Minggu, 12 Agustus 2012

<>>~ KISAH NABI ISA AS ~<<> Edisi Ramadhan Sambil Ngabuburit. Mbacalah Kisah Para Nabi & Rasul "


Kali ini Kisah Nabi Isa as.

Bismillahir-Rahmanir-Rahim. 


مَّا ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَ إِلَّا رَسُولٌ۬ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِ ٱلرُّسُلُ

وَأُمُّهُ ۥ صِدِّيقَةٌ۬‌ۖ ڪَانَا يَأۡڪُلَانِ ٱلطَّعَامَ‌ۗ ٱنظُرۡ ڪَيۡفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ

ٱلۡأَيَـٰتِ ثُمَّ ٱنظُرۡ أَنَّىٰ يُؤۡفَكُونَ

" Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu)." ( QS Al Maidah : 75 ).


Isa bin Maryam bin Imran bin Sahim bin Amur bin Misyam bin Hizkil bin Ahrif bin
Au'am bin Izazaya bin Amsaya bin Nawas bin Nausa bin Barid bin Yahusafat bin Radim bin Rahab'am bin Sulaiman as hidup sekitar tahun 1 - 32 M adalah nabi penting dalam agama Islam dan merupakan salah satu dari Ulul Azmi.

Dalam Al-Qur'an, ia disebut Isa bin Maryam atau Isa al-Masih.
Beliau diangkat menjadi nabi pada tahun 29 M dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina.

Namanya disebutkan sebanyak 25 kali di dalam Al-Quran.
Cerita tentang Nabi Isa as kemudian berlanjut dengan pengangkatannya sebagai utusan Allah, penolakan oleh Bani Israil dan berakhir dengan pengangkatan dirinya ke surga.

Nabi Isa as mendapatkan gelar dari Allah dengan sebutan Ruhullah dan Kalimatullah... Karena Beliau dicipta dengan kalimat Allah "Jadilah!", maka terciptalah Isa,... sedangkan gelar Ruhullah artinya ruh dari Allah karena Nabi Isa as langsung diciptakan Allah dengan meniupkan ruh kedalam rahim Maryam binti Imran

Dalam Kitab Suci Al Qur’an, Beliau dipanggil Isa bin Maryam atau Isa al-Masih.

Beliau bergelar Almasih dan dipanggil Ibnu Maryam, putra Maryam
" (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih 'Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),"
( QS Ali 'Imran : 45 ).

Nabi Isa a.s. diutus Allah Swt. sebagai nabi dan rasul.
Ia lahir tanpa ayah, tetapi bukan karena zina.
Sejak masih bayi, ia berperilaku lain dari teman sebayanya.
Pada usia 12 tahun,.. Nabi Isa a.s menuntut ilmu dengan menghadiri diskusi para ulama di Baitulmakdis.

Pada usia 30 tahun, ia menerima tugas kenabian di Bukit Zaitun.
Ketika itu ia sedang beribadah bersama ibunya dan dikelilingi oleh malaikat. Maryam sudah tahu bahwa putranya akan mendapat tugas kenabian ketika hal itu diberitahukan kepadanya.

Setelah menerima wahyu berupa Injil , ia memaklumkan kerasulannya kepada Bani Israil.
" Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi." ( QS Maryam : 30 )

" Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik." ( QS Al-Hadid : 27 )

Namun, mereks para pemuka agama marah, lalu menuntut agar Nabi Isa as membuktikan kerasulannya.
Nabi Isa as menunjukkan sejumlah mukjizat yang memperkuat dakwahnya. Al-Qur'an menegaskan bahwa Nabi Isa as sama sekali tidak memiliki sifat ketuhanan, dan bukan "putra Tuhan."

Islam menolak gagasan trinitas, yang menganggap Nabi Isa as sebagai Tuhan
Nabi Isa hanya mengaku diri nya sebagai nabi dan rasul, dan tidak pernah sebagai Tuhan.
Beliau malah percaya kepada Allah Swt., pencipta alam semesta, termasuk pencipta dirinya.

" Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, 'Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara."
( QS An-Nisa' : 171 ).

" Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam". Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?". Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
( QS Al-Maidah : 17 ).

" Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.

Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya ?. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu)." ( QS Al-Maidah : 73 - 75 ).

" Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah ?". 'Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".

Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu." ( QS Al-Maidah : 116 - 117 ).


Beberapa kepercayaan yang dianut ummat Islam mengenai Nabi Isa as al :

1. Silsilah nabi Isa as tersambung kepada nabi Ibrahim as melalui putranya Nabi Ishak as

2. Nabi Isa as adalah salah satu nabi yang tergolong dalam ulul azmi, yakni nabi dan rasul yang memiliki kedudukan tinggi/istimewa bersama dengan
( Nabi Muhammad saw, Ibrahim as, Musa as dan Nuh as ).

3. Nabi Isa as diutus untuk kaum bani Israil

4. Nabi Isa as bukanlah Tuhan maupun anak Tuhan, melainkan salah seorang manusia yang diangkat menjadi nabi dan rasul sebagaimana juga setiap nabi lain yang diutus pada masing-masing kaum.

5. Kelahiran Nabi Isa as terjadi dengan ajaib, tanpa ayah biologis, atas kekuasaan Tuhan.....Ibunya (Maryam) adalah dari golongan mereka yang suci dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

6. Nabi Isa as memiliki beberapa Mu'jizat atas kekuasaan Tuhan.
Di samping kelahirannya,.. Beliau mampu berbicara saat berumur hanya beberapa hari,....Nabi Isa as membela Ibunya dari tuduhan perzinaan.

Dalam Al-Qur’an juga diceritakan saat Nabi Isa as menghidupkan orang yang sudah mati,.. menyembuhkan kebutaan dan penyakit lepra.

7. Nabi Isa as menerima wahyu dari Tuhan yakni Injil, namun versi yang dimiliki oleh umat Kristiani saat ini dipercayai telah berubah dari versi aslinya.
Beberapa pendapat dalam Islam menyebutkan bahwa Injil Barnabas adalah versi Injil paling akurat yang ada saat ini.

8. Nabi Isa as tidaklah dibunuh maupun disalib,..
Tuhan membuatnya terlihat seperti itu untuk mengelabui musuh-musuhnya.

Terdapat beberapa pendapat yang mengatakan bahwa salah seorang musuhnya diserupakan dengan dia, sedangkan Nabi Isa as sendiri diangkat langsung ke surga dan musuhnya yang diserupakan tadi adalah orang yang disalib.

Sementara pendapat lain mengatakan bahwa Isa benar-benar disalib namun tidak hingga mati kemudian diangkat ke surga.
Terdapat pula pendapat lain yang mengatakan bahwa yang disalib oleh tentara Roma bukan Nabi Isa as melainkan Yudas Iskariot.

Nabi Isa as masih hidup dan berada di surga,... suatu hari Ia akan datang kembali ke bumi untuk melawan Dajjal dan merupakan salah satu tanda-tanda dekatnya hari kiamat.

Nabi Isa as bukan merupakan penebus dosa manusia,..
Islam menolak konsep dosa turunan dan menganut konsep bahwa setiap manusia bertanggung jawab dan akan diadili atas perbuatannya sendiri.

إِذۡ قَالَتِ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةُ يَـٰمَرۡيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ۬ مِّنۡهُ ٱسۡمُهُ

ٱلۡمَسِيحُ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ وَجِيهً۬ا فِى ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأَخِرَةِ وَمِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ

" (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih 'Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),"
( QS Ali 'Imran : 45 ).

Kelahiran Maryam.

Dikisahkan bahwa ibunda Maryam bernama Hanah binti Qaqud bin Qubail tidak memiliki keturunan... Lalu dia bernadzar kepada Allah jika suatu hari nanti hamil, dia akan menjadikan anaknya sebagai pengabdi di Baitul Maqdis.
Kemudian, dia pun hamil dan mengandung Maryam.

Maryam berarti " tidak bercela," juga bisa berarti "hamba Tuhan."
( lihat kisah nabi Zakaria as )

Allah berfirman,:
"Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, diapun berkata, 'Ya Rabb, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan. 'Padahal Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak lelaki tidaklah seperti anak perempuan. 'Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari gangguan setan yang terkutuk,'" (QS. Ali Imran :36)

Bersamaan dengan itu, Hanah telah menyelamatkan Maryam untuk kepentingan agama. Terlebih, dia adalah putri pemuka mereka hingga mereka saling memperebutkan pengasuhan Maryam.

Nabi Zakaria as, nabi mereka ingin memelihara Maryam untuk istrinya yang tidak lain adalah bibi Maryam.
Kemudian, mereka pun mengadakan undian dan akhirnya undian itu jatuh kepada Nabi Zakaria as.
Ia diasuh oleh Nabi Zakaria as setelah ayahnya meninggal.
Hal ini sesuai dengan firman Allah, :

"Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria." (QS. Ali Imran : 37).

Nabi Zakaria as lalu menempatkan Maryam di kamar khusus ibadah di masjid.
Tidak ada yang dapat memasuki kamar itu, kecuali Maryam.
Di kamar itulah Maryam beribadah kepada Allah, melaksanakan kewajiban untuk melayani masjid. Maryam terus beribadah, baik siang maupun malam hingga dia menjadi teladan bagi kaumnya dalam beribadah.

Maryam menyelesaikan salatnya lalu ia keluar dari mihrab dan menuju pohon. Belum selesai beliau siap-siap untuk keluar sehingga para malaikat memanggilnya: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).” (QS. Ali ‘Imran: 42)

Maryam berhenti dan tampak wajahnya yang pucat dan Beliau menyadari bahwa ia sedang gugup.
Beliau merasakan kelemahan manusiawi dan adanya kekuatan yang luar biasa.
Perasaan yang demikian ini justru membangkitkan kerendahan hatinya.
Maryam mengetahui bahwa ia akan memikul tanggung jawab besar.

“Dan (ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata: ‘Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yong semasa dengan kamu).” (QS. Ali ‘Imran: 42)

Para malaikat kembali berkata kepada Maryam:
“Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang ruku.” (QS. Ali ‘Imran: 43)

Perintah tersebut ditetapkan setelah adanya berita gembira agar beliau meningkatkan kekhusukannya, sujudnya, dan rukuknya kepada Allah SWT. Maryam merasakan bahwa sesuatu yang besar akan akan terjadi padanya.

Maryam mendengar suara derap kaki yang berjalan, dan Maryam pun merasakan ketakutan.
Beliau berkata dalam dirinya, siapa gerangan orang yang berdiri di sana. Maryam memandang kepada wajah orang asing itu,
Maryam bertanya kepada dirinya, siapa gerangan orang ini?

Kemudian Maryam berkata :
“Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.” (QS. Maryam: 18)

Kemudian orang itu ( Jibril ) berkata:
“Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.” (QS. Maryam: 19)

Maryam sangat terkejut, karena ia telah bersumpah untuk menjaga kesuciannya kepada Allah dan tetap mempertahankan hal itu dan bagaimana pula dia bisa hamil tanpa seorang lelaki..?
“Maryam berkata: Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorangpezina!” (QS. Maryam: 20)

Lalu Jibril menenangkan Maryam dan mengatakan bahwa perkara ini adalah perkara yang mudah bagi Allah, yang ingin membuat dia sebagai tanda untuk manusia dan rahmat dari-Nya.....Jibril berkata:
“Demikianlah Tuhanmu berfirman: ‘Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputushan.“‘
(QS. Maryam: 21)

Maryam menerima kalimat-kalimat Jibril.bahwa ini adalah perintah Allah SWT dan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya pasti akan terlaksana.

Kemudian Jibril meneruskan pembicaraannya:
“Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran searangputra yang didptakan) dengan kalimat (yang datang) dari-Nya, namanya al-Masih Isa putra Maryam, seorang yang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh.”
(QS. Ali ‘Imran: 45-46)

Kelahiran Nabi Isa as.

Tak seorang pun yang mengetahui Maryam bahwa sedang hamil .
Mihrab yang menjadi tempat ibadahnya selalu tertutup.
Orang-orang mengetahui bahwa Maryam sedang sibuk beribadah dan tidak ada seorang pun yang mendekatinya.

Usia kandungan Maryam semakin dekat pada hari kelahiran.
Maryam keluar dari daerah pengasingannya untuk menyelamatkan diri serta bayi yang dikandungnya....Maryam semakin merasakan gerak bayi dalam kandungannya....Geraknya semakin lama semakin kuat.

Karena merasa sakit, Maryam membaringkan diri.
Pada saat itulah lahir seorang anak dari rahimnya.
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: ‘Aduhai alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.” (QS. Maryam: 23)

Rasa sakit saat melahirkan anak yang dialami wanita suci ini menimbulkan penderitaan-penderitaan lain yang segera menantinya.
Bagaimana manusia akan menyambut anaknya ini..?..

Apa yang mereka katakan tentangnya..?
Bukankah mereka mengetahui bahwa ia adalah wanita yang masih perawan..?
Maryam berpikir bagaimana reaksi manusia kepadanya dan bagaimana perkataan mereka terhadapnya sehingga hatinya dipenuhi dengan kesedihan.

Belum lama Maryam membayangkan.........
 tiba-tiba anak yang baru lahir itu memanggilnya:

“Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu ahan mengugurkan buah kurma yang masak kepadamu makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu rnelihat seorang manusia, maka katakantah: ‘Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.’”
(QS. Maryam: 24-26)

Tempat kelahiran Nabi Isa as itu disebut Baitullaham ( Bethlehem ),
yang berarti "tempat lahir".

Kota ini terletak sekitar 9,5 km di selatan Yerusalem.
Ketika Nabi Isa as lahir..., Israil dijajah oleh bangsa Romawi.
Maryam pun bernazar kepada Allah SWT untuk berpuasa dan tidak berbicara kepada seseorang pun.

Akhirnya,.... masa pengasingan Maryam telah berakhir dan Maryam pun harus kembali lagi ke kaumnya.
Pasar yang terletak di jalan yang dilalui Maryam menuju mesjid dipenuhi dengan manusia.....Mereka sibuk dengan jual-beli. Mereka duduk berbincang-bincang sambil minum anggur.
Belum lama Maryam melewati pasar itu sehingga manusia melihatnya membawa seorang bayi yang didekapnya.

Salah seorang bertanya: “Bukankah ini Maryam yang masih perawan? Lalu, anak siapa yang dibawanya itu?”
Seorang yang mabuk berkata: “Itu adalah anaknya.” Mari kita dengar cerita apa yang akan disampaikannya.

Akhirnya, orang-orang Yahudi mulai “mengepung” dengan berbagai macam pertanyaan: “Anak siapa ini wahai Maryam, mengapa engkau tidak mengembalikannya, apakah itu memang anakmu, bagaimana engkau datang dengan membawa seorang anak sedangkan engkau adalah gadis yang masih perawan?”

“Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.” (QS. Maryam: 28)

Maryam dituduh melakukan pelacuran.... Maryam dicerca sana-sini dan ia diingatkan, bahwa bukankah ia seseorang yang tumbuh dari rumah yang baik dan bukanlah ibunya seorang pelacur? Lalu mengapa semua ini terjadi padanya?

Menghadapi semua tuduhan itu, Maryam hanya diam saja
Ketika pertanyaan semakin menjadi-jadi dan keadaan semakin sulit, maka Maryam menunjuk ke arah anaknya dengan tangannya.

Orang-orang yang ada di situ tampak kebingungan.
Mereka memahami bahwa Maryam berpuasa dari berbicara dan meminta kepada mereka agar bertanya kepada anak itu.
Para pembesar Yahudi bertanya:

“Bagaimana mereka akan melontarkan pertanyaan kepada seorang anak kecil yang baru lahir beberapa hari? Apakah anak itu akan berbicara di buaiannya” .

"maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?”
(QS. Maryam: 29)

" Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku al-Kitab (injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikanku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadahu, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. ”
(QS. Maryam: 30-33)

Wajah-wajah para pendeta dari kalangan Yahudi dan para uskup tampak pucat. Mereka menyaksikan mukjizat terjadi di depan mereka secara langsung.
Anak kecil itu berbicara di buaiannya....anak kecil yang mengatakan bahwa Allah SWT telah memberinya al-Kitab dan menjadikannya seorang Nabi.

Para pendeta Yahudi merasa akan terjadi suatu tragedi yang akan datang kepada mereka dengan kelahiran anak kecil ini.
Kedatangan Al-Masih berarti mengembalikan manusia kepada penyembahan semata-mata kepada Allah SWT.
Ini berarti menghapus agama Yahudi yang sekarang mereka yakini.

Para pendeta Yahudi menyembunyikan kisah kelahiran Nabi Isa as dan bagaimana ia berbicara di masa buaian.
Mereka menuduh Maryam melakukan pelacuran, padahal mereka menyaksikan sendiri mukjizat pembicaraan anaknya di masa buaian.

Berita tentang kelahiran Nabi Isa as sampai ke Hakim Romawi, yaitu Heradus. Ia memimpin orang-orang Palestina dan orang-orang Yahudi dengan kekuatan pedang... Ia menakut-nakuti mereka dengan menumpahkan darah serta banyaknya mata-mata yang dimilikinya.
Ia memerintahkan untuk diadakan suatu pertemuan mendadak yang dihadiri oleh para pengawalnya dan para mata-matanya.
Pertemuan itu pun terlaksana. Heradus duduk dengan wajahnya yang hitam mengkilat, lalu ia memutarkan pandangannya ke arah mata-matanya dan bertanya: “Bagaimana berita anak kecil yang berbicara di buaiannya?”

Salah seorang kepala mata-mata berkata:
“Kami telah mendengar isu-isu sekitar anak bayi yang mereka katakan bahwa ia membuat mukjizat dengan berbicara . Lalu saya mengutus anak buahku untuk mencari kebenaran berita itu, tetapi mereka tidak menemukannya. Jelas bagi kami, bahwa berita itu dilebih-lebihkan.”

Kemudian salah satu anggota mata-mata raja berkata:
“Aku telah mendapatkan bukti yang terpercaya bahwa tiga orang dari orang-orang Majusi datang di balik suatu bintang yang mereka lihat menyala di suatu langit dan bintang tersebut mengisyaratkan kelahiran anak kecil yang membawa mukjizat, yaitu anak kecil yang akan menyelamatkan kaumnya.”

Hakim berkata: “Bagaimana ia dapat menyelamatkan kaumnya dan kaum siapa yang diselamatkannya?” Salah seorang mata-mata berkata: “Anak buahku tidak mengetahuinya karena orang-orang pandai dari Majusi itu pergi dan tak seorang pun menemukan mereka.”

Heradus memerintahkan mereka untuk menangkap semua orang yang mendengar cerita ini atau ia akan melihat akibatnya.
Mula-mula dia memerintahkan untuk mencari gadis perawan yang melahirkan anak itu dan membunuh setiap anak yang lahir di saat itu.

Sementara itu, Maryam keluar dari Palestina menuju ke Mesir.
Sebelumnya, pada suatu malam, datanglah kepadanya seseorang yang belum pernah dilihatnya dan orang itu menyampaikan salam kepadanya serta menyerukannya dan sambil berkata:

“Bawalah anakmu wahai Maryam dan keluarlah menuju Mesir.”
Dengan nada ketakutan Maryam bertanya,: “Mengapa? Bagaimana aku keluar menuju ke Mesir; dan bagaimana aku bisa mengenali jalan?”

Orang asing itu menjawab, :
“Keluarlah engkau niscaya Allah SWT akan melindungimu. Sesungguhnya Hakim Romawi mencari anakmu dan ingin membunuhmu.”

Akhirnya, Maryam pun pergi menuju ke Mesir. Maryam melalui gurun Saina’ bersama suatu kafilah yang menuju Mesir.
Setelah melalui perjalanan yang jauh dan melelahkan, Maryam sampai di Mesir. Mesir yang dipenuhi dengan kebaikan, kemuliaan, kebudayaan klasik serta cuacanya yang stabil mempakan tempat yang terbaik untuk pertumbuhan Isa as.

Nabi Isa as tumbuh dan berkembang serta menjalani masa kecilnya di Mesir. Kemudian datanglah kepada Maryam orang asing yang dulu telah memerintahkannya untuk meninggalkan Palestina.
Kali ini, ia memerintahkannya untuk kembali ke Palestina.

Orang asing itu berkata kepadanya:
“Raja yang lalim telah mati, maka kembalilah bersama anakmu wahai Maryam.”
Maryam pun kembali.
Dalam perjalanan Maryam melalui banyak mata air di sungai Jordania.




قَالَ إِنِّى عَبۡدُ ٱللَّهِ ءَاتَٮٰنِىَ ٱلۡكِتَـٰبَ وَجَعَلَنِى نَبِيًّ۬ا

وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا أَيۡنَ مَا ڪُنتُ وَأَوۡصَـٰنِى بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّڪَوٰةِ مَا دُمۡتُ حَيًّ۬ا

وَبَرَّۢا بِوَٲلِدَتِى وَلَمۡ يَجۡعَلۡنِى جَبَّارً۬ا شَقِيًّ۬ا

" Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;
dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka." ( QS Maryam : 30 - 32 ).

Nabi Isa as berdakwah kepada kaumnya di daerah al-Jalil (Galilea).

Nabi Isa as diutus kepada Bani Israil untuk mengajarkan tentang ke-esaan Tuhan dan menyelamatkan mereka dari kesesatan.
Pada usia 30 tahun, Nabi Isa a.s. sering pergi ke luar rumah untuk mengasingkan diri dari keramaian, membersihkan nurani, dan mencari pencerahan jiwa.

Beberapa kisah menyebutkan bahwa Nabi Yahya as bin Zakariyya as
[ Dalam agama Kristen dikenal sebagai Yohannes Sang Pembaptis] pernah bertemu dengan Nabi Isa di sungai Yordan, sewaktu Nabi Yahya as pergi ke Palestina.
Baptis merupakan suatu istilah dalam agama Nasrani yang berarti memandikan seseorang dengan mandi taubat.

Ketika menuju ke Bukit Zaitun, Nabi Isa as jatuh terduduk dekat sebuah batu besar.... Tiba-tiba ada yang datang menghampirinya, lalu memintanya menjadikan batu besar itu roti... Namun, Nabi Isa tidak mengabulkannya. "Kebesaran Tuhan hanya ada pada Allah," kata Nabi Isa.
Mendengar jawaban ini, " orang" itu yakin bahwa iman Nabi Isa as tetap teguh, lalu ia pun menghilang....Beliau sadar bahwa yang menghampirinya itu adalah Iblis yang berusaha menyesatkannya

Nabi Isa as bersujud dan bersyukur karena selamat dari godaan iblis.
Tidak lama kemudian, Malaikat Jibril mendatanginya, lalu menyampaikan tugas keNabian dan keRasulannya.
Nabi Isa as kemudian pergi ke padang pasir dan berpuasa selama 40 hari di sana tanpa makan dan minum.
Nabi Isa a.s. mulai berjuang menyiarkan ajaran Allah Swt., membeberkan kesalahan para pemuka agama Yahudi, dan menyadarkan mereka tentang penyimpangan mereka dari ajaran Nabi Musa as.

Nabi Isa as memulai perjalanan Dakwahnya yang berat dan penuh tantangan serta penderitaan...Beliau berdakwah berdasarkan kerendahan hati dan cinta.
Ajaran Nabi Isa as berdasarkan keimanan terhadap hari kiamat dan kebangkitan yg mana Nilai-nilai tersebut tidak ditemukan dalam kehidupan orang-orang Yahudi.

Nabi Isa as berdakwah supaya mereka bertobat, yakni kembali ke jalan benar yang telah dirintis oleh para nabi sebelumnya.

Kesalahan Bani Israil.

Nabi Musa as telah memerintahkan untuk menghormati hari Sabtu dan hanya mengkhususkanya untuk beribadah kepada Allah SWT.
Terdapat hikmah di balik penghormatan hari Sabtu sehingga hari Sabtu menjadi hari yang sangat disucikan di kalangan orang-orang Yahudi

Namun sepeninggal Nabi Musa as..Bani Israil menambah-nambahi berbagai macam larangan di hari Sabtu.
Majelis kaum Yahudi menetapkan ratusan larangan yang tidak boleh dilakukan di hari Sabtu, :
Seorang yang sakit dilarang untuk memakai perban atau memakai minyak di tempat yang sakit pada hari Sabtu atau memanggil dokter.
Dilarang pula di hari Sabtu untuk menulis dua huruf abjad.
Bepergian di hari Sabtu diharuskan untuk tidak lebih dari dua ribu yard.
Dilarang juga dihari Sabtu untuk membawa sesuatu ke luar rumah....dll..

Banyaknya syariat, hukum serta larangan-larangan biasanya diikuti dengan banyaknya keburukan atau paling tidak membantu terciptanya keburukan. Demikianlah, kehidupan kaum Yahudi dipenuhi dengan kemunafikan yang luar biasa di mana secara lahiriah mereka menampakkan penghormatan terhadap hari Sabtu, tetapi secara batiniah mereka berusaha menodai kehormatan dengan berbagai macam cara.

Kelompok Farisiun bertanggung jawab terhadap tugas pelaksanaan syariat dan mengawasinya dengan banyak mendapatkan jarninan-jaminan,akan tetapi mereka menciptakan berbagai rekayasa dan tipu daya yang memungkinkan mereka untuk menghindar dari hukum-hukum syariat .

Kaum Shaduqiyun dan kaum Farisiun bekerja sama di antara mereka di dalam haikal itu memanfaatkannya untuk diri mereka sendiri.
Seringkali kaum Shaduqiyun dan Farisiun berseteru dalam persoalan syariat dan hukum... Demikian juga, mereka berseteru dalam menentukan kurban yang harus mereka raih di haikal itu.

Kaum Farisiun berpendapat bahwa hewan-hewan kurban itu harus dibeli dari harta haikal sedangkan kaum Shaduqiyun menganggap bahwa harta dari haikal adalah hak mereka...Oleh karena itu, mereka menganggap bahwa hewan kurban itu harus dibeli dengan jumlah tersendiri.
Begitu juga kaum Farisiun mewajibkan untuk membakar hewan yang disembelih di atas tempat penyembahan, sedangkan kaum Shaduqiyun mereka mengambil hewan sembelihan ini untuk diri mereka sendiri.

Contoh lain yang menunjukan bagaimana orang-orang Yahudi mempermainkan syariat sedangkan mereka mengklaim menjaganya adalah :
Syariat Nabi Musa as menetapkan agar seorang anak menginfaki kedua orang tuanya saat mereka menginjak usia tua dan membutuhkannya.
Tetapi kaum Farisiun memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk lari dan menghindar dari tanggung jawab ini.

Ketika seorang anak dituntut oleh kedua orang tuanya untuk memberi nafkah, maka ia pergi ke para pendeta dan bersepakat kepada mereka untuk mewakafkan semua hartanya dan kekayaannya kepada haikal, yaitu tempat sembahan kaum Yahudi.

Saat itu kedua orang tuanya tidak mampu mengambil sesuatu pun darinya. Ketika mereka berdua telah putus asa dan tidak lagi menuntut padanya untuk memberi nafkah, maka semua harta kekayaannya akan dikembalikan kepadanya oleh para pendeta, dengan catatan hendaklah ia memberikan bagian tertentu dari hartanya kepada para pendeta itu.

Di tengah-tengah suasana kebodohan yang luar biasa ini, juga terdapat sikap keras kepala kaum Yahudi.
Terdapat 7 tingkat kesucian dan 26 shalat yang harus mereka lakukan saat mereka membasuh tangan sebelum makan , namun mereka menganggap bahwa meniadakan pembacaan shalat-shalat sebagai bentuk pembunuhan terhadap jiwa dengan cara bunuh diri dan tercegah dari kehidupan abadi.

Demikianlah kekerasan sikap masyarakat Yahudi yang menunjukkan bahwa moral mereka telah rusak dan dipenuhi dengan kemunafikan yang tiada taranya.

Syariat Nabi Musa as menetapkan pemberlakuan hukum Qisas,:
Barangsiapa yang memukulmu di pipi sebelah kananmu, maka pukullah pipi sebelah kanannya....Lalu bagaimanakah orang-orang Yahudi menerapkan hukum qisas tersebut..?

Jika yang dipukul mampu untuk menghancurkan rumah orang yang memukul, maka ia tidak perlu merasa puas hanya sekadar memukul pipi sebelah kanannya, namun jika ia tidak mampu, maka hendaklah ia memukul pipi sebelah kanannya.
Kemudian apa yang dilakukan Nabi Isa as terhadap syariat qisas tersebut..?

Nabi Isa as mengembalikan mereka kepada hikmah syariat yang asli.
Beliau mengembalikan mereka kepada cinta... Nabi Isa as tidak mengatakan sesuatu pun kepada orang yang memukul pipi sebelah kanannya.

Nabi Isa tidak berusaha untuk memukul pipi sebelah kanannya.
Beliau justru akan membalikkan pipi sebelah kirinya.

Inilah syariat Nabi Isa as yang tidak berbeda sedikit pun dengan syariat Nabi Musa as . Ini merupakan kedalaman yang mengagumkan dari kedalaman syariat Nabi Musa as.

Nabi Isa ingin as ingin memberitahu mereka bahwa syariat bukan mengajari kalian untuk meletakkan dendam pada diri kalian lalu kalian memukul lawan kalian.... Syariat yang hakiki adalah, hendaklah kalian menebar kasih sayang, pemaaf, dan cinta.
Di situlah manusia mampu dapat mencapai kemuliaannya dan kemanusiaannya. Beliau memberitahu kaumnya bahwa manusia tidak akan menjadi manusia sempurna kecuali setelah ia mencintai orang lain sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Nabi Isa as berdakwah kepada Bani Israil agar supaya mereka bertobat, kembali ke jalan benar yakni mematuhi perintah dan menjauhi larangan Allah.

" Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".
( QS Maryam : 30 - 33 ).

Sejak saat itu, Risalah Nabi Isa as berlaku kepada kaum Yahudi yang telah menyeleweng dari syariat Nabi Musa as.
Allah berfirman, :

"Orang-orang kafir dari bani Israil telah dilaknat melalui lisan (ucapan Daud dan Isa putra Maryam). Demikian itu, karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat."
( QS. Al Ma'idah : 78-79 ).


Nabi Isa a.s. mulai membeberkan kesalahan para pemuka agama Yahudi, dan menyadarkan mereka tentang penyimpangan mereka dari ajaran Nabi Musa as. Karena itu, ia berseru kepada Bani Israil agar mereka mematuhi perintah dan menjauhi larangan Allah Swt

Nabi Isa as terus melangsungkan dakwahnya dan mengajak manusia untuk menyembah Allah SWT serta tidak menyekutukan-Nya, sebagaimana beliau juga mengajak manusia untuk membersihkan dan mensucikan hati

Dakwah Nabi Isa as itu sangat memukul kalangan para pendeta Yahudi.
Kalimat-kalimat Nabi Isa as tsb bagaikan senjata yang siap menerpa wajah mereka dan menyatakan peperangan terhadap mereka serta menyingkap kedok kemunafikan mereka.

Mula-mula pemerintahan Romawi tidak turut campur dalam masalah tersebut karena mereka melihat bahwa itu hanya sekadar perselisihan antara kelompok-kelompok Yahudi...Bagi mereka, selama orang-orang Yahudi sibuk dengan masalah mereka sendiri dan tidak peduli dengan kekuasaan, mereka pun tidak turut campur.

Kemudian para pendeta Yahudi mulai merancang suatu persekongkolan untuk menyingkirkan Nabi Isa as.
Mereka ingin mengusir Nabi Isa as dan membuktikan bahwa Nabi Isa as datang untuk menghancurkan syariat Nabi Musa as.
Syariat Nabi Musa as memutuskan untuk merajam wanita yang berzina.
Para pendeta Yahudi menghadirkan wanita yang salah yang berhak dirajam.

Mereka berkumpul di sekeliling Nabi Isa as dan bertanya kepadanya:
“Tidakkah syariat menetapkan untuk merajam wanita yang bersalah..?”
Nabi Isa as menjawab: “Benar..!,”
Mereka berkata: “ Ini adalah wanita yang bersalah.”
Nabi Isa as memandang para pendeta Yahudi.

Para pendeta itu menunggu jawaban Nabi Isa as.
Jika ia mengatakan bahwa wanita itu tidak berhak dibunuh, maka berarti ia menentang syariat Nabi Musa as, dan jika Nabi Isa as mengatakan bahwa ia berhak dibunuh, maka ia justru menghancurkan dirinya sendiri yang membawa syariat cinta dan toleransi.

Nabi Isa as memahami bahwa ini adalah persekongkolan.
Beliau tersenyum dan wajahnya tampak bercahaya.
Kemudian beliau melihat para pendeta Yahudi dan wanita itu sambil berkata: “Barangsiapa di antara kalian yang tidak memiliki kesalahan, maka hendaklah ia merajam wanita itu... !”

Suara beliau yang keras itu memecahkan keheningan tempat penyembahan itu. Beliau menetapkan hukum yang dijatuhkan kepada orang yang berbuat salah.

Hendaklah orang yang tidak berbuat salah menghukum orang yang salah dan tidak berhak seseorang pun dari kalangan manusia untuk menghukum orang yang bersalah jika ia sendiri bersalah, tetapi yang menghukumnya adalah Allah SWT yang Maha Suci dan Maha Tinggi dan Allah SWT adalah Maha Pengasih di antara yang mengasihi.

Nabi Isa as keluar dari tempat penyembahan itu.... Tiba-tiba, wanita itu mengejar dari belakangnya. kemudian wanita itu mengeluarkan dari pakaiannya satu botol dari minyak yang berharga.

Ia berdiri di depan Isa dan menjatuhkan dirinya di atas kedua kaki Nabi Isa as lalu menciumnya dan membasuhnya dengan minyak wangi dan air mata. Setelah itu, ia mengeringkan kedua kakinya dengan rambutnya.
Bagi wanita itu, Nabi Isa as menampakan harapan terakhir yang dapat menyelamatkannya.

Lalu keluarlah dari belakang Nabi Isa as seorang tokoh pendeta Yahudi.
Ia berdiri menyaksikan pemandangan tersebut dan ia merasa kagum terhadap kasih sayang Nabi Isa as.
Kemudian Nabi Isa as menoleh ke wanita itu dan memerintahkannya untuk bangkit dari tanah sambil berkata:
“Ya Allah, ampunilah wanita ini dan hilangkanlah kesalahan-kesalahannya.”

Nabi Isa as berusaha menyadarkan para pendeta Yahudi bahwa para dai yang menyeru di jalan Allah SWT bukanlah algojo algojo yang bengis yang menerapkan hukum syariat tanpa melihat keadaan masyarakat yang bersalah, tetapi mereka datang dan membawa ajaran Allah SWT yang merupakan ajaran yang penuh dengan rahmat kepada manusia.....Jadi, rahmat adalah tujuan semua dakwah Ilahi ini.

Bahkan diutusnya para Nabi itu sendiri mengandung rahmat Allah SWT terhadap kaum mereka.
Kehidupan Nabi Isa as menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam ibadah.



إِذۡ قَالَ ٱللَّهُ يَـٰعِيسَى ٱبۡنَ مَرۡيَمَ ٱذۡڪُرۡ نِعۡمَتِى عَلَيۡكَ وَعَلَىٰ

وَٲلِدَتِكَ إِذۡ أَيَّدتُّكَ بِرُوحِ ٱلۡقُدُسِ تُكَلِّمُ ٱلنَّاسَ فِى ٱلۡمَهۡدِ وَڪَهۡلاً۬‌ۖ

وَإِذۡ عَلَّمۡتُكَ ٱلۡڪِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَٱلتَّوۡرَٮٰةَ وَٱلۡإِنجِيلَ‌ۖ وَإِذۡ تَخۡلُقُ

مِنَ ٱلطِّينِ كَهَيۡـَٔةِ ٱلطَّيۡرِ بِإِذۡنِى فَتَنفُخُ فِيہَا فَتَكُونُ طَيۡرَۢا بِإِذۡنِى‌ۖ

وَتُبۡرِئُ ٱلۡأَڪۡمَهَ وَٱلۡأَبۡرَصَ بِإِذۡنِى‌ۖ وَإِذۡ تُخۡرِجُ ٱلۡمَوۡتَىٰ بِإِذۡنِى‌ۖ

وَإِذۡ ڪَفَفۡتُ بَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ عَنكَ إِذۡ جِئۡتَهُم بِٱلۡبَيِّنَـٰتِ فَقَالَ ٱلَّذِينَ

كَفَرُواْ مِنۡہُمۡ إِنۡ هَـٰذَآ إِلَّا سِحۡرٌ۬ مُّبِينٌ۬

" (Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai 'Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku.

 Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata".
( QS Al-Maidah : 110 ).

Mu'jizat Nabi Isa as.

Dakwah Nabi Nabi Isa merupakan puncak dari ketinggian ruhani yang mengagumkan di mana Beliau lebih menekankan kebaikan daripada keburukan.

Dalam berdakwah, Nabi Isa as didampingi para pengikutnya/sahabatnya yang disebut "Hawariyin", yang jumlahnya 12 orang, sesuai dengan jumlah suku (sibith) Bani Israil, sehingga masing-masing hawari ini ditugaskan untuk menyampaikan risalah Injil bagi masing-masing suku Bani Israil.

Mereka meyakini dakwah Nabi Isa as , berhati bersih, dan beriktikad baik untuk membela serta membantu perjuangan Nabi Isa as .

" Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri."
( QS Ali 'Imran : 52 ).

Suatu ketika, pengikut-pengikut Nabi Isa as tersebut meminta kepada beliau agar Allah menurunkan makanan dari langit..
"(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut 'Isa berkata: "Hai 'Isa putera Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami ?". 'Isa menjawab: "Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman".

Mereka berkata: "Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu".
( QS Al-Maidah : 112 - 113 ).

Kemudian Nabi Isa as memohon kepada Allah,
" Isa putera Maryam berdoa: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama.
( QS Al-Maidah : 114 ).

Allah mengabulkan do'a Nabi Isa as... kemudian meja hidangan yang turun menjadi satu lagi mukjizat bagi Nabi Isa as. Dan ia juga menjadi nama sebuah surah di dalam al-Qur'an, iaitu surah kelima, Al-Maidah.

" Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorangpun di antara umat manusia".
( QS Al-Maidah : 115 ).


Nabi Isa as berkata, :
“Siapakah di antara kalian yang paling ikhlas dan paling percaya kepada Allah SWT agar ia membuka makanan itu sehingga kita bisa makan darinya serta berzikir kepada Allah SWT atasnya serta bersyukur kepadanya.”

Kaum Hawariyin berkata:
“Wahai Ruhullah sesungguhnya engkau lebih berhak daripada kami dalam hal itu.”,
Maka kemudian Nabi Isa as berdiri lalu beliau berdoa sambil duduk di sisi makanan itu dan membukanya. ...

