Senin, 18 April 2016

Ngalaf Berkah Nasehat Ti Abah Guru

*Bismillahir-Rahmanir-Rahim,~

PENTINGNYA GURU MURSYID

YAA SAYYIDII YAA AYUHAL GHOUTS

Bergabung dengan kalangan sufi adalah fardhu ‘ain. Sebab tidak seorangpun terbebas dari aib dan kesalahan kecuali para Nabi.
.
Saudaraku..."Menurut Imam al Gahazali, pada umumnya manusia tidak bisa melihat penyakit-penyakit jiwa mereka sendiri kecuali orang-orang yang telah terbuka hijabnya dan telah tercerahkan lewat bimbingan Mursyid.


Seseorang hanya dapat melihat korotan saudaranya tapi dia tidak bisa melihat kotorannya sendiri.
Seorang Mursyid atas karunia Allah mengetahui penyakit-penyakit hati manusia.

Oleh karenanya kata Imam Al Ghazali apabila menusia ingin mengetahui penyakit-penyakit jiwanya hendaknya dia duduk dihadapan Mursyid yang mengetahui penyakit-penyakit jiwa dan menyingkap aib-aib yang tersembunyi.

Dan ia harus mengendalikan hawa nafsunya serta mengikuti petunjuk Mursyidnya itu dalam melakukan mujahadah.

Inilah sikap seorang murid terhadap mursyidnya atau sikap seorang pelajar terhadap gurunya.
Maka dengan demikian, Mursyid atau gurunya akan dapat mengenalkannya tentang penyakit penyakit yang ada dalam jiwanya dan bagaimana cara mengobatinya.

.
Berikut Dalil dalil tentang keberadaan guru mursyid ;


1. Tangan Allah di atas tangan-tangan mereka (QS. Al-Fath).

2. Wajah Allah di atas wajah mereka (Hadist)

3. Kalau mereka melihat Aku-lah matanya (Hadist Qudsi, HR. Bukhari)

4. Kalau mereka berjalan, Aku kakinya (Hadist Qudsi, HR. Bukhari)

5. Kalau mereka mengambil, Aku tangannya, (Hadist Qudsi, HR. Bukhari)

6. Kalau mereka digempur musuh, Aku lawannya, (Hadist Qudsi, HR. Bukhari)

7. Rahmat-Ku Aku titipkan padanya untuk ditaburkan pada ummat-Ku. (HR. Al Qudha’ie dari Abi Said).

8. Mereka man-syafaati seperti Rasul mensyafaati mensyafaati (HR. Ibnu Majjah).

9. Kalau mereka duduk, Aku temannya, (Hadist dalam Al-Atsar Ihya Ulumuddin).

10. Mereka yang (rohnya berisikan Nuurun Alaa Nur bersama-sama) sederetan duduknya dengan para Nabi. (QS. An-Nisa : 69). 

11. Kalau namanya disebut, Ummat pun telah menyebut nama-Ku dan sebaliknya jika nama-Ku disebut ummat, telah turut disebut nama di dalamnya. (HR. Tabrani, Al Hakim dan Abu Naim).

12. Bumi dan langit-Ku tak berdaya menjangkau Aku, namun Aku telah dijangkau oleh Ruh/Hati hamba-Ku yang Ku-kasihi (yang Ruhnya berisikan Nurun Ala Nurin) (HR. Ahmad).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar