Assalamu'allaikum warahmatullahi
wabarokatuh
Bissmillahir-Rahmanir-Rahim
Saudaraku..."
1.Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam
bersabda : Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu hal yang baru dalam perkara
kami ini yang tidak ada (perintahnya dari kami) maka tertolak (H.R alBukhari
dan Muslim). Dalam riwayat Muslim: Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan
yang tidak ada perintah kami, maka tertolak.
2.RASULULLAH SAW bersabda : sebaik2 ucapan
adalah kitab ALLAH. Sebaik2 petunjuk adalah petunjuk Muhammad , sejelek2
perkara adalah perkara yg baru dan setiap bid’ah itu kesesatan (HR Muslim 867)
3.RASULULLAH SAW bersabda : Barang siapa yg
memulai perbuatan baik dalam islam maka ia akan memperoleh pahalanya, dan
pahala orang2 yg melakukannya sesudahnya tanpa di kurang sedikitpun pahala dari
mereka dan barang siapa yg memulai perbuatan jelek maka ia akan memperoleh
dosanya dan dosa orang2 yg melakukan sesudahnya tanpa di kurangi sedikitpun
dari dosa mereka (HR Muslim 1017)
Jelas sekali bahwa dalam hadits pertama dan
kedua di nyatakan bahwa segala sesuatu yg baru, itu sesat namun di dalam hadits
yg ke 3 di pertegas bahwa siapa yg memulai perbuatan baik dalam islam, dia
dapat pahala dan pahala orang2 yg mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka.
Adapun siapa yg memulai perbuatan, yg buruk
dalam islam maka dia mendapakan dosa dan dosa orang2 yg mengikutinya tanpa
mengurangi dosa mereka,,,,Maka hadits ke 3 ini adalah penjelasan yg membatasi
ma’na hadits kullu bid’ah dholalah (maksud dari hadits ini adalah bid’ah yg
buruk dalam islam)
Karena jelas di hadits ke dua NABI
menyatakan bahwa BARANG SIAPA YG MEMULAI KEBAIKAN MAKA DIA DAPAT PAHALA (NABI
GAK MEMBATASI KEBAIKAN INI DI ZAMAN NABI SAJA TAPI INI UNTUK SETERUSNYA,DAN
TIDAK DI BATASI APAKAH IA DI CONTOHKAN ATAUKAH TIDAK DI CONTOHKAN OLEH NABI SAW
)
Dari Ibnu Syihaab[1], dari ‘Urwah bin
Az-Zubair[2], dari ‘Abdurrahmaan bin ‘Abd Al-Qaariy[3], bahwasannya ia berkata
: “Aku pernah keluar bersama ‘Umar bin Al-Khaththaab di bulan Ramadlaan menuju
masjid. Ternyata orang-orang shalat terpencar-pencar dalam beberapa kelompok.
Ada orang yang shalat sendirian, ada pula orang yang shalat dengan diikuti
sekelompok orang.
Lalu ‘Umar berkata : “Demi Allah,
sesungguhnya aku memandang, seandainya aku kumpulkan mereka di belakang satu
imam, niscaya itu lebih utama”. Akhirnya ia pun mengumpulkan mereka di belakang
Ubay bin Ka’b. Kemudian aku (‘Abdurrahmaan) keluar bersamanya di malam yang
lain dimana orang-orang shalat di belakang satu imam mereka. Lalu ‘Umar berkata
: “Sebaik-baik bid’ah adalah ini….” [Al-Muwaththa’, 1/476-477 no. 270].
Imam Syafii rahimahullah berkata,
Bidah itu ada dua macam yaitu bidah
mahmudah/hasanah (yang terpuji) dan bidah madzmumah/dholalah (yang tercela).
Jika suatu amalan bersesuaian dengan tuntunan Rasul, itu termasuk amalan
terpuji. Namun jika menyelisihi tuntunan, itu termasuk amalan tercela[2]
komentar Imam Syafi’i:
Sesuatu yang diada-adakan (dalam agama) ada
dua macam: Sesuatu yang diada-adakan (dalam agama) bertentangan dengan
Al-Qur’an, Sunnah Nabi SAW, prilakuk sahabat, atau kesepakatan ulama maka
termasuk bid’ah yang sesat; adapun sesuatu yang diada-adakan adalah sesuatu
yang baik dan tidak menyalahi ketentuan (al Qur’an, Hadits, prilaku sahabat
atau Ijma’) maka sesuatu itu tidak tercela (baik). (Fathul Bari, juz XVII: 10)
Kesimpulan : Yang menganggap bidah hasanah
itu sesat berarti ia telah menganggap Rosulullah saw, Umar bin Khattab ra, dan
Imam Syafi'i sesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar