Nasihat Ke-1
Allâh SWT berfirman,
“Wahai anak Adam!
Aku heran kepada orang yang meyakini kematian, bagaimana ia masih bisa bersenang-senang?
Aku heran kepada orang yang meyakini hisab, bagaimana ia sibuk mengumpulkan harta?
Aku heran kepada orang yang meyakini alam kubur, bagaimana ia masih bisa tertawa?
Aku heran kepada orang yang meyakini akhirat, bagaimana ia bisa istirahat?
Aku heran kepada orang yang meyakini bahwa dunia akan sirna, bagaimana ia merasa tenteram bersamanya?
Aku heran kepada orang yang ahli bicara, tapi kalbunya buta.
Aku heran kepada orang yang bersuci dengan air, tapi ia tidak pernah menyucikan hatinya.
Aku heran kepada orang yang sibuk mengurusi aib orang lain, sementara ia lupa kepada aib dirinya.
Atau, kepada orang yang mengetahui bahwa Allâh melihatnya, bagaimana ia mendurhakai-Nya.
Atau, kepada orang yang percaya bahwa ia akan mati sendirian, berada dalam kuburnya sendirian, dan dihisab sendirian, bagaimana ia merasa senang bersama manusia?
Tiada tuhan selain-Ku, dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Ku.”
(Abu Hamid ibn Muhammad ibn Muhammad al-Tusi al-Syafi’i al-Ghazali)
Aku heran kepada orang yang meyakini kematian, bagaimana ia masih bisa bersenang-senang?
Aku heran kepada orang yang meyakini hisab, bagaimana ia sibuk mengumpulkan harta?
Aku heran kepada orang yang meyakini alam kubur, bagaimana ia masih bisa tertawa?
Aku heran kepada orang yang meyakini akhirat, bagaimana ia bisa istirahat?
Aku heran kepada orang yang meyakini bahwa dunia akan sirna, bagaimana ia merasa tenteram bersamanya?
Aku heran kepada orang yang ahli bicara, tapi kalbunya buta.
Aku heran kepada orang yang bersuci dengan air, tapi ia tidak pernah menyucikan hatinya.
Aku heran kepada orang yang sibuk mengurusi aib orang lain, sementara ia lupa kepada aib dirinya.
Atau, kepada orang yang mengetahui bahwa Allâh melihatnya, bagaimana ia mendurhakai-Nya.
Atau, kepada orang yang percaya bahwa ia akan mati sendirian, berada dalam kuburnya sendirian, dan dihisab sendirian, bagaimana ia merasa senang bersama manusia?
Tiada tuhan selain-Ku, dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Ku.”
(Abu Hamid ibn Muhammad ibn Muhammad al-Tusi al-Syafi’i al-Ghazali)
Nasihat
Ke-2
Allâh SWT berfirman,
“Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Aku, tiada sekutu bagi-Ku, dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Ku.
Siapa yang tidak rela terhadap ketentuan-Ku,
tidak sabar terhadap ujian-Ku,
tidak mensyukuri nikmat-Ku,
dan tidak puas dengan pemberian-Ku,
maka hendaknya ia menyembah tuhan selain-Ku.
Siapa yang sedih terhadap kehidupan dunianya, seolah-olah ia sedang murka kepada-Ku.
Siapa yang mengeluh atas suatu musibah, berarti ia telah mengeluhkan-Ku.
Siapa yang mendatangi orang kaya, lalu ia merendahkan diri karena kekayaannya, maka hilanglah dua per tiga agamanya.
Siapa yang memukul wajahnya karena kematian seseorang, seolah-olah ia telah mengambil tombak untuk memerang-Ku.
Siapa yang mematahkan kayu di atas kubur, seolah-olah ia telah menghancurkan Ka’bah-Ku dengan tangannya.
Siapa yang tak peduli dari mana ia mendapat makanan, maka Allâh juga tak peduli dari pintu mana ia akan dimasukkan ke neraka jahanam.
Siapa yang tidak bertambah agamanya, berarti ia merugi.
Sementara orang yang merugi, mati adalah lebih baik baginya.
Siapa yang mengamalkan apa yang ia ketahui, maka Allâh akan mewariskan untuknya ilmu yang tidak ia ketahui.
Serta siapa yang panjang angan-angan, maka amalnya tidak ikhlas.
(Abu Hamid ibn Muhammad ibn Muhammad al-Tusi al-Syafi’i al-Ghazali)
Allâh SWT berfirman,
“Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Aku, tiada sekutu bagi-Ku, dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Ku.
Siapa yang tidak rela terhadap ketentuan-Ku,
tidak sabar terhadap ujian-Ku,
tidak mensyukuri nikmat-Ku,
dan tidak puas dengan pemberian-Ku,
maka hendaknya ia menyembah tuhan selain-Ku.
Siapa yang sedih terhadap kehidupan dunianya, seolah-olah ia sedang murka kepada-Ku.
Siapa yang mengeluh atas suatu musibah, berarti ia telah mengeluhkan-Ku.
Siapa yang mendatangi orang kaya, lalu ia merendahkan diri karena kekayaannya, maka hilanglah dua per tiga agamanya.
Siapa yang memukul wajahnya karena kematian seseorang, seolah-olah ia telah mengambil tombak untuk memerang-Ku.
Siapa yang mematahkan kayu di atas kubur, seolah-olah ia telah menghancurkan Ka’bah-Ku dengan tangannya.
Siapa yang tak peduli dari mana ia mendapat makanan, maka Allâh juga tak peduli dari pintu mana ia akan dimasukkan ke neraka jahanam.
Siapa yang tidak bertambah agamanya, berarti ia merugi.
Sementara orang yang merugi, mati adalah lebih baik baginya.
Siapa yang mengamalkan apa yang ia ketahui, maka Allâh akan mewariskan untuknya ilmu yang tidak ia ketahui.
Serta siapa yang panjang angan-angan, maka amalnya tidak ikhlas.
(Abu Hamid ibn Muhammad ibn Muhammad al-Tusi al-Syafi’i al-Ghazali)
Nasihat
Ke-3
Allâh SWT berfirman,
“Wahai anak Adam!
Jadilah orang yang qana’ah, maka engkau akan merasa cukup.
Tinggalkan rasa dengki, pasti engkau bahagia.
Hindarilah hal yang haram, pasti kamu ikhlas dalam beragama.
Siapa yang tidak melakukan ghibah, Aku cinta padanya.
Siapa yang meninggalkan manusia, ia akan selamat dari mereka.
Siapa yang sedikit bicara, sempurnalah akalnya.
Siapa yang ridha dengan yang sedikit, berarti ia telah yakin kepada Allâh SWT.
Wahai anak Adam!
Engkau tidak mau mengamalkan apa yang engkau ketahui, lalu bagaimana engkau mencari pengetahuan yang tidak kamu ketahui?
Wahai anak Adam!
Engkau telah berbuat di dunia seolah-olah tidak akan mati esok, dan sibuk mengumpulkan harta seakan-akan hidup selamanya.
Wahai dunia!
Jangan engkau beri orang yang tamak padamu. Carilah orang yang zuhud terhadapmu. Menjadi manislah engkau dalam pandangan orang yang melihatmu.”
Allâh SWT berfirman,
“Wahai anak Adam!
Jadilah orang yang qana’ah, maka engkau akan merasa cukup.
Tinggalkan rasa dengki, pasti engkau bahagia.
Hindarilah hal yang haram, pasti kamu ikhlas dalam beragama.
Siapa yang tidak melakukan ghibah, Aku cinta padanya.
Siapa yang meninggalkan manusia, ia akan selamat dari mereka.
Siapa yang sedikit bicara, sempurnalah akalnya.
Siapa yang ridha dengan yang sedikit, berarti ia telah yakin kepada Allâh SWT.
Wahai anak Adam!
Engkau tidak mau mengamalkan apa yang engkau ketahui, lalu bagaimana engkau mencari pengetahuan yang tidak kamu ketahui?
Wahai anak Adam!
Engkau telah berbuat di dunia seolah-olah tidak akan mati esok, dan sibuk mengumpulkan harta seakan-akan hidup selamanya.
Wahai dunia!
Jangan engkau beri orang yang tamak padamu. Carilah orang yang zuhud terhadapmu. Menjadi manislah engkau dalam pandangan orang yang melihatmu.”
Nasihat Ke-4
Allâh SWT berfirman,
“Wahai anak Adam!
Siapa yang sedih karena dunia, hal itu hanya akan menjauhkannya dari Allâh.
Di dunia ia lelah, di akhirat ia susah; Allâh akan buat hatinya senantiasa risau, terus sibuk tiada henti, miskin tanpa pernah bisa kaya, dan selalu diliputi oleh angan-angan.
Wahai anak Adam!
Umurmu setiap hari berkurang, tapi engkau tidak mengetahui.
Setiap hari Aku datang membawa rezekimu, tapi engkau tidak pernah bersyukur.
Engkau tidak pernah puas dengan yang sedikit, dan tak pernah kenyang dengan harta yang banyak.
Wahai anak Adam!
Setiap hari Aku berikan rezeki padamu.
Sementara setiap malam para malaikat datang pada-Ku membawa amal burukmu.
Engkau makan rezeki-Ku, tapi engkau maksiat pada-Ku.
Engkau ber-do’a kepada-Ku lantas Kukabulkan.
Kebaikan-Ku tercurah padamu, tetapi justru kejahatanmu yang sampai pada-Ku.
Sebaik-baik kekasihmu adalah Aku. Sedangkan, seburuk-buruk hamba-Ku adalah engkau.
Engkau lepaskan apa yang Ku-berikan kepadamu.
Kututupi keburukanmu setelah sebelumnya terbuka.
Aku malu padamu, sementara engkau tidak pernah malu pada-Ku.
Engkau melupakan-Ku dan mengingat yang lain.
Engkau takut pada manusia, dan merasa aman dari-Ku.
Engkau takut pada murka mereka dan tidak takut pada murka-Ku.”
(Abu Hamid ibn Muhammad ibn Muhammad al-Tusi al-Syafi’i al-Ghazali)
Allâh SWT berfirman,
“Wahai anak Adam!
Siapa yang sedih karena dunia, hal itu hanya akan menjauhkannya dari Allâh.
Di dunia ia lelah, di akhirat ia susah; Allâh akan buat hatinya senantiasa risau, terus sibuk tiada henti, miskin tanpa pernah bisa kaya, dan selalu diliputi oleh angan-angan.
Wahai anak Adam!
Umurmu setiap hari berkurang, tapi engkau tidak mengetahui.
Setiap hari Aku datang membawa rezekimu, tapi engkau tidak pernah bersyukur.
Engkau tidak pernah puas dengan yang sedikit, dan tak pernah kenyang dengan harta yang banyak.
Wahai anak Adam!
Setiap hari Aku berikan rezeki padamu.
Sementara setiap malam para malaikat datang pada-Ku membawa amal burukmu.
Engkau makan rezeki-Ku, tapi engkau maksiat pada-Ku.
Engkau ber-do’a kepada-Ku lantas Kukabulkan.
Kebaikan-Ku tercurah padamu, tetapi justru kejahatanmu yang sampai pada-Ku.
Sebaik-baik kekasihmu adalah Aku. Sedangkan, seburuk-buruk hamba-Ku adalah engkau.
Engkau lepaskan apa yang Ku-berikan kepadamu.
Kututupi keburukanmu setelah sebelumnya terbuka.
Aku malu padamu, sementara engkau tidak pernah malu pada-Ku.
Engkau melupakan-Ku dan mengingat yang lain.
Engkau takut pada manusia, dan merasa aman dari-Ku.
Engkau takut pada murka mereka dan tidak takut pada murka-Ku.”
(Abu Hamid ibn Muhammad ibn Muhammad al-Tusi al-Syafi’i al-Ghazali)
Nasihat Ke -5
Allâh SWT berfirman,
“Wahai anak Adam!,
jangan engkau menjadi orang yang meremehkan taubat,
panjang angan-angan,
mengharap akhirat tanpa mau beramal,
bertutur kata layaknya orang-orang yang ahli ibadah,
tapi beramal layaknya orang munafik.
Jika diberi tidak pernah puas, dan jika tidak diberi tak bisa sabar.
Menyeru kepada kebajikan tapi ia sendiri tidak mengamalkan.
Mencegah kejahatan, tapi ia sendiri terus melakukannya.
Mencintai orang shalih, sementara ia sendiri bukan termasuk golongan mereka,
dan membenci orang-orang munafik, tapi ia sendiri termasuk diantara mereka.
Mengatakan sesuatu yang tidak ia kerjakan dan mengerjakan yang tidak diperintah.
Ia menagih apa yang ia sendiri tidak penuhi.
Wahai anak Adam!
Setiap kali hari berganti, bumi berbicara kepadamu, yang isinya,
‘Wahai anak manusia,
engkau berjalan di atas punggung-ku,
dikubur di dalam perut-ku,
mengumbar syahwat di atas punggung-ku,
dan ulat-ulat melahapmu di dalam perut-ku.
Wahai anak Adam!
Aku rumah pengasingan,
rumah pertanyaan,
rumah kesendirian,
rumah kegelapan,
rumah ular dan kalajengking,
maka makmurkanlah aku, jangan engkau rusak!’”
(Abu Hamid ibn Muhammad ibn Muhammad al-Tusi al-Syafi’i al-Ghazali)
Allâh SWT berfirman,
“Wahai anak Adam!,
jangan engkau menjadi orang yang meremehkan taubat,
panjang angan-angan,
mengharap akhirat tanpa mau beramal,
bertutur kata layaknya orang-orang yang ahli ibadah,
tapi beramal layaknya orang munafik.
Jika diberi tidak pernah puas, dan jika tidak diberi tak bisa sabar.
Menyeru kepada kebajikan tapi ia sendiri tidak mengamalkan.
Mencegah kejahatan, tapi ia sendiri terus melakukannya.
Mencintai orang shalih, sementara ia sendiri bukan termasuk golongan mereka,
dan membenci orang-orang munafik, tapi ia sendiri termasuk diantara mereka.
Mengatakan sesuatu yang tidak ia kerjakan dan mengerjakan yang tidak diperintah.
Ia menagih apa yang ia sendiri tidak penuhi.
Wahai anak Adam!
Setiap kali hari berganti, bumi berbicara kepadamu, yang isinya,
‘Wahai anak manusia,
engkau berjalan di atas punggung-ku,
dikubur di dalam perut-ku,
mengumbar syahwat di atas punggung-ku,
dan ulat-ulat melahapmu di dalam perut-ku.
Wahai anak Adam!
Aku rumah pengasingan,
rumah pertanyaan,
rumah kesendirian,
rumah kegelapan,
rumah ular dan kalajengking,
maka makmurkanlah aku, jangan engkau rusak!’”
(Abu Hamid ibn Muhammad ibn Muhammad al-Tusi al-Syafi’i al-Ghazali)
Anda
Suka GabungYuuk Bersama Kami Di ~* TIJAN=Titian-Jannah II *~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar