Senin, 21 Januari 2013

“Apakah Itu...?” UKHUWAH ISLAMIYAH ! *~


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Bismillahir-Rahmanir-Rahim

Saudaraku..”
 Ada baiknya kita mencoba lagi untuk memahami bagaimanakah yang dimaksud dengan Ukhuwah Islamiyah yang selama ini mungkin sudah kita pahami secara tertentu atau secara umum.

Umumnya dipahami bahwa Ukhuwah Islamiyah adalah Persaudaraan diantara umat Islam, yang tidak terpecah belah, yang seperti badan sekujur, satu sakit yang lain juga merasakan sakit juga.

Saya memahami yang dimaksud ukhuwah Islamiyah adalah Persaudaraan menurut CARA Islam.
Dan ini kemudian menjadi beberapa macam Persaudaraan:

1. Persaudaraan antara umat Islam dengan Umat non Islam.
Ini sudah diatur oleh al Quran di dalam surat al Kafirun.
"Lakum dinukum waliyadin" "Agama kamu untuk kamu agama saya untuk saya". Jelas terpisah dan tidak ada campur aduk diantara agama-agama tersebut.

2. Persaudaraan diantara umat Islam yang ini juga sudah diatur oleh al quran dan oleh hadits."Fastabihul khoirot" "berlomba-lomba menuju kebaikan" dan "Fastabihul Maghfiroh" "berlomba-lomba menuju ampunan Allah". Jadi bagi sesama umat Islam, fokusnya adalah berlomba-lomba di dalam urusan kebaikan dan berlomba-lomba di dalam menuju ampunan Allah.

Di hadits disebutkan bahwa "Persaudaraan itu seperti badan sekujur". satu sakit yang lain juga merasakan sakit. Persaudaraan sesama umat Islam sebagaimana badan sekujur. Kaki yang terantuk duri, maka mulut otomatis mengaduh dan tangan otomatis mengusap2 ke yang sakit.
tanpa diperintahpun otak akan berpikir bagaimana supaya yang kena duri tidak sakit lagi dan bisa sembuh.

Nah di dalam urusan perbedaan, Nabi juga bersabda,"Perbedaan adalah rohmat". Artinya di Islam dihargai adanya perbedaan. Meski sebagian orang tidak meyakini akan hadits ini. Tetapi hal yang lumrah adanya perbedaan. Baikpun perbedaan di dalam memahami ayat-ayat al Quran maupun hadits dan juga perbedaan di dalam mempraktekkan agama Islam.

Kalau dianggap bahwa yang benar itu dalam pemahaman ayat al Quran adalah satu paham saja, tentulah ini bertentangan dengan ayat al Quran yang kurang lebih menyatakan bahwa "jika lautan jadi tinta dan pohon2 jadi pena untuk menulis ayat-ayat Allah, tentulah setelah habis semua itu, ayat-ayat Allah belum akan selesai untuk ditulis".

Perbedaan itu adalah hal yang wajar. Perbedaan tidaklah perlu dipahami sebagai sebuah pertentangan yang harus disatukan, apalagi dianggap sebagai sebuah perselisihan yang akan membawa kepada perpecahan.

Sudah sejak masa Rosulullah saw pun, perbedaan itu ada dan ada.

Untuk mensikapi adanya perbedaan itu al Quran mengatakan "lana a'maluna walakum a'malukum"."apa yang aku kerjakan ya untuk aku, dan apa yang kamu kerjakan adalah untuk kamu". Inilah yang banyak diceritakan di hadits-hadits bahwa tanggung jawab dihadapan Allah tiap-tiap orang adalah tanggung jawab masing-masingnya.

Yang penting kita saling hormat menghormati pendapat yang berbeda dan perbedaan itu janganlah kemudian ditungganggi hawa nafsu merasa benar sendiri.

Akar dari konflik adalah ketika perbedaan yang ada itu ditunggangi oleh hawa nafsu, maka pastilah timbul konflik yang bisa berakibat fatal. Tergantung kemampuan masing-masing di dalam pengendalian hawa nafsunya.

3. Persaudaraan dengan sluruh umat manusia (kadang ada yang nyebut ukhuwah insaniyah), yang dirangkum oleh ayat al Quran dengan satu istilah saja "Rohmatan lil 'alamin"...Umat Islam dididik untuk merohmati alam.

Maka kita tahu petunjuk Rosulullah seperti "Khoiru nassi anfauhum linnas" "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain". Tidak peduli siapa saja, lintas suku, lintas agama lintas bangsa, yang paling bermanfaat bagi manusia lain adalah sebaik2 manusia.

Juga hadits Rosul yang menyampaikan bahwa "Jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berbuat baiklah pada tetanggamu" Tidak peduli tetangga kita itu beragama hindu, budha, kristen, apapun juga, wajib kita berbuat baik kepada tetangga kita.

"Memuliakan tamu", tidak peduli agama apa saja, suku apa saja, wajiblah kita memuliakan tamu.

"Santuni anak yatim dan fakir miskin", tidak peduli agama apa saja, asalkan seseorang itu yatik atau fakir miskin, maka wajiblah kita memberikan santunan dan perlindungan.

Dan masih banyak lagi wujud-wujud dari Rohmatan lil 'alamin ini.

Dan juga di dalam al Quran sudah diatur di QS Al hujurot 13, "..sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal..."

Alangkah indahnya seandainya Ukhuwah Islamiyah ini, seandainya Persaudaraan yang telah diajarkan Islam ini kita praktekkan di dalam kehidupan sehari-hari...

Saling tolong menolong, hormat menghormati, lindung melindungi sebagaimana yang dicontohkan oleh Rosulullah saw di Madinah. Yang Kristen hidup tenang dan tentram, yang yahudi juga hak-haknya di jaga.

Alangkah indahnya seandainya perbedaan diantara sesama umat islam tidak ditunggangi oleh hawa nafsu yang mengakibatkan perpecahan, pertengkaran dan perselisihan. Yang ada adalah saling menghormati perbedaan pemahaman dan keyakinan masing-masing faham.

Alangkah indahnya apabila kehidupan ini diatur dengan dasar pengertian, dengan dasar tolong menolong dalam kebaikan dengan cara berkomunikasi yang lebih dewasa secara sopan dan secara santun.

Alangkah indahnya jika jiwa besar ada di dalam dada kita masing-masing....
Perbedaan pendapat dipahami sebagai sebuah kewajaran.
Yang mengkritik memang berniat untuk memperbaiki tanpa memaksakan kehendaknya, yang dikritik menerima dengan lapang dada dan berintrospeksi.
Tak ada lagi hinaan dan cacian
Tak ada lagi celaan dan makian
Yang ada adalah dunia ideal...
damai..
tenang..
tentram...
Aamiin InsyaAllah semoga sajah kita senantiasa mendapatkan hidayyah dan Inayyah-Nya.Aamiin..."Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar