Rabu, 27 Agustus 2014

Hikmah Kutipan Bagian ke 14 ), ~ Kitab "Sirr al-asrar fi ma yahtaju Ilahi al-abrar"

Atau Kitab "Rahasia Dalam Rahasia-rahasia yangKebenarannya Sangat Diperlukan".

14: KEBAHAGIAAN KARENA BERAMAL SALIH DAN KESENGSARAAN KARENAINGKAR

Kamu harus tahu bahwa manusia akan termasuk ke salah satu dari dua golongan ;

 Golongan pertama adalah yang berada dalam kedamaian, keimanan, bahagia dalam melakukan ketaatan kepada Allah, sementara orang kedua berada dalam kondisi tidak aman, keraguan dan kekhawatiran dalam keingkaran terhadap aturan Tuhan.

Kedua nilai, ketaatan dan keingkaran, yang ada di dalam diriseseorang.

Jika kesucian, kebaikan dan keikhlasan lebih menguasai,sifat mementingkan diri maka akan berubah menjadi suasana kerohanian dan bagian diri yang ingkar akan dikalahkan oleh bagian diri yang baik. Sebaliknya jika seseorang mengikuti hawa nafsunya yang rendah dan kesenangan ego dirinya, maka sifat ingkar akan menguasai bagian dirinya yang satu lagi untuk menjadikannya ingkar dan jahat.

Jika kedua sifat yang berlawanan itu sama-sama kuat diharapkan yang baik itu bisa menang, sebagaimana yang dijanjikan:

"Barang siapa kerjakan kebaikan maka baginya (ganjaran) sepuluh kali lipat, dan barang siapa kerjakan kejahatan maka Tidaklah dibalas dia melainkan sebanyak (kejahatannya) itu, dan mereka tidak akan diniayai.(Surah An'aam, ayat 160).

Dan jika Allah menghendaki ditambahkan-Nya lagi imbalan atas kebaikan. Namun orang yang kebajikan dan kejahatannya sama banyak harus lulus sidang pada hari pembalasan.

 Orang yang berhasil mengubah sifat mementingkan diri kepada tidak mementingkan diri, keinginan yang rendah kepada cita-cita spiritual, baginya tidak ada hisab, tidak ada catatan akan diberikan kepadanya. Dia akan memasuki surga tanpa melalui huru hara harikiamat.

"Oleh sebab itu barang siapa berat (timbangan) kebaikannya maka dia di dalam kehidupan (akhirat) yang sentosa". (SurahQari'ah, ayat 6 & 7).

Orang yang kejahatannya lebih berat dari kebaikannya akan dihukum menurut harga kejahatannya. Kemudian dia dikeluarkan dari neraka, jikadia beriman, dan akan masuk surga.

Taat dan ingkar berarti baik dan jahat. Kedua ini ada dalam diri seseorang manusia. Yang baik bisa berubah menjadi jahat dan yang jahat bisa berubah menjadi baik.

Nabi saw bersabda,
 "Orang yang kebaikan menguasainya menemukan keamanan, keimanan dan kegembiraan dan menjadi baik.

Orang yang jahat lebih menguasai kebaikan, dia menjadi kafir dan jahat. Orang yang menyadari kesalahannya dan bertobat dan mengubah haluannya akan menemukan suasana ingkar akan berubah menjadi taat dan beribadah".

Telah menjadi ketentuan bahwa baik dan jahat, kehidupan yang diberkati bagi orang yang taat dan kesengsaraan bagi yang ingkar, adalah kondisi yang setiap orang dilahirkan dengannya. Keduanya tersembunyi di dalam bakat atau kemampuan seseorang.

Nabi saw bersabda,
"Orang yang beruntung menjadi baik adalah baik ketikadi dalam kandungan ibunya, dan orang berdosa yang jahat adalah pendosa di dalam kandungan ibunya". Begitulah keadaannya dan tidak ada yang berhak berbicara tentang. Urusan takdir bukan untuk dibahas. Dan jika dibiarkan diskusi demikian ia akan membawa kepada bid'ah dan kekufuran.

Setelah semua tidak ada yang bisa membuat takdir sebagai alasan untuk membuang segala ikhtiar, semua perbuatan baik. Seseorang tidak dapat mengatakan, 'Jika aku ditakdirkan menjadi baik maka aku bersusah payah membuat kebaikan sedangkan aku sudah diberkati'. Atau berkata, 'Jika aku sudah ditakdirkan menjadi jahat apa gunanya aku berbuat kebaikan'.

Jika demikian maka jelas sikap demikian tidak benar.

Tidak wajar bila seseorang mengatakan, 'Jika kondisi aku sudah ditakdirkan sejak dari azali apa untung atau ruginya dari apa yang aku harapkan dengan usahaku sekarang'.

 Contoh yang baik diberikan kepada kita adalah perbandingan di antara Adam as dengan iblis yang dilaknat.

Iblis menempatkan kesalahan pada takdir, yang menyebabkan dia menjadi durhaka, maka dia menjadi kafir dan dibuang jauh dari pengampunan dan jarak dari Tuhan.

Adam as mengakui kesalahannya dan memohon ampunan, menerima pengampunan dari Allah dan diselamatkan.

Menjadi kewajiban bagi orang Islam yang beriman untuk tidak mencoba memahami sebab-sebab yang tersimpan di dalam takdir. Orang mencoba melakukannya akan menjadi bingung dan tidak mendapatkan apa-apa melainkan keraguan. Bahkan dia mungkin kehilangan keyakinan.

Orang yang beriman harus percaya kepada kebijaksanaan Allah yang mutlak. Segala yang manusia lihat terjadi pada dirinya di dalam dunia ini harus ada alasan tetapi alasan itu bukan untuk dipahami melalui logika manusia karena berdasarkan kebijaksanaan Tuhan.

Di dalam kehidupan ini bila kamu menemui pencacian terhadapTuhan, kemunafikan, keingkaran, penipuan dan lain-lain yang jahat, maka jangan biarkan hal tersebut menggoncangkan iman kamu.

Ketahuilah Allah Yang Maha Tinggi dengan kebijaksanaan mutlak bertanggung jawab kepada semua hal . Dan Pada apa yang ‘’ Dia lakukan tampak sebagai tidak baik sebagai manaIa menyatakan kekuasaan-Nya yang mutlak.

Pengungkapan kekuasaan yang demikian mungkin telah menyebabkan orang yang tidak tahan telah menganggapnya sebagai hal yang tidak baik padahal disebaliknya itu ada rahasia besar yang tidak ada makhluk yang tahu kecuali Rasulullah saw.

Sebagaimana  yang  di ungkapkannya :
 ‘Ada Sebuah Kisahkan Tentang Orang Arif Berdoa Kepada Tuhannya,

"Wahai Yang Maha Suci, semua telah diatur oleh Engkau.Takdirku adalah milik-Mu. Ilmu yang Engkau tempatkan padaku adalah milik-Mu". Dan Ketika itu dia mendengar jawaban tanpa suara tanpa sepatah kata, yang keluar dari dalam dirinya mengatakan,

 "Wahai hamba-Ku.Segala yang engkau katakan adalah kepunyaan Aku Yang Maha Esa dan dalam keesaan. Ini bukan milik hamba-hamba ".

Kemudian’ Hamba yang beriman itu berkata, " Wahai Tuhanku, aku telah menzalimi diriku, aku bersalah, aku berdosa". 
Setelah pengakuan itu sekali lagi dia mendengar dari dalam dirinya, "Ada suara tanpa kata “Dan Aku memiliki keampunan terhadap dirimu. Aku telah menghapus kesalahan-kesalahan kamu, Aku telah ampuni kamu ".

Demikianlah ungkapan dari kisah tersebut adapun maksud dan tujuannya adalah agar supa mereka Orang-orang yang beriman itu tahu dan bersyukur dalam segala hal kebaikan apapun dan dari apa yang mereka lakukan, bukanlah dari mereka tetapi melalui mereka, baik kesuksesan maupun ujianaNya yang datang dari Sang Pencipta.

Bila mereka bersalah biar mereka tahu bahwa kesalahan merekaitu datangnya dari diri mereka sendiri, disebabkan mereka telah berbuat dan telah melakukan suatu perbuatan yang tidak berkesesuaian dengan pengaturanNya.

Dengan demikian maka sudah sewajarnyalah apabila mereka bertobat. Dan mengakui dari segala Kesalahan yang datang karena kesemuanya itu diakibatkan dari ego mereka sendiri yang batil.

Jika kamu memahami ini dan mengingatnya maka kamu termasuk ke dalam golongan yang disebut Allah:
"Sedangkan bagi mereka yang ketika telah berbuat kejelekan atau menganiaya diri-diri mereka sendiri, tetapi mereka tidak ingat kepada Allah, dan mereka minta diampuni dari dosa-dosa mereka bukankah tidak ada Tuhan yang mengampuni dosa-dosa melainkan Allah?

Dan Sesungguhnya mereka tidak abadi di atas dosa yang mereka kerjakan, dan mereka tahu. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka, surga-surga yang mengalir padanya sungai-sungai, mereka akan tetap padanya, dan alangkah baiknya balasan bagi orang-orang yang beramal ".(Surah Imraan, ayat 135 & 136).

Adalah baik bagi orang yang beriman yang mengakui dirinya sendirilah yang telah menyebabkan semua kesalahan dan dosa-dosanya.  Dan itulah yang akan menyelamatkannya. Karena hal itu lebih baik dan lebih benar dari menempatkan kesalahan dirinya kepada Yang Maha Perkasa Lagi Maha Kuasa, Pencipta semua hal.

Saudaraku...”
Bila Nabi saw bersabda, "Telah diketahui bila seseorang itu berada di dalam kandungan ibunya apakah dia akan menjadi baik atau pendosa" Adalah yang beliau maksudkan 'dalam kandungan ibu' itu adalah merupakan empat anasir yang melahirkan semua kekuatan atau energi dan kemampuan lahiriah.

 Dua dari anasir tersebut adalah tanah dan air yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan keyakinan dan pengetahuan, melahirkan kehidupan dan lahir dalam hati sebagai tawaduk (kerendahan diri).

 Dua anasir lain adalah api dan angin yang bertentangan dengan tanah dan air – keduanya berpungsi untuk membakar, membinasa, membunuh sesuatu hal yang tidak bersesuaian yang akan terjadi pada diri setiap makhluk.

Disiniah “Kudrat Tuhan yang telah menyatukan segala anasir-anasir yang berlawanan dan berbeda sehingga menjadi satu kesatuan. Bagaimana air dan api dapat hidup berdampingan? Bagaimana cahaya dan kegelapan dapat terkandungdi dalam awan?

Demikianlah "Dia yang mengunjukkan kepada kamu kilat untuk menakutkan dan Dia menjadikan mega yang berat. Dan petir itu beribadat dengan memuji Tuhannya, dan malaikat juga, lantaran 
(Mereka) takut kepada-Nya,dan Dia kirim halilintar dan Dia kenakannya kepada siapa pun yang Dia kehendaki...".(Surah ar-Ra'd, ayat 12 & 13).

Sebagimana pada suatu hari wali Allah Yahya bin Mua'adhar-Razi ‘ditanya, "Bagaimana mengenali Allah? ‘' Dia menjawab,"Melalui kombinasi yang bertentangan ".

Iyalah Pertentangan yang termasuk kepada apa, yang sebenarnya di butuhan dan untuk, memahami sifat-sifat Allah. Dengan menghadapkan diri kepada hakikat Ilahi hingga seseorang menjadi cermin yang membalikkan kebenaran itu, juga sifat Yang Maha Perkasa itu yang dibalikkan.

Dalam diri manusia terkandung seluruh alam maya. Sebab itudia disebut konsolidator yang banyak. Allah menciptakan manusia dengan dua tangan-Nya, yakni tangan kemurahan-Nya dan tangan keperkasaan-Nya, keperkasaan dan kekuasaanNya. Jadi, manusia adalah cermin yang menunjukkan kedua sisi, yang kasar serta tebal dan halus serta indah.

Semua nama-nama Ilahi nyata tampak pada diri manusia. Sedangkan semua makhluk yang lain hanyalah sebelah saja.

Sebagai mana Allah menciptakan iblis dan keturunannya dengan sifat kekerasan-Nya. Sedangkan , ’Dia ciptakan malaikat dengan sifat kemurahan-Nya.

Nilai-nilai kesucian dan kebaktian yang berkelanjutan terkandung dalam kejadian malaikat, sementara iblis dan keturunannya yang diciptakan dengan sifat kekerasan-Nya, memiliki nilai kejahatan, karena ituiblis menjadi takabur, dan bila Allah perintahkan sujud kepada Adam dia ingkar.

Dan dikarenakan manusia memiliki kedua fitur alam tinggi dan rendah, dan Allah telah memilih utusan-utusan dan wali-wali-Nya dari kalangan manusia, sehingga mereka tidak bebas dari kesalahan.

Melainkan hanya para Nabi-lah yang dipelihara dari dosa-dosa besar akan tetapi kesalahan kecil haruslah terjadi pada mereka.

Sedangkan bagi para  Wali-wali tiada jaminan dari terpeliharanya dari dosa tetapi adalah dikatakan wali-wali itu berhampiran dengan Tuhan, dikarenakan mereka tlah mencapai makam kesempurnaan, dan mereka masuk ke bawah perlindungan Tuhan dari dosa-dosa besar.

Syaqiq al-Baqi mengatakan,
"Ada lima tanda kebenaran: perangai yang lemah lembutdan lembut hati, menangis karena menyesal, mengisolasi diri dan tidak peduli tentang dunia, tidak ambisius, dan memiliki rasa hati (gerak hati atauintuisi).

Seangkan Tanda-tanda pendosa juga ada lima; keras hati,memiliki mata yang tidak pernah menangis, mencintai dunia dan kesenangannya, ambisius, tidak bermalu dan tidak ada rasa atau gerak hati ".

Nabi saw menempatkan empat nilai pada orang yang baik-baik,
Diantaranya," Dapat dipercaya dan menjaga  dari apa yang dipercayakan kepadanya dan mengembalikannya. Menepati janji. Berbicara benar, tidak berbohong. Tidak kasar dalam diskusi dan tidak menyakitkan hati orang lain ".

 Beliau juga mengatakan empat tanda pendosa,
Diantaranya, "Tidak dapat dipercaya dan merusak kepercayaan yang diberikan kepadanya, mungkir janji, menipu, suka bertengkar, memaki ketika berbincang dan menyakitkan hati orang lain". Selanjutnya pendosa tidak dapat memaafkan kawan-kawannya. Ini tanda tiada iman karena kemaafan menjadi tanda utama orang beriman. Allah memerintahkan rasul-Nya:

"Berilah maaf, dan suruhlah mereka (manusia) berbuat kebaikan, dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh". (Surah A'raaf,ayat 199).

Perintah 'maafkanlah' bukan hanya tertuju kepada Rasulullah saw seorang saja. Ini tentang semua orang dan tentu saja termasuk mereka yang beriman dengan Rasulullah saw Kata 'maafkanlah' berarti jadikan kebiasaan memafkan, jadikan sifat atau pribadi. Siapapun yang ada sifat pemaaf menerima satu dari nama-nama Allah - ar-Rauf - Yang Memaafkan.

"Barang siapa memaafkan dan membereskan maka ganjarannya (adalah) atas (tanggungan) Allah". (Surah Syura, ayat 40).

Ketahuilah ketaatan kepada Allah berubah menjadi ingkar,kejahatan dan dosa menjadi kebaikan, tidak terjadi dengan sendiri, tetapi dengan dorongan, pengaruh, tindakan serta usaha diri sendiri. Nabi saw bersabda, "Semua anak dilahirkan muslim.

Tetapi ‘Orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi ". Setiap orang ada bakat untuk menjadi baik atau jahat, dapat memiliki sifat-sifat baik dan buruk dalam waktu yang sama.

Jadi, adalah salah menghukum seseorang atau sesuatu sebagai sepenuhnya baik atau buruk. Tapi benar jika dikatakan seseorang itu lebih banyak kebaikannya dari kejahatannya atau sebaliknya.

Ini bukan berarti manusia masuk surga tanpa praktek baik, juga bukan dia dikirim ke neraka tanpa praktek buruk. Berpikir cara demikian bertentangan dengan prinsip Islam. Allah menjanjikan surga kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan beramal salih dan diancam-Nya orang-orang yang berdosa dengan azab neraka.

Dan "Barang siapa berbuat baik maka (adalah) untuk kebaikan dirinya dan barang siapa berbuat jahat maka untuk dirinya. Kemudian kepada Tuhan kamulah kamu akan dikembalikan ". (Surah Jaasiaah, ayat 15).

"Di hari ini dibalas setiap jiwa dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada kezaliman pada hari ini. Sesungguhnya Allah cepat menghitung". (Surah Mukmin, ayat 17).

"Karena apa juga amal yang baik yang kamu sediakan untuk diri kamu nanti kamu temukan (imbalan) nya di sisi Allah". (Surah Baqaraah, ayat 110).

Demikianlahuntk kali ini dan semoga saja bermanfaat dan Insya Allah bersambung...>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar