Assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarokatuh
Bismillahir-Rahmanir-Rahim
Saudaraku..”
Ada baiknya kita mencoba lagi untuk memahami
bagaimanakah yang dimaksud dengan Ukhuwah Islamiyah yang selama ini mungkin
sudah kita pahami secara tertentu atau secara umum.
Umumnya
dipahami bahwa Ukhuwah Islamiyah adalah Persaudaraan diantara umat Islam, yang
tidak terpecah belah, yang seperti badan sekujur, satu sakit yang lain juga
merasakan sakit juga.
Saya
memahami yang dimaksud ukhuwah Islamiyah adalah Persaudaraan menurut CARA
Islam.
Dan ini
kemudian menjadi beberapa macam Persaudaraan:
1. Persaudaraan
antara umat Islam dengan Umat non Islam.
Ini sudah
diatur oleh al Quran di dalam surat al Kafirun.
"Lakum
dinukum waliyadin" "Agama kamu untuk kamu agama saya untuk
saya". Jelas terpisah dan tidak ada campur aduk diantara agama-agama
tersebut.
2. Persaudaraan
diantara umat Islam yang ini juga sudah diatur oleh al quran dan oleh
hadits."Fastabihul khoirot" "berlomba-lomba menuju
kebaikan" dan "Fastabihul Maghfiroh" "berlomba-lomba menuju
ampunan Allah". Jadi bagi sesama umat Islam, fokusnya adalah berlomba-lomba
di dalam urusan kebaikan dan berlomba-lomba di dalam menuju ampunan Allah.
Di hadits
disebutkan bahwa "Persaudaraan itu seperti badan sekujur". satu sakit
yang lain juga merasakan sakit. Persaudaraan sesama umat Islam sebagaimana
badan sekujur. Kaki yang terantuk duri, maka mulut otomatis mengaduh dan tangan
otomatis mengusap2 ke yang sakit.
tanpa
diperintahpun otak akan berpikir bagaimana supaya yang kena duri tidak sakit
lagi dan bisa sembuh.
Nah di dalam
urusan perbedaan, Nabi juga bersabda,"Perbedaan adalah rohmat".
Artinya di Islam dihargai adanya perbedaan. Meski sebagian orang tidak meyakini
akan hadits ini. Tetapi hal yang lumrah adanya perbedaan. Baikpun perbedaan di
dalam memahami ayat-ayat al Quran maupun hadits dan juga perbedaan di dalam
mempraktekkan agama Islam.
Kalau
dianggap bahwa yang benar itu dalam pemahaman ayat al Quran adalah satu paham
saja, tentulah ini bertentangan dengan ayat al Quran yang kurang lebih
menyatakan bahwa "jika lautan jadi tinta dan pohon2 jadi pena untuk
menulis ayat-ayat Allah, tentulah setelah habis semua itu, ayat-ayat Allah
belum akan selesai untuk ditulis".
Perbedaan
itu adalah hal yang wajar. Perbedaan tidaklah perlu dipahami sebagai sebuah
pertentangan yang harus disatukan, apalagi dianggap sebagai sebuah perselisihan
yang akan membawa kepada perpecahan.
Sudah sejak
masa Rosulullah saw pun, perbedaan itu ada dan ada.
Untuk
mensikapi adanya perbedaan itu al Quran mengatakan "lana a'maluna walakum
a'malukum"."apa yang aku kerjakan ya untuk aku, dan apa yang kamu
kerjakan adalah untuk kamu". Inilah yang banyak diceritakan di
hadits-hadits bahwa tanggung jawab dihadapan Allah tiap-tiap orang adalah
tanggung jawab masing-masingnya.
Yang penting
kita saling hormat menghormati pendapat yang berbeda dan perbedaan itu
janganlah kemudian ditungganggi hawa nafsu merasa benar sendiri.
Akar dari
konflik adalah ketika perbedaan yang ada itu ditunggangi oleh hawa nafsu, maka
pastilah timbul konflik yang bisa berakibat fatal. Tergantung kemampuan
masing-masing di dalam pengendalian hawa nafsunya.
3.
Persaudaraan dengan sluruh umat manusia (kadang ada yang nyebut ukhuwah
insaniyah), yang dirangkum oleh ayat al Quran dengan satu istilah saja
"Rohmatan lil 'alamin"...Umat Islam dididik untuk merohmati alam.
Maka kita
tahu petunjuk Rosulullah seperti "Khoiru nassi anfauhum linnas"
"Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain".
Tidak peduli siapa saja, lintas suku, lintas agama lintas bangsa, yang paling
bermanfaat bagi manusia lain adalah sebaik2 manusia.
Juga hadits
Rosul yang menyampaikan bahwa "Jika kamu beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka berbuat baiklah pada tetanggamu" Tidak peduli tetangga kita
itu beragama hindu, budha, kristen, apapun juga, wajib kita berbuat baik kepada
tetangga kita.
"Memuliakan
tamu", tidak peduli agama apa saja, suku apa saja, wajiblah kita
memuliakan tamu.
"Santuni
anak yatim dan fakir miskin", tidak peduli agama apa saja, asalkan
seseorang itu yatik atau fakir miskin, maka wajiblah kita memberikan santunan
dan perlindungan.
Dan masih
banyak lagi wujud-wujud dari Rohmatan lil 'alamin ini.
Dan juga di
dalam al Quran sudah diatur di QS Al hujurot 13, "..sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal..."
Alangkah
indahnya seandainya Ukhuwah Islamiyah ini, seandainya Persaudaraan yang telah
diajarkan Islam ini kita praktekkan di dalam kehidupan sehari-hari...
Saling
tolong menolong, hormat menghormati, lindung melindungi sebagaimana yang
dicontohkan oleh Rosulullah saw di Madinah. Yang Kristen hidup tenang dan
tentram, yang yahudi juga hak-haknya di jaga.
Alangkah
indahnya seandainya perbedaan diantara sesama umat islam tidak ditunggangi oleh
hawa nafsu yang mengakibatkan perpecahan, pertengkaran dan perselisihan. Yang
ada adalah saling menghormati perbedaan pemahaman dan keyakinan masing-masing
faham.
Alangkah
indahnya apabila kehidupan ini diatur dengan dasar pengertian, dengan dasar tolong
menolong dalam kebaikan dengan cara berkomunikasi yang lebih dewasa secara
sopan dan secara santun.
Alangkah
indahnya jika jiwa besar ada di dalam dada kita masing-masing....
Perbedaan
pendapat dipahami sebagai sebuah kewajaran.
Yang
mengkritik memang berniat untuk memperbaiki tanpa memaksakan kehendaknya, yang
dikritik menerima dengan lapang dada dan berintrospeksi.
Tak ada lagi
hinaan dan cacian
Tak ada lagi
celaan dan makian
Yang ada
adalah dunia ideal...
damai..
tenang..
tentram...
Aamiin
InsyaAllah semoga sajah kita senantiasa mendapatkan hidayyah dan
Inayyah-Nya.Aamiin..."Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar