Kamis, 28 Juli 2016

Bahasa Hanya Penyampai Rasa,~




 Bismillaahir-Rahmaanir-Rahim
Bahasa Hanya Penyampai Sebuah Rasa Disebabkan Karena Merasa Berkewajiban Untuk Menyampaikan Pesan Namun Belum Tentu Tepat Pada Sasaran Sesuai Dengan Apa Yang Diharapkan.

Sadar Tidak Sadar Semua Akan Tetap Berjalan Sesuai Dengan Aturan Ketetapan Dan Kemahuan Dari Dia Yang Empunya Kemahuan Manusia Tiada Berdaya Hanya Sekedar Merupakan Kulit Cangkang Wadah Yang Mewadahi Isi Dari Yang MengisiNya.

Inilah suatu pasal pada menyatakan pintu guru yang tersembunyi yang tiada diajarkan kepada orang-orang yang belum belajar tentang Ilmu Tauhid atau Sifat 20 (dua puluh), sebab huraian ini berisi perihal orang-orang mengenal diri atau tata cara mengenal Allah pencipta Alam dan segala isinya supaya sempurna segala amal ibadahnya.

Adapun di dalam tulang kepala itu ada Otak
Di dalam Otak itu Ma’al Hayat atau Air Hidup
Di dalam Ma’al Hayat itu ada Akal
Di dalam Akal itu ada Budi
Di dalam Budi itu ada Roh
Di dalam Roh itu ada Mani
Di dalam Mani itu ada Rasa
Di dalam Rasa itu ada Nikmat
Di dalam Nikmat itu ada Nurullah
Di dalam Nur Muhammad ada Dzat kekhuasaanNya.

Firman Allah “AWWALU TAJLI ZATTULLAH TA’ALA BISIFATIHI
Artinya : Mula-mula timbul Zat Allah Ta’ala kepada Sifatnya.

AWWALU TAJLI SIFATULLAH TA’ALA BIASMA IHI
Artinya : Mula-mula timbul Sifat Allah Ta’ala kepada namanya.

AWWALU TAJLI ASMADULLAHI TA’ALA BIAP ALIHI
Artinya : Mula-mula timbul nama Allah ta’ala kepada perbuatannya.

AWWALU TAJLI AF ALULLAHI TA’ALA BIINSAN KAMILUM BIASMAI.
Artinya : Mula-mula timbul perbuatan Allah Ta’ala kepada Insan yang Kamil yakni Muhammad RasulNya.

QOLAH NABIYI SAW : “AWALUMAA KHALAKALLAHU TA’ALA NURI”
Artinya : Berkata Nabi SAW, yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Cahayaku, baharu Cahaya sekalian Alam.

QALAN NABIYI SAW : “AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA RUHI"
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Rohku, baharu roh sekalian alam.

QOLAN NABIYI SAW : “AWWALU MAA KHALAKALAHU TA’ALA QOBLI”
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Hatiku, bahru hati sekalian alam.

QOLAN NABIYI SAW : “AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA AKLI”
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Akalku, baharu akal sekalian alam.

QOLAN NABIYI SAW : “ANA MINNURILAHI WA ANA MINNURIL ALAM”
Artinya : Aku cahaya Allah dan Aku juga menerangi Alam.

HADIST : "AWALUDDIN MA’RIFATULLAH”
Artinya : Awal-awal agama adalah mengenal Allah.

Sebelum mengenal Allah terlebih dahulu kita disuruh mengenal diri, seperti Hadist : "MAN’ARA PANAP SAHU PADAD’ARA PARABBAHU”
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya.

“MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKD’RA PARABBAHU LAYA RIPU NAPSAHU"
Artinya : Barang siapa mengenal Tuhannya, nescaya tiada dikenalnya lagi dirinya.

"MAN ‘ARA PANAPSAHU BILFANA PAKAD’ARA PARABBAHU BIL BAQA”
Artinya : Maka barang siapa mengenal dirinya binasa, nescaya dikenalnya Tuhannya kekal.

"KHALAK TUKA YA MUHAMMAD WAKHALAK TUKA ASY YA ILA ZALIK"
Artinya : Aku jadikan Engkau kerana Aku dan Aku jadikan Alam dengan segala isinya kerana Engkau Ya Muhammad.

Firman Allah : “AL INSAN SIRRU WA ANA SIRRUHU”
Artinya : Insan itu RahsiakKu dan Aku Rahsia Insan.

“WA AMBATNAL ABRU RABBUN AU ZAHIRU RABBUN ABBUN”
Artinya : Adapun bathin hamba itu Tuhan dan Zahir dan Tuhan itu hamba.

“LAHIN HUWA WALAHIN GHAIRUH”
Artinya : Tiada ia tetap dan tiada ia lain dari ia.

Firman Allah Ta’ala didalam Al-quran : “FAHUWA MA’AKUM AINAMA KUNTUM”
Artinya : Di mana saja Engkau berada (pergi) Aku serta kamu.

"HUWAL AWWALU WAL AKHIRU WALBATHINU WAZZAHIRU”
Artinya : Ia jua Tuhan yang awal tiada permulaannya, dan Ia jua Tuhan yang akhir tiada kesesudahannya, Ia jua bathin dan Ia jua Zahir.

Dalam pandangan Ma’rifat kita kepada Zat Allah Ta’ala itu, “LAISA KAMIS LIHI SYAIUN" tiada seumpamanya bagi sesuatu, dan bukan bertempat.

Adapun Ma’rifat kita atau pengenalan kita akan diri diperikan AF 'ALULLAH, adapun Ma’rifat kita akan AF ‘ALULLAH, LAHAU LAWALA KUWWATA ILLAH BILLAHHIL’ALI YIL’AZIM. Artinya : Datang daripada Allah dan kembalinya kepada Allah jua segala sesuatu, sesuai dengan hadist Nabi yang berbunyi demikian : “MUTU ANTAL KABLAL MAUTU”. Artinya : Matikan diri kamu sebelum mati kamu.

Adapun mati ini ada dua ma’na, maka apa bila Roh bercerai dengan jasad itu mati hisi namanya, atau mati yang sebenarnya. Adapun mati yang dimaksud hadis Nabi yang di atas tadi, adalah mati Ma’nawi, artinya mati dalam pengenalan mata hati.

Mahasuci Allah Subhanahu wata’ala Tuhan Rabbil’izzati dari upayamu, wujudmu, supaya Aku terang sempurna, upaya Allah dan kuat Allah, dan wujudnya Allah “BILLAHI LAYARILLAH” tiada yang mempunyai dan menyembah Allah hanya Allah.

Bagitu sekalian Aribbillah mengerjakan ibadat kepada Allah Ta’ala. Adapun yang bernama Rahsia itu “Sirrullah”.

Adapun kita bertubuh akan Muhammad Bathin dan Zahir bertubuh akan Roh. Adapun jadi nyawa itu bertubuh kanan Idhafi Kadim (terdahulu), maka tiada lagi kita kenang tubuh dan zahir dan bathin itu, akan bernama Rahsia Ia Allah, Sir namanya kepada kita, kerana rahsia itu Nur. Adapun sebenar-benarnya Sifatullahita’ala kepada kita inilah RahsiaNya yang dibicarakan Rahsia yang sebenarnya RahsiaNya yang kita ketahui.

Adapun jalan hakikat yang sebenarnya yang mengata Allahu Akbar waktu kita sembahyang itu, ialah Zat, Sifat, Asma, Af’al, Kudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, itu nama Rahsia Allah Ta’ala namanya kepada kita, itulah yang mengata Allahu Akbar tiada hati lagi, kerana yang bernama Zat, Sifat, Asma, Af’al, Kudrat Iradat, Ilmu, Hayat itu nama Rahsia Allah Ta’ala namanya kepada kita.

Batin dan zahir kita akan memerintah diri, adapun diri kita tadi ialah Roh. Roh tadilah yang menerima perintah rahsia, maka berlakulah berbagai-bagai bunyi dan kelakuan di dalam sembahyang. Semua itu adalah perintah rahsia, maka perintah rahsia inilah Sirrullah. Kerana Rahsia inilah kita dapat melihat Allah dan menyembah Allah serta hidup berbagai-bagai, itulah rahsia Allah kepada kita.

Firman Allah “MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKAD’ARA PARABBAHU”
Artinya : Maka barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya.
<<<>>> 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar