Rabu, 14 Desember 2011

Rahasia Menjadi Sukses



 Assalamu Allaikum Wr. Wb.

Saudaraku...
Sudah banyak kita baca kisah-kisah (nyata) tentang manfaat sedekah. Bila anda rutin mengikuti dan menyimak tausiyah yang disampaikan Ustadz Yusuf Mansyur di televisi, atau kuliah on-line melalui website-nya (www. wisatahati.com), atau dari buku-buku banyak sekali kisah nyata balasan Allah subhanahu wa ta’ala yang didapat oleh sebab bersedekah.

 Semua itu adalah untuk memotivasi kita semua, bahwa janji Allah ta’ala dalam al-Qur’an maupun hadist-hadist Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam itu adalah benar. Sebagai orang yang beriman maka kita wajib meyakininya, bila kita tidak percaya maka bertanyalah kepada diri kita sebesar apa keimanan kita kepada Allah, Rasul, dan Kitab-Nya.

Bagi anda yang sudah pernah membaca kisah ini maupun yang belum, mudah-mudahan dapat menjadi‘charger’ sehingga dapat memotivasi ulang kebiasaan kita bersedekah. Semoga Allah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita hamba-hamba-Nya. Aamiin…

Berikut adalah sebuah kisah nyata yang diceritakan kembali oleh saudara Probo Jatmiko, seorang pengusaha muda (Juragan Biofir (Indonesia)) tentang rahasia keberhasilan seorang sahabatnya. Ditulis dan di-published pada tanggal 23 Maret 2009.

Ayat-ayat al-Qur’an dan hadist-hadist pada catatan ini saya tambahkan sebagai referensi (Pada catatan aslinya tidak tercantum).

 --**--**--
 Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, saya dipertemukan dengan hamba-Nya yang satu ini. Beliau adalah seorang leader yang selalu mengayomi, memberikan bimbingan, semangat, inspirasi, ide dan gagasan segar.

 Beliau seorang pemimpin yang mampu menggerakkan ratusan hingga ribuan anak buahnya. Beliau seorang guru yang memiliki lautan ilmu, yang selalu siap ditimba oleh anak-anaknya dan bagai tiada pernah habis.

Saat ini beliau memiliki berbagai macam bidang usaha, di antaranya sebagai supplier dan distributor alat dan produk kesehatan, puluhan hektar tambak, puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos, ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain. Pernah saya mencoba menghitung, penghasilan beliau bisa mencapai Rp. 1 Milyar per bulannya. Sebuah pencapaian luar biasa bagi saya dan kebanyakan orang lain.

Pertemuan antara saya dan beliau yang saya ceritakan di bawah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat penghasilan beliau masih berkisar Rp. 200 juta per bulan. Bagi saya, angka ini pun sudah bukan main dahsyatnya. Sengaja saya tidak menyebutkan namanya, karena ketika cerita ini saya publishbelum mendapatkan ijin dari beliau. Kita ambil wisdom (hikmah)nya saja ya.

Suatu hari, terjadilah dialog antara saya dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung. Saya ingat, beliau berpesan bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar. Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan "tidur". Jadilah saya berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan.

Sampai akhirnya saya bertanya secara asal, "Pak, Anda saat ini kan bisa dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?"

Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan ini dengan serius.

"Ada empat hal yang harus Anda perhatikan," begitu beliau memulai penjelasannya.
 
RAHASIA PERTAMA

"Pertama. Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Ibu bagaikan Pangeran Katon (Tuhan yang kelihatan).

Banyak orang sekarang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.

Pesan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: Ibumu, ibumu, ibumu... baru kemudian ayahmu dan gurumu.

Ridha’ Allah tergantung pada ridha’ kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka do’a ibumu jauh lebih mustajabah." Beliau mengambil nafas sejenak.

 --**--**--
 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula)…” (QS. Al Ahqaaf: 15).

 “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. (QS. Luqman: 14).

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya...” (QS. Al Israa': 23).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanyaRasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,“Ada tiga do’a mustajab yang tidak diragukan lagi, yaitu do’a orang yang teraniaya, do’a musafir, dan do’a orang tua untuk anaknya” (HR. Tirmidzi, dll)

RAHASIA KEDUA
 "Kemudian yang kedua", beliau melanjutkan. "Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari mara-bahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, menghindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain”.

--**--**--
 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Perumpamaan (nafkah yang di keluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah. Adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir, seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Baqarah: 261)

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak”. (QS. Al Hadiid: 18)

Dan banyak lagi ayat-ayat lain yang berkenaan dengan keutamaan sedekah.

--**--**--
 Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan dengan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. 

Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat). Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, 'Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini’. Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan.

Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardik dan mengusirnya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri.

Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.

--**--**--
 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (QS. Ali 'Imraan: 92).

 RAHASIA KETIGA

"Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka," begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. "Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya."

"Benar! Di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga", saya menimpali (QS. Ath-Thalaq: 3).

--**--**--
 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS. Ath-Thalaq: 3).

--**--**--
 "Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga?," tanya beliau.

"Ya, bagaimana caranya?" jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita.

"Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!" jawaban beliau ini membuat saya berpikir keras. "Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula."

"Walau pun itu orang kaya?" tanya saya.

"Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah."

"Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri," saya bertanya lagi.

"Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu," jawab beliau. "Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda."

--**--**--
 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Baqarah: 195). 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang laki-laki berkata, ‘Sungguh malam ini aku akan bersedekah’. Kemudian dia membawa sedekahnya, lalu dia terimakan kepada wanita pezina (pelacur). 

Sehingga keesokan harinya orang-orang memperbincangkan, ‘Semalam ada wanita pezina yang diberi sedekah’. Orang tersebut mengatakan, ‘Ya Allah! Segala puji hanya bagi-Mu, sedekahku ternyata jatuh ke tangan wanita pezina, sungguh aku akan bersedekah lagi’.

Dia keluar membawa sedekahnya lagi, lalu dia memberikannya ke tangan orang kaya. Sehingga keesokan harinya orang-orang memperbincangkan hal ini dengan mengatakan, ‘Semalam ada orang kaya yang diberi sedekah’. Orang itu berkata, ‘Ya Allah! Segala puji hanya milik-Mu, sedekahku jatuh ke tangan orang kaya. Sungguh aku akan bersedekah lagi’.

Dia keluar lagi membawa sedekahnya. Ternyata sedekah itu jatuh ke tangan pencuri sehingga orang-orang memperbincangkannya dengan mengatakan, ‘Semalam seorang pencuri menerima sedekah’. Orang itu berkata, ‘Ya Allah! Segala puji hanya bagi-Mu. Sedekahku ternyata jatuh ketangan pezina, orang kaya, dan pencuri!”

Akhirnya orang tersebut didatangi (oleh makhluk yang diutus oleh Allah subhanahu wa ta’ala). Lalu dikatakan kepadanya, ‘Sedekahmu telah diterima. Bisa jadi pezina tersebut berhenti berzina karena menerima sedekah itu; Bisa jadi orang kaya itu mendapat pelajaran lalu dia infakkan sebagian rezeki yang telah diberikan Allah kepadanya; Dan bisa jadi pencuri tersebut berhenti mencuri setelah menerima sedekah itu’”.

(HR. Muslim)

--**--**--
RAHASIA KEEMPAT

Wah, makin menarik nih. Saya manggut-manggut. Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya.

"Yang keempat nih, Mas", beliau memulai. "Jangan mempermainkan wanita".

Hm... ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja.

"Maksudnya begini. Anda kan punya istri... Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut bersama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil."

"Lalu?" saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya.

"Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya."

“Oh... pelajaran monogami nih”, pikir saya dalam hati.

"Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela dan merasa teraniaya. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya," beliau melanjutkan.

Hal ini saya buktikan sendiri, setiap saya datang ke rumahnya yang di Waru Sidoarjo, saya menjumpai beliau punya 1 orang istri, 2 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan.

--**--**--
 Allah subhanahu wa ta’ala membolehkan berpoligami (sampai batas empat orang istri) dengan syarat harus adil diantara mereka. Tetapi kebanyakan manusia (laki-laki) tidak dapat berbuat demikian. Untuk mencegah perbuatan aniaya dan perilaku tidak adil, maka Allah ta’ala-pun menganjurkan untuk menikahi SATU orang perempuan saja (monogami). Hal ini dijelaskan dalam firman-Nya:

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. KEMUDIAN JIKA KAMU TAKUT TIDAK AKAN DAPAT BERLAKU ADIL, MAKA (KAWINILAH) SEORANG SAJA, atau budak-budak yang kamu miliki. YANG DEMIKIAN ITU ADALAH LEBIH DEKAT KEPADA TIDAK BERBUAT ANIAYA”. (QS. An Nisaa': 3).

--**--**--
 Perbincangan ini ditutup ketika kemudian ada tamu yang datang....

--**--**---
 Demikianlah sekelumit kisah nyata dari seorang yang telah berhasil dalam usahanya akibat sedekah dan kebaikan yang rutin dilakukannya.

Biasakan diri anda BERSEDEKAH secara kontinyu dan konsisten, baik dalam jumlah kecil maupun besar. Ketahuilah bahwa dalam sedekahmu itu ada 10 Manfaat. Lima akan diberikan Allah ta'ala di dunia, 5 lagi akan diberikan-Nya di akhirat kelak.

5 manfaat sedekah yang akan diberikan-Nya di DUNIA, adalah:
1. Menyucikan harta.
2. Menolak bala/bencana dan penyakit.
3. Memberikan kebahagiaan kepada orang menerimanya. Kebahagiaan yang dirasakan orang lain karena kita, mengakibatkan kebahagiaan dan kemuliaan dalam diri, dihadapan orang lain, dan dihadapan Allah ta'ala.
4. Memberikan keberkahan pada harta kekayaan.
5. Mendapatkan rizki yang melimpah dengan cara tak disangka-sangka.

Sedangkan 5 manfaat sedekah yang akan diberikan Allah di AKHIRAT adalah:
1. Menjadi pelindung dari sengatan matahari di akhirat (yang jaraknya hanya sejengkal).
2. Memperberat timbangan kebaikan.
3. Membantu melewati ash-Shirath.
4. Meninggikan derajat di surga.
5. Memperoleh ridha' Allah subhanahu wa ta'ala.

(Imam Samarqandi, dalam Tanbihul Ghafilin)

Ada syarat agar manfaat itu kita dapatkan: BERSEDEKAHLAH DENGAN IKHLAS MENGGUNAKAN HARTA HALAL YANG ENGKAU CINTAI, hanya mengharap Ridha' Allah semata. Tanpa pretense, tanpa embel-embel, tanpa pamrih. Biarlah Allah yang akan membalas dan menggantinya, karena Dia Maha Mengetahui segala apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya...

MAU?

Mudah-mudahan catatan ini bisa menjadi penambah keyakinan, memotivasi, dan menjadi ‘charger’ khususnya diri saya sendiri, keluarga dan bagi anda yang membacanya. Semoga Allah memberikan kemudahan hamba untuk selalu berbuat baik dan istiqomah. Aamiin…

Pada kesempatan lain, Insya Allah kita bahas mengenai hadist-hadist tentang keutamaan bersedekah…

Billahi taufiq wal hidayah.
Semoga Bermanfaat…Aamiin Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar