-asrar fi ma yahtaju Ilahi al-abrar"

Atau Kitab "Rahasia Dalam Rahasia-rahasia yangKebenarannya Sangat Diperlukan".

22: MENYAKSIKAN YANG HAK MELALUI SUASANA KEDAMAIAN YANGDATANG emisi SEGALA keduniaan dan MELALUI ZAUK.

Nabi saw bersabda, "Satu ilham Ilahi yang memutuskan seseorang dari dunia ini dan karunia atas seseorang akan kenyataan atau cermin sifat-sifat Tuhan, menampakkan kepada seseorang keesaan Ilahi, lebih baik dari pengalaman dunia dan akhirat". Dan, "Orang yang tidak mengalami zauk (gairah) yang darinya menerima kenyataan makrifat Ilahi dan yang hak adalah tidak hidup".

Banyak ayat-ayat dan hadis-hadis serta kabar dari wali-wali menceritakan suasana ini.
"Dan apakah orang yang Allah luaskan dadanya kepada Islam, yaitu ia berjalan atas nur dari Tuhannya (sama dengan yang bekuhatinya?). 

Maka kecelakaan (adalah) bagi mereka yang beku hatinya dari mengingat Allah. Mereka itu (adalah) dalam kesesatan yang nyata. Allah telah turunkan sebaik-baik perkataan, kitab yang sebagian menyerupai sebagian, yang diulang-ulangkan, yang seram lantarannya kulit-kulit tubuh orang yang takut kepada Tuhannya. 

Kemudian jadi lemas kulit-kulit mereka dan hati-hati merekakepada mengingat Allah. Yang demikian itu pimpinan Tuhan, yang Ia pimpindengannya siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa disesatkan oleh Allah makatidaklah ada baginya setiap pimpinan ". (Surah az-Zummar, ayat 22 &23).

Junaid al-Baghdadi berkata, "Bila zauk (gairah) bertemu dengan kenyataan Ilahi di dalam diri seseorang, dia itu berada di dalam kondisi baik kelezatan yang amat sangat atau keharuman yang mendalam".

Ada dua jenis zauk: zauk lahiriah dan zauk rohaniah. Zauklahiriah adalah hasil dari ego diri. Ia tidak memberi kepuasan secara spiritual. Ini dipengaruhi oleh panca indera. Sehingga sering kali ini kemunafikan,terjadi agar dilihat atau diketahui oleh orang lain. 

Zauk jenis ini tidak berharga sedikit pun karena ini disengaja, dengan kehendak atau niat: orang yang mengalaminya masih merasakan yang dia dapat berbuat dan memilih (tidak adafana padanya). Tidak guna menganggap penting pengalaman yang demikian.

Zauk kerohanian, namun, keseluruhannya berbeda, suasana yang dihasilkan oleh aliran energi spiritual yang melimpah ruah. Secara umum,pengaruh luar - seperti puisi yang indah yang dibaca, atau Quran dibaca dengan suara yang merdu, atau antusiasme yang dipicu oleh upacara zikir sufi - dapat mengakibatkan peningkatan spiritual. 

Ini terjadi karena pada saat itu perlawanan lahiriah seseorang dihapus, kehendak dan kekuatan akal untuk memilihdiatasi. Bila kekuatan tubuh dan pikiran sudah dilemahkan suasana zauk adalah semata-mata bersifat spiritual. 

Didalam melanjutkan perjalanan dengan pengalaman yang demikian sangat besar gunanya bagi seseorang.
"Dan orang yang menjauhi berhala-hala dari menyembahnya dan kembali kepada Allah adalah bagi mereka kabar yang menggirangkan. 

Jadi girangkanlah hamba-hamba-Ku. Yang mendengarkan perkataan lalu menurut yang sebaik-baiknya. Merekalah orang-orang yang dipimpin oleh Allah dan mereka itu adalah orang-orang yang memiliki pikiran ". (Surah az-Zumar, ayat 17 &18).

Nyanyian merdu burung-burung, keluhan pencinta, adalah bagian dari penyebab luar yang menggerakkan energi spiritual. Dalam suasana energi spiritual yang demikian setan dan ego tidak bisa campur tangan; iblis bertindak di dalam alam kegelapan perbuatan-perbuatan yang muncul dari ego diri dan tidak bisa berbuat apa-apa di dalam alam kemurahan dan pengampunan yang bercahaya. 

Sehingga di dalam alam kemurahan dan pengampunan Allah, setan menjadi cair laksana garam didalam air, sama seperti ia hilang ketika dibaca: "La haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil'azim" - Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi,Maha Mulia.

Pengaruh-pengaruh yang merangsang zauk kerohanian dijelaskan oleh hadis, "Ayat-ayat Quran, puisi yang berhikmah dan ajaib tentang cintadan suara serta suara kerinduan menyalakan wajah roh".

Zauk sebenarnya adalah hubungan cahaya dengan cahaya bilaroh insan bertemu dengan cahaya Ilahi. Allah berfirman: "Yang suci untuk yang suci pula". (Surah an-Nuur,ayat 26).

Jika zauk datang dari dorongan ego dan setan tidak cahaya disana. Di sana hanya ada kegelapan tanpa cahaya, ragu-ragu, penolakan dan kebingungan. Kegelapan menjadi ayah dari kegelapan. Dalam bagian roh dan jiwa,ego tidak ada bagian. Firman Tuhan: "Yang tidak suci untuk yang tidak suci pula".
(Surah an-Nuur, ayat 26).

Pengungkapan suasana zauk ada dua jenis: 
pengungkapan zauk lahiriah yang tergantung pada kehendak diri sendiri dan pengungkapan zauk spiritual yang di luar pilihan dan kehendak seseorang. 

Dalam kasus pertama yang sebenarnya adalah disengaja. Jika seseorang gemetar, bergoyang dan meraung meskipun bukan di bawah pengaruh nyeri atau gangguan dalam tubuh, ia tidak dianggap sah. 

Apa yang berlaku adalah perubahan yang nyata pada kondisi lahiriah yang tidak disengaja dan disebabkan oleh kondisi batin seseorang.

Pengungkapan yang tidak disengaja adalah akibat energi spiritual yang tidak dapat dikendalikan oleh seseorang. Rohnya yang di dalam zauk mengatasi panca indera.

 Ini adalah umpama kondisi meracau orang yang demam panas, agak tidak mungkin mencegah orang yang demikian dari gemetar, bergoyang dan menjadi kaku di dalam meracau itu karena dia tidak ada kekuasaan terhadap pengungkapan yang keluar atau terjadi kepadanya itu. 

Begitu juga bila energi spiritual tumbuh hingga mengalahkan kehendak, pikiran dan tubuh, zauk yang lahir dari yang demikian adalah benar, jujur dan bersifat spiritual. Kondisi zauk spiritual yang demikian, yang di masuki oleh para sahabat akrab Allah didalam melakukan pergerakan dan putaran pada upacara mereka, adalah cara untuk menimbulkan antusiasme dan dorongan pada hati mereka. 

Ini adalah makanan bagi mereka yang mengasihi Allah; ia memberikan energi di dalam perjalanan mereka yang sulit dalam mencari yang hak. Nabi saw bersabda, 

"Upacara antusiasme yang dilakukan oleh para pencinta Allah, tarian dan nyanyian mereka, merupakan kewajiban bagi sebagian, dan bagi sebagian yang lain adalah harus sementara dan bagi yang lain pula adalah bid'ah. 

Ini adalah kewajiban bagi manusia yang sempurna, harus bagi kekasih Allah dan bagi yang lalai adalah bid'ah ".Dan, "Adalah sifat yang tidak sehat bagi orang yang tidak merasa kelezatan berada bersama kekasih Allah:

 puisi orang arif yang mereka nyanyikan, musim bunga, warna dan keharuman bunga, burung dan nyanyiannya".

Orang yang lalai, yang menganggapkan menemukan zauk spiritual sebagai bid'ah, orang yang tidak sehat sifatnya yang tidak dapat menikmati kelezatan yang indah, adalah sakit dan tidak ada obat untuk penyakitini. 

Mereka lebih rendah dari burung dan hewan, lebih rendah dari keledai,karena hewan juga menikmati irama.
 Bila Nabi Daud as melagukan suaranya burung-burung terbang di sekelilingnya untuk menikmati kemerduan suaranya. Nabi Daud as berkata, "Orang yang tidak mengalami gairah tidak dapat merasakan agamanya".

Ada sepuluh suasana zauk. 
Sebagian signifikan dan tanda-tandanya terlihat kepada orang lain, seperti kesadaran rohani dan berdzikir mengingat Allah dan membaca Quran dengan diam. 

Menangis, merasakan penyesalan yang mendalam, takut azab Allah, kerinduan dan kesayuan, malu terhadap kelalaian diri; ketika seseorang menjadi pucat atau wajahnya berseri-seri karena antusiasme dari suasana internal dan kejadian di sekitarnya,membara dengan kerinduan terhadap Allah - semua ini dan semua keganjilan pada lahiriah dan rohaniah yang dihasilkan oleh hal-hal tersebut adalah tanda-tanda zauk atau gairah.

Demikianlah untk kali ini dan semoga saja bermanfaat dan InsyaAllah bersambung...>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar