Assalamu Allaikum Wr. Wb.
Saudaraku...
Berkatalah yang Baik atau DIAM
“Dari Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Rasululloh bersabda, “Barang siapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata baik atau
diam…” (HR Mutafaqun ‘alih).
Lidah tak bertulang, namun
ketajamanannya dapat menembus hingga lubuk hati yang paling dalam. Luka
yang diakibatkannya pun seringkali sulit untuk bisa dilupakan dalam
waktu yang singkat.
Lidah atau lisan, adalah salah satu nikmat
yang diberikan kepada kita oleh Allah swt. Selain sebagai salah satu
indera perasa (indera pengecap). Lidah atau lisan juga sebagai salah
satu bagian dari ‘alat’ komunikasi kita.
Dibandingkan dengan alat komunikasi yang lain seperti telinga kita cenderung lebih sering menggunakan lidah.
Artinya dibandingkan mendengar kita lebih menyukai berbicara. Dari
hadis di atas, Rasululloh mensinyalir bahwasanya lisan dapat membawa
‘kerusakan’ yang besar kalau kita tidak dapat menjaganya.
Untuk itu Rasululloh mendahulukannya dengan kata-kata, “Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir…”. Dengan kata lain menjaga lisan
itu adalah hal yang harus benar-benar kita perhatikan.
Sehingga dimasukan dalam salah satu ciri atau tanda berimannya
seseorang. Dalam realitanya pun kita dapat melihat seberapa besar bahaya
yang diakibatkan oleh ‘kejahatan lisan’.
Persaudaraaan,
kekerabatan, pertemanan, perceraian, bahkan pertumpahan darah pun bisa
terjadi karena bahaya yang dihasilkan oleh lisan. Bahaya tersebut antara
lain adalah berupa hasud, fitnah, celaan, dan yang lainnya.
Terlebih bagi kaum wanita yang sangat rentan sekali dengan kebohongan
berita atau ‘gosip’. Sudah menjadi rahasia umum ‘ngegosip’ adalah ‘hobi’
para wanita, baik itu ibu-ibu maupun yang masih lajang.
Seringkali kita tidak pernah sadar akan kemadhorotan yang besar dan
merugikan bagi orang lain juga diri kita sebagai akibat dari tidak
bisanya kita menjaga lisan.
Dalam kitab-Nya yang suci
Al-Qur’anul Karim Allah swt berfirman, “Dan berbuat fitnah lebih besar
(dosanya) di sisi Allah…” (QS Al-Baqoroh [2]:217).
Ini
memperkuat betapa pentingnya memperhatikan lisan kita agar tidak melukai
perasaan orang lain, terlebih sampai menimbulkan kemadhorotan yang
lebih besar. Kita juga tak asing dengan sebuah pepatah bijak yang
mengatakan,
“Diam itu emas’. Dan itu memang sejalan dengan apa yang diajarkan oleh Islam.
Pada zaman sekarang menjaga lisan sudah sering tidak kita perhatikan
lagi. Bahkan parahnya hal tersebut dijadikan sebagai barang komoditi.
Seperti infotainment yang menyajikan acara ‘ghibah’ atau gosip.
Membicarakan hal pribadi atau kejelakan orang lain, terlepas dari siapa
dan apa yang dibicarakannya.
Dengan tidak melihat
kemadhorotannya yang lebih besar sebagai akibat dari tidak menjaga lisan
mereka. Di sisi lain, lagi-lagi Islam menuniukkan kesempurnaannya
sebagai agama yang diridhoi di sisi-Nya. Sampai hal yang kecil dan
sering dianggap remeh ternyata Islam sangat begitu memperhatikannya.
Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti berkata dalam kitabnya Raudhah
Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala hal. 45, “Orang yang berakal selayaknya
lebih banyak diam daripada bicara. Hal itu karena betapa banyak orang
yang menyesal karena bicara, dan sedikit yang menyesal karena diam.
Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah
adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya
tidak mau jalan”.
Beliau berkata pula di hal. 47, “Orang yang
berakal seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada
mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi telinga dua buah,
sedangkan diberi mulut hanya satu adalah supaya dia lebih banyak
mendengar daripada berbicara.
Seringkali orang menyesal di
kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya, sementara diamnya
tidak akan pernah membawa penyesalan. Dan menarik diri dari perkataan
yang belum diucapkan adalah lebih mudah dari pada menarik perkataan yang
telah terlanjur diucapkan.
Hal itu karena biasanya apabila
seseorang tengah berbicara maka perkataan-perkataannya akan menguasai
dirinya. Sebaliknya, bila tidak sedang berbicara maka dia akan mampu
mengontrol perkataan-perkataannya.
Beliau menambahkan di hal.
49, “Lisan seorang yang berakal berada di bawah kendali hatinya. Ketika
dia hendak berbicara, maka dia akan bertanya terlebih dahulu kepada
hatinya.
Apabila perkataan tersebut bermanfaat bagi dirinya,
maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat, maka dia akan
diam. Adapun orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya.
Dia akan berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya.
Seseorang yang tidak bisa menjaga lidahnya berarti tidak paham terhadap
agamanya”.
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar
kamu tidak meninpakan sesuatu musibah kepada sesuatu kaum tampa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu ( QS al- Hujuraat ayat 6)
Maha Benar Allah dengan segala Firman-NYA..
Lidah merupakan salah satu nikmat besar Allah subhanahu wa ta'ala dan
Maha Karya-Nya yg menakjubkan. Lidah adalah bagian anggota tubuh manusia
yang sulit dikendalikan, karena tak butuh tenaga dan biaya untuk
menggunakannya.
Kekufuran & keimanan, misalnya, hanya dapat tampak dengan kesaksian lidah.
Dan memang bukan hal mudah tuk mengetahui kapan harus menggunakan
lidah, & pengamalannyapun tak kalah sulitnya. Kebanyakan manusia
meremehkan keharusan mewaspadai bahaya lidah (termasuk saya), karna itu,
lidah adalah sarana paling utama bagi setan dalam menyesatkan manusia.
Diantara Beberapa Bahaya Lidah :
1. Alkalaamu fimaa laa ya'nihi.
2. Fudhulul Kalaam.
3. Al khoudh fil baathil.
4. Al Miraa wal jadaal.
5. Al Khushumah a Istifa-ulhaq.
6. Al Mizaah.
7. Bidza'atul lisan wal qoulul faahisy was-sab.
8. Al La'nu.
9. Al Ghina wasy-syi'r.
10. Attaqo'ur fil kalaam.
11. Insyaa'ussirri.
12. Alkadzabu.
13. Al Ghiibah.
14. Al-madzhu.
15. Assukhriyah wal istihza.
16. An-namiimah.
17. Al khotho' fi daqo-iqul kalaam.
Wallahu 'alam Bisshawab.
Demikianlah Yang dapat aku haturkan dengan harapan semoga ada
manfaatnya bagi kita semua dan taklupa akupun mohon maaf jika seandainya
ada salah kata sekian Dan wassalam
yang bahaya bisa di translate t boss???
BalasHapus