1. Dari Ibnu 'Umar radhiyallâhu 'anhu, ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi, maka berhari raya lah. Jika hilal tertutup, maka genapkanlah (bulan Sya'ban menjadi 30 hari)." (Muttafaqun 'alaih, HR. Bukhari no. 1906 dan Muslim no. 1080).
2. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ”Sesungguhnya kami adalah
umat ummiyah. Kami tidak mengenal kitabah (tulis-menulis) dan tidak pula
mengenal hisab. Bulan itu seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29)
dan seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 30)." (HR. Bukhari no.
1913 dan Muslim no. 1080).
3. "Puasa kalian ditetapkan tatkala mayoritas kalian
berpuasa, hari raya Idul Fithri ditetapkan tatkala mayoritas kalian berhari
raya, dan Idul Adha ditetapkan tatkala mayoritas kalian ber-Idul Adha."
(HR. Tirmidzi no. 697)
4. Dari‘Ammar bin Yâsir radhiyallâhu 'anhu, ia berkata:
Barang siapa yang berpuasa pada hari yang diragukan (tanggal 30 Sya’ban, hari
syak) maka ia telah mendurhakai Abul Qasim (Nabi Muhammad shallallâhu 'alaihi
wa sallam). (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
5. Rasulullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda:
Janganlah kamu mendahului bulan Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari kecuali
seseorang yang kebiasaannya berpuasa, maka hendaklah ia berpuasa pada hari itu.
(HR. Bukhari)
6. Dari Ibnu Umar ra: Dari Nabi saw bahwa beliau
menyebut-nyebut tentang bulan Ramadhan sambil mengangkat kedua tangannya dan
bersabda: Janganlah engkau memulai puasa sebelum engkau melihat hilal awal
bulan Ramadhan dan janganlah berhenti puasa sebelum engkau melihat hilal awal
bulan Syawal. Apabila tertutup awan, maka hitunglah (30 hari). (HR. Muslim:
1795)
7. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw
bersabda: Apabila engkau melihat hilal (awal bulan Ramadhan), maka hendaklah
engkau memulai puasa. Apabila engkau melihat hilal (awal bulan Syawal), maka
hendaklah engkau berhenti puasa. Dan apabila tertutup awan, maka hendaklah
engkau berpuasa selama 30 hari. (HR. Muslim:1808)
8. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw
bersabda: Janganlah engkau berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan,
kecuali bagi seorang yang biasa berpuasa, maka baginya silakan berpuasa. (HR.
Muslim: 1812)
9. Dari Ummu Salamah rha: Bahwa Rasulullah saw pernah
bersumpah tidak akan menemui sebagian istri-istrinya selama sebulan. Dan
setelah 29 hari berlalu, beliau datang menemui mereka. Kemudian beliau ditanya:
Wahai Nabi! Baginda bersumpah tidak akan menemui kami selama satu bulan.
Mendengar itu, beliau bersabda: Sesungguhnya bulan itu berjumlah 29 hari. (HR.
Muslim: 1816)
10. Dari Abu
Umamah Shudai bin 'Ajlan Al Bahili radhiyallâhu 'anhu, ia berkata bahwa ia
mendengar Rasulullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam berkhutbah saat haji
wada'dan mengucapkan,
"Bertakwalah kepada Allâh Rabb kalian, laksanakanlah shalat lima waktu, berpuasalah di bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat dari harta kalian, taatilah penguasa yang mengatur urusan kalian, maka kalian akan memasuki surga Rabb kalian." (HR. Tirmidzi no. 616 dan Ahmad 5:262)
"Bertakwalah kepada Allâh Rabb kalian, laksanakanlah shalat lima waktu, berpuasalah di bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat dari harta kalian, taatilah penguasa yang mengatur urusan kalian, maka kalian akan memasuki surga Rabb kalian." (HR. Tirmidzi no. 616 dan Ahmad 5:262)
11. “Barangsiapa yang tidak berniat sebelum fajar, maka puasanya
tidak sah.” (HR. Abu Daud no. 2454, Tirmidzi no. 730, dan Nasa’i no. 2333)
12. Makanlah waktu sahur. Sesungguhnya makan waktu sahur menyebabkan
berkah. (HR. Mutafaq'alaih)
13. Dari Anas ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Makan
sahurlah kalian, karena pada makan sahur itu terdapat keberkahan. (HR. Muslim:
1835)
14. "Makanan Sahur semuanya bernilai berkah, maka jangan
tinggalkan sekalipun hanya dengan seteguk air" (HR Ahmad)
15. Rasulullâh saw bersabda: "Yang membedakan Puasa kami
(orang-orang Muslim) dengan puasa ahli kitab adalah "makan sahur" ...
(HR. Imam Muslim)
16. Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallâhu anhu, ia berkata: “Rasulullâh
shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya Allâh dan para
Malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur.’” (HR. Ibnu
Hibban dan ath-Thabrani).
17. “Makan sahur adalah berkah, maka janganlah kalian
meninggalkannya, walau kalian hanya meminum seteguk air, karena Allâh ‘Azza wa
Jalla dan para malaikat men-do’akan orang yang makan sahur.” (HR Ahmad, No.
11086)
18. Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallâhu ‘anhu, beliau berkata:
“Rasulullâh shallallâhu‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Makan sahur adalah makanan
yang penuh dengan keberkahan, maka janganlah engkau meninggalkannya, walaupun
salah seorang diantara kalian hanya meminum seteguk air, karena sesungguhnya
Allâh dan para Malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur.’”
(HR. Ahmad).
19. "Bersahurlah kalian karena dalam sahur terdapat
berkah" (HR. Bukhari Muslim)
20. "Sahur adalah berkah, oleh karena itu janganlah kalian
meninggalkannya meskipun dengan menelan seteguk air, sesungguhnya Allâh dan
malaikat-Nya memberikan shalawat kepada orang-orang yang makan sahur" (HR.
Ahmad)
21. Dari Adi bin Hatim ra: Ketika turun ayat: " ...
Sehingga nyata bagimu benang yang putih dari benang yang hitam, yaitu fajar
...", maka Adi bin Hatim berkata kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah,
sungguh saya meletakkan benang berwarna putih dan benang berwarna hitam di
bawah bantalku, sehingga aku dapat mengenali antara waktu malam dan waktu siang
hari. Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya bantalmu itu sangat lebar.
Sesungguhnya yang dimaksud adalah hitamnya (gelapnya) malam dan putihnya
(terangnya) siang pada saat fajar. (HR. Muslim:1824)
22. Dari Sahal bin Saad ra, ia berkata: Ketika turun ayat:
" ... Makan dan minumlah hingga nyata bagimu benang yang putih dari benang
yang hitam." Beliau berkata: Seorang lelaki mengambil seutas benang yang
berwarna putih dan seutas benang berwarna hitam. Lalu ia makan sampai kedua
benang tersebut kelihatan jelas olehnya, sampai akhirnya Allah menurunkan ayat
kelanjutannya " ... Pada waktu fajar ...", sehingga persoalannya
menjadi jelas. (HR. Muslim: 1825)
23. Dari Abdullah bin Umar ra: Dari Rasulullah saw bahwa beliau
bersabda bahwa ketika Bilal mengumandangkan azan pada malam hari, maka makan
dan minumlah kalian sampai engkau mendengar azan yang dikumandangkan oleh Ibnu
Ummu Maktum. (HR. Muslim:1827)
24. Dari Ibnu Masud ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
Janganlah sekali-kali azan Bilal itu mencegah salah seorang di antara kalian
untuk makan sahur, karena Bilal mengumandangkan azan atau memanggil pada malam
hari adalah untuk mengingatkan orang yang sedang shalat qiyam (akan dekatnya
waktu fajar) dan untuk membangunkan orang yang masih tidur. Selanjutnya beliau
bersabda: Janganlah engkau hiraukan ucapan seseorang bahwa fajar itu begini
begini sambil membenahi letak tangannya kemudian mengangkatnya ke atas,
sesungguhnya fajar yang dimaksud ialah begini, sambil merenggangkan celah di
antara kedua jarinya.(HR. Muslim: 1830)
25. Dari Zaid bin Tsabit ra, ia berkata: Kami pernah makan sahur
bersama Rasulullah saw. Kemudian kami melaksanakan shalat. Kemudian saya
bertanya: Berapa lamakah waktu antara keduanya (antara makan sahur dengan
shalat)? Rasulullah saw menjawab: Selama bacaan lima puluh ayat. (HR. Muslim:
1837)
26. "Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan
mengharap pahala (keridhaan) Allâh, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.
(HR. Bukhari)
27. "Allâh 'Azza wa Jalla mewajibkan puasa Ramadhan dan aku
mensunahkan shalat malam harinya. Barangsiapa berpuasa dan shalat malam dengan
mengharap pahala (keridhaan) Allâh, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi
yang baru dilahirkan oleh ibunya". (HR. Ahmad)
28. Rasulullâh saw
menaiki mimbar (untuk berkhutbah). Menginjak anak tangga (tingkat) pertama
beliau mengucapkan, "âmin", begitu pula pada anak tangga kedua dan
ketiga.
Seusai shalat para sahabat bertanya, "Mengapa Rasulullâh mengucapkan "âmin"
Beliau lalu menjawab, "Malaikat Jibril datang dan berkata, "Kecewa dan merugi seorang yang bila namamu disebut dan dia tidak mengucap shalawat atasmu" lalu aku berucap "âmin."
Kemudian malaikat berkata lagi, "Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia tidak sampai bisa masuk surga." Lalu aku mengucapkan "âmin".
Kemudian katanya lagi, "Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan (hidup) pada bulan Ramadhan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya." Lalu aku mengucapkan "âmin." (HR. Ahmad)
Seusai shalat para sahabat bertanya, "Mengapa Rasulullâh mengucapkan "âmin"
Beliau lalu menjawab, "Malaikat Jibril datang dan berkata, "Kecewa dan merugi seorang yang bila namamu disebut dan dia tidak mengucap shalawat atasmu" lalu aku berucap "âmin."
Kemudian malaikat berkata lagi, "Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia tidak sampai bisa masuk surga." Lalu aku mengucapkan "âmin".
Kemudian katanya lagi, "Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan (hidup) pada bulan Ramadhan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya." Lalu aku mengucapkan "âmin." (HR. Ahmad)
29. Bau mulut seorang yang berpuasa lebih harum di sisi Allâh
pada hari kiamat dari harumnya misik (minyak wangi paling harum di dunia). (HR.
Bukhari)
30. Manusia tetap berkondisi baik selama mereka tidak
menunda-nunda berbuka puasa. (HR. Bukhari)
31. Sabda Rasulullah -shalallahu'alaihi wa sallam-: Artinya:
"Manusia senantiasa dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka
puasa." (HR. Bukhari, Muslim dan At-Tirmidzi)
32. Barangsiapa tidak dapat meninggalkan ucapan dan perbuatan
dusta (waktu berpuasa) maka Allâh tidak membutuhkan lapar dan hausnya. (HR.
Bukhari)
33. Mungkin hasil yang diraih seorang shaum (yang berpuasa)
hanya lapar dan haus, dan mungkin hasil yang dicapai seorang yang shalat malam
(Qiyamul lail) hanyalah berjaga. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
34. "Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berbuka
puasa maka dia memperoleh pahalanya, dan pahala bagi yang (menerima makanan) berpuasa
tidak dikurangi sedikitpun. (HR. Tirmidzi)
35. "Tidaklah termasuk kebajikan orang yang tetap berpuasa
dalam perjalanan (musafir). (HR. Bukhari)
36. "Barangsiapa berbuka puasa sehari tanpa rukshah (alasan
yang dibenarkan) atau sakit, maka tidak akan dapat ditebus (dosanya) dengan
berpuasa seumur hidup meskipun dia melakukannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
37. "Barangsiapa berpuasa Ramadhan (penuh) lalu diikuti
dengan berpuasa enam hari dalam bulan Syawal maka dia seperti berpuasa seumur
hidup. (HR. Muslim)
38. Dari Abu Hurairah ra ia berkata, Rasulullâh shallallahu
’alaihi wa sallam bersabda, "Telah datang kepada kalian bulan suci
Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Allâh subhânahu wa ta’âlâ telah mewajibkan
kalian berpuasa Ramadhan, Pada bulan ini pintu-pintu langit dibuka dan
pintu-pintu jahannam ditutup, tangan-tangan syetan dibelunggu, dan di dalamnya
terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, maka barangsiapa
yang dijauhkan (diharamkan) dari kebaikannya, maka benar-benar telah dijauhkan."
(HR. An-Nasa'i).
39. "Seandainya kalian tahu apa keistimewaan dan keutamaan
bulan Ramadhan itu, pastilah kalian akan mengharap semua bulan sepanjang tahun
seperti bulan Ramadhan." (HR. Bukhari-Muslim)
40. Barangsiapa mengakrabi dusta dan melakukannya, maka Allâh
tidak butuh upayanya dalam menahan makan dan minum. (HR. Bukhari).
41. Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullâh saw bersabda: Bulan
Ramadhan adalah bulan yang Allâh telah memfardhukan atasmu berpuasa di
dalamnya, dan aku telah mensunnahkan bagimu berdiri dan beribadah di malamnya.
Barangsiapa berpuasa dan bershalatul qiyam di malamnya karena iman dan karena
mengharapkan Allâh, niscaya ia keluar dari dosanya, sebagai hari di lahirkan
oleh ibunya." ... (HR. ibn Khuzaimah)
42. Dari Abu Umamah ra berkata; Saya mendatangi Rasulullah saw,
kemudian saya berkata: Perintahkanlah aku suatu amalan yang bisa memasukkanku
ke surga. Rasulullah saw bersabda: "Berpuasalah karena ia tidak ada
tandingannya." Kemudian saya mendatangi beliau lagi, beliau bersabda;
"Berpuasalah." (HR. Ahmad)
43. Dari Abu Hurairah ra: Bahwa Rasulullah saw bersabda: Apabila
tiba bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka
dan setan-setan dibelenggu. (HR. Muslim: 1793)
44. Dari Sahal bin Saad ra: Bahwa Rasulullah saw bersabda:
Orang-orang itu senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.
(HR. Muslim: 1838)
45. DariUmar ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Ketika
malam datang, siang pergi dan matahari pun terbenam, maka saat itulah orang
yang berpuasa mulai berbuka. (HR. Muslim: 1841)
46. Dari Abdullah bin Abu Aufa ra, ia berkata: Kami pernah
bepergian bersama Rasulullah saw di bulan Ramadhan. Ketika matahari terbenam,
beliau bersabda: Wahai fulan, singgahlah dan siapkanlah hidangan buat kami!
Orang yang disuruh berkata: Wahai Rasulullah, bukankah sebaiknya baginda
tangguhkan sebentar? Rasulullah saw bersabda: Singgahlah dan siapkan hidangan
buat kami! Kemudian ia singgah dan menyiapkan hidangan, lalu ia memberikannya
kepada beliau. Nabi saw meminumnya, kemudian bersabda sambil memberikan isyarat
kedua tangannya: Jika matahari sudah terbenam di arah sana dan malam sudah
datang dari arah sana, maka orang yang berpuasa boleh berbuka. (HR. Muslim:
1842)
47. Dari Aisyah rha, ia berkata: Adalah Rasulullah saw mencium
salah seorang istri beliau dan beliau sedang berpuasa lalu istrinya tersenyum.
(HR. Muslim: 1851)
48. Dari Umar bin Abu Salamah rha: Bahwa ia bertanya kepada
Rasulullah saw: Bolehkah orang yang sedang berpuasa itu berciuman (dengan
istrinya)? Rasulullah saw menjawab: Tanyakan saja kepada Ummu Salamah. Kemudian
ia (Ummu Salamah) memberitahukan kepadanya bahwa Rasulullah saw melakukannya.
Umar bin Abu Salamah lalu berkata: Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah
mengampuni dosa baginda yang lalu dan yang akan datang? Rasulullah saw bersabda
padanya: Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takwa kepada
Allah dari kalian. (HR. Muslim: 1863)
49. Dari Aisyah ra dan Ummu Salamah ra berkata: Rasulullah saw
pernah bangun pagi hari dalam keadaan junub bukan karena mimpi kemudian beliau
terus berpuasa. (HR. Muslim: 1864)
50. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Seorang lelaki datang
menemui Nabi saw dan berkata: Celaka saya, wahai Rasulullah. Beliau bertanya:
Apa yang membuat engkau celaka? Lelaki itu menjawab: Saya telah bersetubuh
dengan istri saya disiang hari bulan Ramadhan. Beliau bertanya: Apakah engkau
mempunyai sesuatu untuk memerdekakan seorang budak? Ia menjawab: Tidak punya.
Beliau bertanya: Mampukah engkau berpuasa selama dua bulan berturut-turut? Ia
menjawab: Tidak mampu. Beliau bertanya lagi: Apakah engkau mempunyai sesuatu
untuk memberi makan enam puluh orang miskin? Ia menjawab: Tidak punya. Kemudian
ia duduk menunggu sebentar. Lalu Rasulullah saw memberikan sekeranjang kurma
kepadanya sambil bersabda: Sedekahkanlah ini. Lelaki tadi bertanya: Tentunya
aku harus menyedekahkannya kepada orang yang paling miskin di antara kita,
sedangkan di daerah ini, tidak ada keluarga yang paling memerlukannya selain
dari kami. Maka Rasulullah saw pun tertawa sampai kelihatan salah satu bagian
giginya. Kemudian beliau bersabda: Pulanglah dan berikan makan keluargamu. (HR.
Muslim: 1870)
51. Dari Aisyah rha, ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah saw dan berkata: Celaka aku. Rasulullah saw bertanya: Kenapa? Lelaki
tadi menjawab: Aku telah menggauli istriku pada siang hari bulan Ramadhan.
Rasulullah saw bersabda: Bersedekahlah untuk itu, bersedekahlah. Tetapi
laki-laki tadi berkata: Aku tidak memiliki apa-apa. Lalu beliau menyuruhnya
duduk sejenak. Kemudian beliau memberikan kepadanya dua keranjang makanan dan
menyuruhnya untuk menyedekahkannya. (HR. Muslim: 1873)
52. Dari Ibnu Abbas ra: Bahwa Rasulullah saw bepergian pada
tahun penaklukan kota Mekah di bulan Ramadhan. Beliau tetap berpuasa hingga
tiba di daerah Kadid, beliau tidak berpuasa. Dan para sahabat Rasulullah saw
selalu mengikuti kejadian demi kejadian karena perintahnya. (HR. Muslim: 1875)
53. Dari Jabir bin Abdullah ra, ia berkata: Adalah Rasulullah
saw pada suatu perjalanan melihat seorang laki-laki dikerumuni orang banyak
sehingga ia hampir-hampir tidak dapat dikenali. Kemudian beliau bertanya: Ada
apa dengannya? Para sahabat menjawab: Dia sedang berpuasa. Rasulullah saw
bersabda: Bukan termasuk kebaikan kalian berpuasa dalam perjalanan. (HR.
Muslim: 1879)
54. Dari Anas Bin Malik ra: Anas ra pernah ditanya tentang
berpuasa pada bulan Ramadhan dalam perjalanan? Dia menjawab: Kami pernah
bepergian bersama Rasulullah saw pada bulan Ramadhan, yang berpuasa tidak
mencela yang tidak puasa dan yang tidak puasa juga tidak mencela yang berpuasa.
(HR. Muslim: 1884)
55. Dari Anas ra, ia berkata: Kami pernah bersama Rasulullah saw
dalam suatu perjalanan.Di antara kami ada yang tetap berpusa dan ada pula yang
tidak puasa. Kami singgah di sebuah tempat saat hari sedang panas sekali. Di
antara kami yang paling banyak mendapat naungan ialah orang-orang yang
berpakaian lengkap, sementara orang-orang yang tidak berpakaian lengkap mereka
melindungi kepalanya dari teriknya matahari dengan menutupkan tangannya ke
atas. Maka orang-orang yang berpuasa berjatuhan (karena lemah) dan mereka yang
tidak puasa masih dapat tegak berdiri. Mereka kemudian mendirikan tenda-tenda
dan memberikan minum unta-unta. Lalu Rasulullah saw bersabda: Orang-orang yang
berbuka hari ini pergi membawa pahala. (HR. Muslim: 1886)
56. Dari Aisyah rha, ia berkata: Hamzah bin Amru Al-Aslami
bertanya kepada Rasulullah saw tentang puasa dalam perjalanan, maka beliau
menjawab: Jika engkau mau, berpuasalah dan jika engkau tidak mau, maka boleh
tidak puasa. (HR. Muslim: 1889)
57. Dari Abu Darda ra, ia berkata: Kami pernah bepergian bersama
Rasulullah saw di bulan Ramadhan pada hari yang sangat panas, sehingga sampai
sebagian kami terpaksa harus menutupkan tangan pada kepalanya, karena teriknya
matahari. Kami semua tidak ada yang berpuasa kecuali Rasulullah saw dan
Abdullah bin Rawahah. (HR. Muslim: 1892)
58. Dari Umar bin Khathab ra, ia berkata: Bahwa dua hari ini
hari yang dilarang Rasulullah saw untuk berpuasa, yaitu hari raya Idul Fitri
setelah kalian berpuasa (Ramadhan) dan hari raya makan (daging kurban) setelah
kalian menunaikan ibadah haji. (HR. Muslim: 1920)
59. Dari Abu Said Khudhri ra, ia berkata: Aku pernah mendengar
Rasulullah saw bersabda: Tidaklah patut berpuasa pada dua hari tertentu, yakni
Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri setelah puasa Ramadhan. (HR.
Muslim: 1922)
60. Dari Ibnu Umar ra: Seorang laki-laki datang kepada Ibnu Umar
ra dan berkata: Sungguh aku telah bernazar untuk berpuasa satu hari yang
bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Idul Fitri. Ibnu Umar ra
berkata: Allah Ta’ala memerintahkan untuk menepati janji nazar dan Rasulullah
saw melarang puasa padahari ini. (HR. Muslim: 1924)
61. Dari Salamah bin Akwa` rha, ia berkata: Ketika turun ayat
berikut, "… Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya jika
mereka tidak berpuasa membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin,
..." maka orang yang ingin tidak puasa, cukup dengan membayar fidyah, hingga
akhirnya turun ayat berikutnya yang menghapus hukum ayat sebelumnya. (HR.
Muslim: 1931)
62. Dari Aisyah rha, ia berkata: Adalah aku mempunyai tanggungan
puasa Ramadhan, aku tidak dapat membayarnya kecuali pada bulan Sya’ban, karena
kesibukan dari Rasulullah saw atau kesibukan bersama Rasulullah saw. (HR.
Muslim: 1933)
63. Dari Aisyah rha: Bahwa Rasulullah saw bersabda: Barang siapa
yang meninggal dunia dan ia mempunyai tanggungan puasa, maka walinya harus
berpuasa untuk membayar tangungannya. (HR. Muslim: 1935)
64. Dari Ibnu Abbas ra: Bahwa seorang perempuan datang kepada
Rasulullah saw dan berkata: Sesungguhnya ibuku telah meninggal dan ia mempunyai
tanggungan puasa sebulan. Beliau bertanya: Apa pendapatmu jika ibumu mempunyai
utang kepada orang lain, apakah engkau akan membayarnya? Ia menjawab: Ya (aku
akan bayar). Beliau bersabda: Utang kepada Allah adalah lebih berhak untuk
dibayar. (HR. Muslim:1936)
65. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
Apabila salah seorang dari kalian bangun dalam keadaan berpuasa, maka janganlah
ia berbicara jorok dan kotor, maka jika seseorang dicaci atau diperangi, maka
hendaklah ia berkata: Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa. (HR. Muslim:
1941)
66. Dari Sahal bin Saad ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yang bernama Rayyan. Orang-orang
yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu pada hari kiamat. Tidak ada orang
selain mereka yang masuk bersama mereka. Ditanyakan: Di mana orang-orang yang
puasa? Kemudian mereka masuk lewat pintu tersebut dan ketika orang yang
terakhir dari mereka sudah masuk, maka pintu itu ditutup kembali dan tidak ada
orang yang akan masuk lewat pintu itu. (HR. Muslim: 1947)
67. Dari Abu Said Al-Khudri ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
Tidaklah seorang hamba yang berpuasa satu hari di jalan Allah, kecuali Allah
akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh jarak perjalanan 70 tahun. (HR.
Muslim: 1948)
68. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
Barang siapa lupa bahwa ia sedang berpuasa, sehingga ia makan atau minum, maka
hendaklah ia meneruskan puasanya, karena sesungguhnya ia telah diberi makan dan
minum oleh Allah. (HR. Muslim:1952)
69. Dari Ibnu Umar ra: Bahwa sekelompok orang dari sahabat
Rasulullah saw bermimpi melihat lailatul qadar pada hari ke tujuh yang
terakhir. Kemudian Rasulullah saw bersabda: Menurutku bahwa mimpi kalian pasti
bertepatan dengan hari ketujuh terakhir, maka barang siapa yang ingin
menantinya, maka hendaklah ia menanti pada hari ke tujuh terakhir (bulan
Ramadhan). (HR. Muslim: 1985)
70. Dari Abu Said Al-Khudri ra: Rasulullah saw pernah melakukan
I’tikaf pada sepuluh hari pertengahan bulan Ramadhan. Ketika mana waktu dua
puluh malam telah berlalu dan akan menyambut malam yang kedua puluh satu, maka
beliau kembali kerumahnya dan sahabat yang ber-I’tikaf bersama beliau juga
kembali ke rumah mereka. Kemudian beliau bangun malam pada malam ia kembali
dari I’tikaf dan berpidato di hadapan sahabat serta menyuruh mereka untuk
melaksanakan kehendak Allah, lalu bersabda: Sungguh dahulu aku I’tikaf pada
sepuluh malam ini (sepuluh malam pertengahan) kemudian nampak olehku (melalui
mimpi) untuk I’tikaf pada sepuluh malam akhir. Barang siapa yang pernah I’tikaf
bersamaku, maka hendaklah ia tidur di tempat I’tikafnya. Sesungguhnya aku telah
melihat (lailatul qadar) pada malam-malam ini, tetapi lalu aku lupa (waktunya),
maka cari dan nantikanlah malam itu di sepuluh malam akhir yang ganjil. Aku
pernah bermimpi bahwa aku sujud di air dan lumpur. Abu Said Al-Khudri berkata:
Pada malam kedua puluh satu, kami diturunkan hujan, sehingga air mengalir dari
atap mesjid ke tempat shalat Rasulullah saw, lalu aku memperhatikan beliau.
Beliau sudah selesai dari shalat Subuh dan pada wajah beliau basah dengan lumpur
dan air. (HR. Muslim: 1993)
71. Dari Aisyah rha, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Cari
dan nantikanlah lailatul qadar pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan. (HR.
Muslim: 1998)
72. Barangsiapa shalat malam pada malam Lailatul Qadar dengan
keimanan dan harapan pahala dari Allâh maka akan terampuni dosa-dosanya yang
terdahulu. (HR. Bukhari)
73. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, ”Katakan padaku
wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahuisuatu malam adalah
lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?” Beliau menjawab,”
Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (Ya Allah
sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah
aku).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
74. Dari Abu
Hurairah radhiyaLlaahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda,
“Sebaik-baik makanan sahur seorang mukmin adalah kurma.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Hibban: 562)
“Sebaik-baik makanan sahur seorang mukmin adalah kurma.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Hibban: 562)
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam
taman-taman (surga) dan mata air-mata air,
sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya
mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan.
Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam.
Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.
(QS. Adz-Dzâriyat [51]:15-18)
Bagi Anda yang mahu membagikan kepada sahabat yang lain baik satu persatu atau keseluruhannya aku persilahkan semoga saja bermanfaat Aamiin...
BalasHapus