Dikisahkan bahwa ribuan pengikut Nabi Isa as memakan hidangan tersebut
Kejadian turunnya makanan dari langit ini makin menambah ketebalan iman para pengikut Nabi Isa as dan dijadikan hari raya kaum Hawariyin dan para pengikut Nabi Isa as

Selain daripada kelahiran yang luar biasa dan menurunkan hidangan dari langit,..Nabi Isa a.s. dikaruniai oleh Allah beberapa mukjizat, antara lain : menghidupkan orang yang meninggal,.. menerima wahyu kitab Injil,.. menyembuhkan sejumlah penderita penyakit serta orang gila,.. memulihkan orang pincang menjadi berjalan serta orang bisu menjadi berbicara,.. memelekkan orang buta sejak lahir, dan membuat burung hidup dari tanah liat .

" Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman."
( QS Ali 'Imran : 49 ).

" (Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai 'Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku.

 Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata".
( QS Al-Maidah : 110 ).

" Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada 'Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus.

Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada diantara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya."
( QS Al-Baqarah : 253 ).

Pertentangan Nabi Isa as Dengan Bani Isra’il.

Kemudian pertentangan antara Nabi Isa dan Bani Israil semakin meningkat. Mereka adalah orang-orang yang hatinya keras, yang membeku di hadapan kebenaran.

Sesungguhnya dakwah Nabi Isa terfokus kepada kebenaran,... kedamaian dan keadilan
Allah kembali memperkuat Isa dengan mukjizat-mukjizat yang mengagumkan.

Mukjizat di sini adalah senjata yang diberikan Allah kepada nabi-Nya agar menambah keyakinan orang-orang yang beriman kepadanya, sedangkan bagi orang-orang kafir mukjizat tersebut justru menambah kekufuran mereka sehingga Allah memberikan pembalasan yang setimpal kepada kedua kelompok tersebut.

Mula-mula pemerintahan Romawi tidak turut campur karena menganggap bahwa perselisihan-perselisihan antara orang-orang Yahudi adalah perselisihan yang terjadi demi memperebutkan kepentingan sesama mereka.
Lalu diadakanlah majelis Sanhadurim (yaitu majelis undang-undang tertinggi dari kalangan Yahudi)..... Mereka berkumpul untuk membuat persekongkolan demi menyingkirkan Nabi Isa as.

Ketika orang-orang Yahudi tidak mampu memerangi Nabi Isa as,.... mereka berpikir untuk membunuhnya...
Mulailah para pendeta Yahudi bermusyawarah untuk membuat suatu kesimpulan tentang cara yang mereka lakukan untuk menangkap Nabi Isa as yang tidak menirnbulkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat.

Ketika para kepala Yahudi bermusyawarah, maka salah seorang dari murid
Nabi Isa as pergi kepada mereka, yaitu Yahuda al-Iskhriyutha.

Dikisahkan bahwa kepala pendeta Yahudi merobek-robek bajunya secara dramatis di suatu pertemuan agama dan ia berteriak, :

“sungguh Isa telah kafir.”
Perobekan baju dalam tradisi orang-orang Yahudi dilakukan ketika mereka mendengar atau melihat sesuatu yang mengandung penghinaan terhadap Allah. Para pendeta Yahudi tidak memiliki kekuasaan untuk menetapkan hukum bunuh pada saat itu. Semua itu dilakukan oleh kekuasaan penguasa Romawi.

Tampaknya mereka berhasil meyakinkan kekuasaan Romawi bahwa Nabi Isa as telah membuat rencana untuk melengserkan kekuasaan Romawi.
Kemudian mereka menyarankan agar penguasa tidak turut campur atas apa yang mereka tetapkan.
Demikianlah konspirasi itu telah ditetapkan dan telah diputuskan bahwa
Nabi Isa as harus ditangkap dan kemudian disalib.
Atas petunjuk dari si pengkhianat (Yudas), tentara Romawi mengepung tempat persembunyian Nabi Isa as bersama murid-muridnya.

Al-Qur’an al-Karim menceritakan bahwa Allah tidak menghendaki Bani Israil untuk membunuh Nabi Isa as atau menyalibnya tetapi Allah menyelamatkannya dari kekufuran mereka lalu mengangkatnya di sisi-Nya.
Mereka tidak berhasil membunuhnya dan tidak berhasil menyalibnya tetapi ia diserupakan seperti orang-orang di antara mereka.

Allah SWT berfirman:
“ Dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa. tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana..”
( QS. an-Nisa’: 157-158 ).

Dan Allah SWT juga berfirman:
“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: ‘Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan karnu pada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir. ”
(QS. Ali ‘Imran: 55)

Allah telah menyerupakannya dengan salah seorang di antara mereka.


لَّقَدۡ ڪَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ مَرۡيَمَ‌ۚ قُلۡ فَمَن

يَمۡلِكُ مِنَ ٱللَّهِ شَيۡـًٔا إِنۡ أَرَادَ أَن يُهۡلِكَ ٱلۡمَسِيحَ ٱبۡنَ مَرۡيَمَ وَأُمَّهُ

ۥ وَمَن فِى ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعً۬ا‌ۗ وَلِلَّهِ مُلۡكُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا

بَيۡنَهُمَا‌ۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُ‌ۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬

" Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam". Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?". Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
( QS Al-Maidah : 17 ).

Nabi Isa as Diangkat Ke Langit

Al-Qur’an al-Karim menjelaskan bahwa Allah SWT Maha Suci dari segala sekutu dan anak dan segala hal yang menyerupai-Nya.

Dan tentang Nabi Isa as Allah berfirman:
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: ‘Jadilah’ (seorang manusia), maka jadilah ia.” (QS. Ali ‘Imran: 59)

“Mereka (orang-orang kafir) berkata: Allah mempunyai anak.’ Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepadanya. Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia mengatakan kepadanya: ‘Jadilah’, lalujadilah ia.”
(QS. al-Baqarah: 116-117)

“Orang-orang Yahudi berkata: ‘Uzair itu putra Allah’ dan orang-orang Nasrani berkata: Al-Masih itu putra Allah.’ Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Mereka dilaknat oleh Allah; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. at-Taubah: 30)

Nas tersebut mengisyaratkan akidah orang-orang Mesir dan orang-orang seperti mereka dari umat-umat yang terdahulu di mana akidah mereka terfokus pada keyakinan penyaliban Nabi Isa as, tentang tebusan dan kebangkitan Tuhan serta penentangannya terhadap para pengikutnya setelah kematiannya.

Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: ‘Sesungguhnya Allah itu ialah al-Masih putra Maryam.‘ Katakanlah:

‘Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendah Allah, jika Dia hendak membinasakan al-Masih putra Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi semuanya?’ Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apayang ada di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dihehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Maidah: 17)

“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: Allah salah seorang dari yang tiga,’ padahal sekali-kali tidak ada selain dari Tuhan Yang Esa.”
(QS. al-Maidah: 73)

Allah telah menguatkannya atau menguatkan Nabi Isa as dengan ruh yakni Jibril: “Dan (ingatlah) ketika Aku dukung kamu dengan Ruhul Kudus.”
(QS. al-Maidah: 110)

Setelah mengemukakan keyakinan kaum Masehi tentang karakter Nabi Isa as dan akhir dari kehidupannya dan setelah menjelaskan kebenaran yang Allah SWT ceritakan kepada kita tentang karakter tersebut dan akhir dari kehidupan yang dialami oleh Nabi Isa as , kita ingin mengetahui apa yang harus dilakukan oleh kaum Muslim dalam hubungan mereka dengan orang-orang Masehi serta keyakinan mereka.

Islam menetapkan atau menyampaikan nas-nas yang jelas yang mengkhususkan agama Masehi—di antara agama-agama yang lain—dengan kecintaan.

Al-Qu’ran mengingkari ketuhanan Nabi Isa as; juga mengingkari penyaliban dan tebusan dosa yang dilakukannya.
Namun Al-Qur’an menegaskan bahwa agama Nasrani merupakan agama yang lebih dekat kecintaannya kepada Islam.

Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.

Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: ‘Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.’ Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.”
(QS. al-Maidah: 82)

Allah memuji para pengikut al-Masih yang berjalan di atas petunjuknya.
Allah berfirman:

“Dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyah (keadaan tidak menikah dan mengurung diri di biara) padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi mereka sendirilah yang mengada-adakannya untuk mencarai keridhaan Allah.”
(QS. al-Hadid: 27)

Pengingkaran Al-Qur’an terhadap ketuhanan Nabi Isa as dan pengakuannya terhadap kecintaan kaum Nasrani serta pujiannya terhadap orang-orang yang mengikuti Nabi Isa as mengandung makna lebih dari satu:

Pertama,..... bahwa Masehi berdasarkan pada agama Tauhid dan sangat sulit bagi para pengikutnya untuk meninggalkan tauhid, dan hanya Allah yang mengakui hakikat apa yang terpendam dalam hati;

Kedua,..... dalam kalangan orang-orang Nasrani terdapat para pendeta dan para rahib yang tidak bersikap congkak di hadapan Allah tetapi mereka sangat patuh dan tunduk kepadanya;

Ketiga,..... sebagian pengikut Nabi Isa as memiliki hati yang dipenuhi dengan kasih sayang dan rahmat.

Tentu rahmat dan kasih sayang tersebut tidak tumbuh kecuali dari keimanan terhadap hari akhir.
Allah telah menetapkan perintah-Nya kepada kaum Muslim agar mereka memperlakukan ahlul kitab dengan perlakuan yang mulia dan baik, sebagaimana Islam menjamin kebebasan untuk menentukan keyakinan pada setiap manusia.

Allah SWT berfirman:
“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?” (QS. Yunus: 99)

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah.” (QS. al-Baqarah: 256)

“Katakanlah: ‘Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidah kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka: ‘Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Ali ‘Imran: 64)

Sehubungan dengan kaum Masehi sebagai individu, kita menyaksikan ayat-ayat tersebut memerintahkan untuk membalas kecintaan yang mereka perlihatkan di mana nas tersebut dengan tegas mengatakan bahwa mereka lebih dekat kecintaannya kepada orang-orang yang beriman.

Jika Allah yang menegaskan hal tersebut, maka orang-orang Muslim harus membalas kebaikan dan kecintaan yang ditunjukkan oleh kaum Nasrani.

Adapun sehubungan dengan keyakinan mereka, di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang melarang untuk memaksa manusia dalam bentuk apa pun.

Allah berfirman:
“Dan katakanlah: ‘Kebenaran itu datang dari Tuhanmu. Maka barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin kafir biarlah ia kafir.”
(QS. al-Kahfi: 29)


Para ulama Islam berbeda pendapat berkaitan dengan keadaan Nabi Isa as setelah pengangkatannya.
Mereka sepakat bahwa beliau tidak disalib tetapi Allah mengangkatnya di sisi-Nya.. Tetapi ketika ia tidak disalib, maka bagaimana keadaannya setelah itu: apakah ia masih hidup, ataukah ia mati seperti matinya nabi yang lain..?

Mayoritas mengatakan bahwa Allah SWT mengangkat Nabi Isa as dengan fisiknya dan ruhnya di sisi-Nya. Mereka mengambil zahir dari firman-Nya:
“Tetapi Allah mengangkatnya di sisi-Nya.” (QS. an-Nisa’: 158)

Juga sebagian hadis yang mendukung hal tersebut... Sementara itu, kelompok yang lain dari kalangan mufasirin, dan ini adalah kelompok yang minoritas,

Mereka mengatakan bahwa Nabi Isa as hidup sehingga Allah SWT mematikannya sebagaimana DIA mematikan nabi-nabi-Nya lalu Dia mengangkat ruhnya di sisi-Nya sebagaimana ruh para nabi diangkat, begitu juga ruh para shidiqin (orang-orang yang benar) dan syuhada.

Mereka mengambil zahir firman-Nya:
“(Ingatlah) ketika Allah berfirman: ‘Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir.” (QS. Ali ‘Imran: 55)

Allah SWT berfirman:
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, 'Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya.

Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.

Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak
(pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah).

Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.

Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain dari pada Allah. ”
(QS. an-Nisa’: 171- 173).

Nabi Isa as Turun Kebumi Menjelang Kiamat

Nabi Isa as sampai saat ini masih hidup dan hanya Allah saja tahu keberadaanya.
Dari keterangan hadist Nabi Muhammad saw. diceritakan bahwa menjelang hari kiamat / akhir jaman Nabi Isa akan di turunkan oleh Allah dari langit ke bumi
Peristiwa itu tergambar dari hadist berikut :

1. “Tidak ada seorang nabi pun antara aku dan Isa dan sesungguhnya ia benar-benar akan turun (dari langit), apabila kamu telah melihatnya, maka ketahuilah;bahwa ia adalah seorang laki-laki berperawakan tubuh sedang,berkulit putih kemerah-merahan. Ia akan turun dengan memakai dua lapis pakaian yang dicelup dengan warna merah, kepalanya seakan-akan meneteskan air waulupun ia tidak basah”. (HR Abu Dawud)

2. “Sekelompok dari ummatku akan tetap berperang dalam dalam kebenaran secara terang-terangan sampai hari kiamat,sehingga turunlah Isa Ibn Maryam ,maka berkatalah pemimpin mereka (Al Mahdi) : “ Kemarilah dan imamilah shalat kami”. Ia menjawab;”Tidak, sesungguhnya sebagian kamu adalah sebagai pemimpin terhadap sebagian yang lain, sebagai suatu kemuliaan yang diberikan Allah kepada ummat ini (ummat Islam)”. (HR Muslim & Ahmad)

3. “Tiba-tiba Isa sudah berada diantara mereka dan dikumandangkanlah shalat,maka dikatakan kepadanya, majulah kamu (menjadi imam shalat) wahai ruh Allah.” Ia menjawab:”Hendaklah yang maju itu pemimpin kamu dan hendaklah ia yang mengimami shalat kamu”. (HR Muslim & Ahmad)

Hal pertama yang dilakukan Nabi Isa as setelah turun dari langit adalah menunaikan shalat sebagaimana yang dijelaskan oleh hadist-hadist di atas.
Nabi Isa as akan menjadi makmum dalam shalat yang di imami oleh Imam Mahdi.

Adapun lokasi turunnya Nabi Isa dijelaskan oleh Rasulullah saw. dalam sebuah hadist berikut :
“Isa ibn Maryam akan turun di ‘Menara Putih’(Al Mannaratul Baidha’) di Timur Damsyik”. (HR Thabrani dari Aus bin Aus)

Kedatangan Nabi Isa as akan didahului oleh kondisi dunia yang dipenuhi kedzaliman, kesengsaraan & peperangan besar yang melibatkan seluruh dunia,

Setelah itu kemunculan Imam Mahdi yang akan menyelamatkan kaum muslimin, Kemudian kemunculan Dajjal yang akan berusaha membunuh Imam Mahdi , Setelah Dajjal menyebarkan fitnahnya selama 40 hari, maka Nabi Isa as akan diturunkan dari langit untuk menumpas Dajjal.

Nabi Isa as akan Menunaikan Ibadah Haji.

Diceritakan dalam sebuah hadist bahwa Nabi Isa as akan melaksanakan haji.
”Demi Dzat yang diriku berada ditanganya, sesungguhnya Ibnu Maryam akan mengucapkan tahlil dengan berjalan kaki untuk melaksanakan haji atau umrah atau kedua-duanya dengan serentak.”
( HR Hadits riwayat Ahmad & Muslim dari Abi Hurairah.)

Nabi Isa as Membunuh Dajjal

Turunnya Nabi Isa as ke bumi mempunyai misi menyelamatkan manusia dari fitnah Dajjal dan membersihkan segala penyimpangan agama ,

Nabi Isa as akan bekerjasama dengan Imam Mahdi memberantas semua musuh-musuh Allah.

Dikisahkan setelah Nabi Isa as. selesaikan menunaikan shalat, Beliau berkata : “Keluarlah kamu (pasukan kaum muslimin) semua bersama kami untuk menghadapi musuh Allah, yaitu Dajjal.”

Lalu mereka pun keluar, kemudian Ia (Nabi Isa as) dilihat oleh Dajjal si laknat yang baru saja mendakwa kepada manusia, bahwa ia adalah raja yang mendapat petunjuk dan pemimpin yang jenius serta bijaksana, bahkan mengaku sebagai Tuhan Yang Maha Tinggi.

Kemudian Dajjal melarikan diri, akan tetapi ia dihadang oleh Nabi Isa as di pintu kota Lud di Palestina.
Sekiranya Nabi Isa as membiarkan saja hal ini maka Dajjal akan hancur seperti garam dalam air,... akan tetapi Nabi Isa as berkata kepadanya :

”Sesungguhnya aku berhak untuk menghajar kamu dengan satu pukulan.”
Lalu Nabi Isa as. menombak dan membunuhnya, maka Isa as. memperlihatkan kepada semua orang darah Dajjal di tombaknya.

Maka sadarlah para pengikut Dajjal dari kalangan Yahudi , bahwa Dajjal bukanlah Allah. Jika benar apa yang didakwakan Dajjal(dajjal mengaku sebagai tuhan) tentulah Dajjal tidak akan dapat dibunuh oleh Nabi Isa as.

Salah satu tugas besar beliau setelah membunuh Dajjal adalah menyelamatkan ummat manusia dari fitnah Ya’juj dan Ma’juj
(Gog dan Magog dalam versi Kristen).

1. Dikisahkan, fitnah dan kejahatan mereka (Ya’juj dan Ma’juj) sangat besar dan menyeluruh , tiada seorang manusiapun yang dapat mengatasinya, jumlah mereka pun sangat banyak sehingga kaum Muslimin akan menyalakan api selama 7 tahun untuk berlindung dari penyerangan mereka, para pemanah dan perisai mereka. (seperti yang diterangkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Nawwas)

2. Maka saat mereka telah keluar (dari diding tembaga yang mengurung mereka sejak jaman raja Zulkarnain) maka Allah SWT berkata kepada Nabi Isa as : ”Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba(Ya’juj dan Ma’juj)yang tidak mampu diperangi oleh siapapun, maka hendaklah kamu mengasingkan hamba-hambaKu ke Thur (Thursina) ”

3. Dan di Thur terkepunglah Nabi Isa as beserta para sahabatnya, sehingga harga sebuah kepala sapi lebih mahal dari 100 dinar kamu hari ini.

Kemudian Nabi Isa as dan para sahabatnya ,menginginkan itu, maka mereka tidak menemukan sejengkalpun dari tanah di bumi kecuali ia dipenuhi oleh bau anyir dan busuk mereka.

Kemudian Nabi Isa as dan sahabatnya meminta kelapangan kepada Allah SWT maka Allah mengutus seekor burung yang akan membawa mereka kemudian menurunkan mereka sesuai dengan kehendak Allah ,... kemudian Allah menurunkan air hujan yang tidak meninggalkan satu rumahpun dikota atau di kampung, maka Ia membasahi bumi sehingga menjadi seperti sumur yang penuh.”
(HR. Ahmad,Muslim & Tirmidzi dari An Nawwas bin Sam’am)

Menyelamatkan manusia dari fitnah Ya’juj dan Ma’juj

Dahsyatnya fitnah Ya’juj dan Ma’juj digambarkan dalam sebuah hadist Rasulullah saw. Sebagai berikut :
“Dinding Ya’juj dan Majjuj akan terbuka, maka mereka akan menyerang semua manusia, sebagaimana firman Allah :
“Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.” (QS . Al Anbiyaa’ : 96).

Maka mereka akan menyerang manusia, sedangkan kaum Muslim akan berlarian dari mereka ke kota-kota dan benteng-benteng mereka, kemudian mereka mengambil binatang-binatang ternak bersama mereka.

Sedangkan mereka (Ya’juj dan Ma’juj) meminum semua air di bumi, sehingga apabila sebahagian mereka melewati sebuah sungai maka merekapun meminum air sungai tersebut sampai kering dan ketika sebagian yang lain dari mereka melewati sungai yang sudah kering tersebut, maka mereka berkata:
“Dulu di sini pernah ada air”.

Dan apabila tidak ada lagi manusia yang tersisa kecuali seorang saja di sebuah kota atau benteng, maka berkatalah salah seorang dari mereka:

“Mereka-mereka penduduk bumi sudah kita habisi, maka yang tertinggal adalah penduduk langit”, kemudian salah seorang dari mereka melemparkan tombaknya ke langit, dan tombak tersebut kembali dengan berlumur darah yang menunjukkan suatu bala dan fitnah.
Maka tatkala rnereka sedang asyik berbuat demikian, Allah mengutus ulat ke pundak mereka seperti ulat belalang yang keluar dari kuduknya, maka pada pagi harinya mereka pun mati dan tidak terdengar satu nafaspun.

Setelah itu kaum Muslim berkata:
“Apakah ada seorang laki-laki yang mau menjual dirinya untuk kami berani mati) untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh musuh kita ini?” maka majulah salah seorang dari mereka dengan perasaan (menganggap) bahwa ia telah mati, kemudian dia menemui bahwa mereka semua telah mati dalam keadaan sebagian mereka di atas sebagian yang lain (berhimpitan),
maka laki-laki tersebut menyeru:

“Wahai semua kaum Muslim bergembiralah kamu sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri sudah membinasakan musuhmu”, maka mereka pun keluar dari kota-kota dan benteng-benteng dan melepaskan ternak-ternak mereka ke padang-padang rumput kemudian padang rumput tersebut dipenuhi oleh daging-daging binatang ternak, maka semua susu ternak tersebut gemuk (penuh) seperti tunas pohon yang paling bagus yang tidak pernah dipotong.”
(HR. Ahmad, Ibn Majah, Ibn Hiban dan Hakim dari Abu Sa’id)

Menurut suatu riwayat Nabi Isa as ,setelah turun dari langit akan menetap dibumi sampai wafatnya selama 40 tahun.
Beliau akan memimpin dengan penuh keadilan , sebagaimana yang diceritakan dalam hadist berikut :

“Demi yang diriku berada ditanganya,sesungguhnya Ibn Maryam hampir akan turun di tengah-tengah kamu sebagai pemimpin yang adil,maka ia akan menghancurkan salib,membunuh babi,menolak upeti,melimpahkan harta sehingga tidak seorangpun yang mau menerima pemberian dan sehingga satu kali sujud lebih baik dari dunia dan segala isinya”
(HR. Bukhari,Muslim,Ahmad,Nasa’I,Ibn Majah dari Abi Hurairah)

Diceritakan dalam sebuah hadist bahwa Nabi Isa as akan melaksanakan haji.

”Demi Dzat yang diriku berada ditanganya,sesungguhnya Ibn Maryam akan mengucapkan tahlil dengan berjalan kaki untuk melaksanakan haji atau umrah atau kedua-duanya dengan serentak”.(HR. Ahmad & Muslim dari Abi Hurairah)

Janji Allah pasti berlaku pada semua hambanya, semua yang bernyawa pasti akan mati, begitu pun Nabi Isa as.
Setelah menjadi pemimpin yang adil di akhir jaman, Allah akan mewafatkan Nabi Isa as .
Hanya Allah saja yang tahu kapan dan dimana Nabi Isa as akan diwafatkan. Setelah wafatnya Nabi Isa as. dunia kemudian akan mengalami kiamat.

Demikianlah mengenai tentang kisah Nabi Isa as. semoga bermanfaat Aamiin...Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar