Sabtu, 15 Oktober 2016

Catatan Tentang Penjabaran Sifat Ma’nawiyah ;


Bismillahir-Rahmanir-Rahim

Assalamu allaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,~

Saudaraku Berikut Ini Mengenai Bahasan Tentang Penjabaran daripada Sifat Ma’nawiyah),~


1. Sifat Ma’nawiyah
Adapun hakikat sifat ma’nawiyah itu iyalah : hiyal halul wajibatu lidzati madaamati lidzati mu’allalati bi’illati, artinya hal yang wajib bagi dzat selama ada dzat itu dikarenakan suatu karena yaitu Ma’ani, umpama berdiri sifat Qudrat pada dzat maka baru dinamakan dzat itu Qadirun, artinya Yang Kuasa, Qudrat sifat Ma’ani, Qadirun sifat Ma’nawiah maka berlazim-lazim antar sifat Ma’ani dengan sifat Ma’nawiah, tiada boleh bercerai yaitu tujuh sifat pula:

1. QADIRUN; artinya Yang Kuasa, melazimkan Qudrat berdiri pada dzat
2. MURIIDUN; artinya Yang Menentukan maka melazimkan Iradat yang berdiri pada dzat
3. ‘ALIMUN; artinya Yang Mengetahui maka melazimkan ‘Ilmu yang berdiri pada dzat
4. HAYYUN; artinya Yang Hidup melazimkan Hayyat yang berdiri pada dzat
5. SAMI’UN; artinya Yang Mendengar melazimkan Sami’ yang berdiri pada dzat
6. BASIRUN; artinya Yang Melihat melazimkan Basir yang berdiri pada dzat
7. MUTTAKALLIMUN; artinya Yang Berkata-kata melazimkan Kalam yang berdiri pada dzat
 
2. Sifat Istighna ),~


Sifat Istighna "Artinya adalah sifat Kaya, Hakikat sifat Istighna: mustaghniyun ’angkullu maa siwahu, artinya Kaya Allah Ta’ala itu daripada tiap-tiap yang lain.

Apabila dikatakan Kaya Allah Ta’ala daripada tiap-tiap yang lain, maka wajib bagi-Nya bersifat dengan sebelas (11) sifat, jikalau kurang salah satu daripada sebelas (11) maka sifat itu tiadalah dapat dikatakan Kaya Allah Ta’ala daripada tiap-tiap yang lainnya.

Adapun sifat kaya yang 11 wajib bagi Allah itu ialah:

1. Wujud,
2. Qidam,
3. Baqa’,
4. Mukhalafatuhu lil khawaditsi,
5. Kiyamuhubinafsihi,
6. Sami’,
7. Basir,
8. Kalam,
9. Sami’un,
10. Basirun
11. Muttakalimun.

Selain sebelas (11) sifat yang wajib itu ada tiga (3) sifat yang harus (Jaiz) yang termasuk pada sifat Istighna yaitu ;

1. Mahasuci dari pada mengambil faedah pada perbuatan-Nya atau pada hukum-Nya, lawannya mengambil faedah, yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau mengambil faedah tiadalah Kaya Ia daripada tiap-tiap yang lainnya karena lazim diwaktu itu berkehendak Ia pada menghasilkan hajat-Nya

2. Tiada wajib Ia menjadikan alam ini. Lawannya wajib yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau wajib Ia menjadikan alam ini tiadalah Ia Kaya dari pada tiap – tiap yang lainnya, karena lazim diwaktu itu berkehendak Ia kepada yang menyempurnakan-Nya

3. Tiada memberi bekas suatu daripada kainat-Nya dengan kuatnya. Lawannya memberi bekas yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau memberi sesuatu daripada kainat-Nya dengan kuatnya tiadalah Kaya Ia pada tiap-tiap yang lainnya karena lazim diwaktu itu berkehendak Ia mengadakan sesuatu dengan wasitoh

 3. Sifat Ifthikhor ),~

Sifat Ifthikhor "Artinya adalah sifat berkehendak:
Hakikat sifat Ifthikhor: wamuftaqirun ilaihi kullu maa ’adaahu, artinya berkehendak tiap-tiap yang lainnya kepada-Nya.

Apabila dikatakan berkehendak tiap-tiap yang lain kepada-Nya maka wajib bagi-Nya bersifat dengan sembilan (9) sifat, dan jikalau kurang salah satu daripada sembilan (9) sifat ini maka tiadalah dapat berkehendak tiap-tiap yang lainya kepada-Nya

Adapun sifat wajib yang sembilan (9) itu adalah:

1. Qudrat
2. Iradat
3. Ilmu
4. Hayat
5. Qodirun
6. Muridun
7. ‘Alimun
8. Hayyun
9. Wahdaniah

Selain dari sembilan (9) sifat yang wajib itu ada dua (2) sifat yang harus termasuk pada sifat Ifthikhor:
1. Baharu sekalian alam ini.

Lawannya Qodim yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau alam ini Qodim tiadalah berkehendak tiap-tiap yang lainnya kepada-Nya karena lajim ketika itu bersamaan derajat-Nya

2. Tiada memberi bekas sesuatu daripada Af’al dengan Sifat atau dzatnya.
Lawannya memberi bekas yaitu mustahil tiada diterima oleh aqal sekali-kali karena jikalau tidak memberi bekas sesuatu daripada Af’al dengan SifatNya niscaya tiadalah berkehendak tiap-tiap yang lain kepada-Nya .
Maka sekarang telah nyata pada kita bahwa duapuluh delapan (28) sifat Istighna dan duapuluh dua (22) sifat Ifthikhar maka jumlahnya jadi limapuluh (50) ‘akaid yang terkandung didalam kalimah laa ilaha ilallaah, maka jadilah makna hakikat laa ilaha ilallaah itu dua:

laa mustaghniyun angkullu maasiwahu,' artinya tiada yang kaya dari tiap-tiap yang lainnya dan wa muftaqirun ilaihi kullu ma’adahu, artinya : dan berkehendak tiap-tiap yang lain kepadaNya.
Maka Ini makna yang pertama daripada makna yang dua itu maka jadi empat (4):

1. Wajibul wujud, yaitu yang wajib adanya.
2. Ishiqoqul ibadah, yaitu yang mustahak bagi-Nya ibadah
3. Kholikul ‘alam, yaitu yang menjadikan sekalian alam
4. Maghbudun bihaqqi, yaitu yang disembah dengan sebenar-benarnya.

Walhasil ini makna yang kedua maka daripada makna yang empat (4) itu jadi satu (1) yaitu:
Laa ilaha ilallaah, Laa ma’budun ilallah,' artinya tiada Tuhan yang disembah dengan sebenarnya melainkan Allah.

Dan ini makna yang ketiga penghabisan maka jadilah kalimah laa ilaha ilallaah itu menghimpun nafi dan isbat
Adapun yang dinafikan itu sifat Istighna’ dan sifat Ifthikhor berdiri pada yang lain dengan mengatakan: laa ilaha dan diisbatkan sifat Istighna’ dan sifat Ifthikhor itu berdiri pada dzat Allah Ta’ala dengan mengatakan kalimah Ilallaah
Laa = nafi, Ilaha = menafi, ila = isbat, Allah = meng-isbat

Yang kedua kalimat laa ilaha ilallaah itu nafi mengandung isbat dan isbat mengandung nafi sepeti sabda nabi :
laa yufarriqubainannafi wal-isbati wamamfarroqu bainahumaa fahuwa kaafirun, artinya Tiada bercerai antara nafi dan isbat dan barang siapa menceraikan keduanya, maka tergolong kedalam golongan kafir.

Laksana seperti asap dengan api. Asap itu bukan api dan asap itu tidak lain daripada api. Asap tetap asap dan api tetap api: tetapi asap itu menunjukkan adanya api, inilah artinya nafi mengandung isbat dan isbat mengandung nafi. Sehingga keduanya tiada bercerai dan tiada bersekutu.

Demikianlah bahasan kita kali ini semoga saja menjadikan kemanfaatan bagi kita semua dan Insya Allah Bersambung kebagian berikutnya...>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar