Oleh Nurassajati Purnama Alam
~ Bismillahir-Rahmannir-Rahim.~
~MALAM NISHFU SYA’BAN .~~
~~Artikel ini Agak Panjang , sengaja di tayangkan
sekaligus.~~
Nishfu Sya'ban berasal dari bahasa Arab. Kata
’Nishfu’ yang berarti; setengah, seperdua, separuh, pertengahan. Sedangkan kata
‘Sya'ban’ adalah nama bulan ke-8 dalam tahun Hijriyah. Dengan demikian Nishfu
Sya'ban berarti Pertengahan Bulan Sya'ban.
Bulan Sya’ban sendiri berasal dari kata ’syi’ab’
yang artinya ‘berjalan di atas gunung’. Dalam menghidupkan bulan penuh
Maghfirah dan penuh Syafa’at.
Artikel ini, sengaja bagikan. Dengan harapan
semoga, melalui tulisan ini, kita boleh mendapatkan pertambahan ilmu agama dan
lebih menambah kemuhasabahan kita masing-masing.
Tulisan ini qu bagi menjadi 7 bagian, yaitu: A.
PERISTIWA BULAN SYA’BAN B. BULAN TERLUPAKAN C. MALAM NISHFU SYA’BAN D.
KELEBIHAN MALAM NISHFU SYA’BAN E. FADHILAH MALAM NISHFU SYA’BAN F. IBADAH UMUM
BULAN SYA’BAN G. IBADAH AFDHAL BULAN SYA’BAN A. PERISTIWA BULAN SYA’BAN
Saudaraku sebelum qt membahas tentang Malam
Nishfu Sya’ban, baiknya qt melihat dahulu, peristiwa penting yang terjadi di
bulan Sya’ban:
1. Ibnul Hajar ra. berkata, "Dinamakan
Sya'ban karena kesibukan mereka mencari air atau sumur setelah berlalunya bulan
Rajab yang mulia, dan dikatakan juga selain itu”. (al-Fath: 4/251)
2. Ibnu Abiy as-Shaif al-Yamaniy sa. berkata,
“Sesungguhnya bulan Sya’ban adalah bulan shalawat kepada Nabi Muhammad saw.,
karena ayat Innallaaha wa malaaikatahuu yushalluuna ‘alan Nabiy … diturunkan
pada bulan itu”. (Kitab al-Fawaaidul Mukhtaaroh)
3. Pada malam Nishfu Sya’ban, Allah SWT mengubah
arah kiblat dari Masjidil Aqsha di Darussalam (Yerusalem), ke Ka'bah, di
Mekkah. Abu Hatim al Bistiy rhm. berkata, ”Kaum muslimin telah melaksanakan
shalat menghadap Baitul Maqdis selama 17 bulan 3 hari, sebelum perubahan arah
kiblat.
Lalu Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw. untuk
menghadap ke arah Ka’bah pada hari Tsalasa di pertengahan bulan Sya’ban".
(Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an jilid I hal 554)
B. BULAN TERLUPAKAN Sayangnya banyak dari kaum
Muslim sepertinya kurang memperhatikan bulan penuh Maghfirah dan Syafa'at ini.
Padahal bulan Sya’ban merupakan bulan persiapan
untuk memasuki bulan Ramadhan. Dimana pada bulan ini seorang umat Muslim yang
Mu’min baiknya mempersiapkan diri dengan;
1. Keimanan yang mantap. 2. Keadaan mendapatkan
syafa’at. 3. Mendapat jaminan dan pembebasan dari siksaan api neraka. Ke-3 hal
tersebut Allah siapkan untuk kita didalam bulan Sya’ban.
Namun sebenarnya mengenai hal ini, jauh
sebelumnya, Rasulullah saw. telah memprediksinya,
1. “Bulan Sya’ban adalah bulan dimana manusia mulai
lalai, yaitu diantara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan
dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam…” (HR. Al Nasa’i,
di-hasan-kan oleh Syaikh Al Albani, dari Usamah bin Zaid ra.)
2. “Bulan Sya’ban sering dilupakan orang, karena
diapit oleh bulan Rajab dan Ramadhan, padahal pada bulan itu, diangkat
amalan-amalan yang dilaporkan langsung kepada Rabbil ‘Alamin.” (HR. Ahmad dan
Nasai – Sunnah Abu Dawud)
C. MALAM NISHFU SYA’BAN Didalam beberapa hadits,
Rasulullah saw. telah bersabda seputar malam Nishfu Sya’ban, yang antara lain:
1. “...Malam ini adalah malam Nishfu Sya’ban.
Allah mengawasi hambanya pada malam ini, Ia memaafkan mereka yang meminta
ampunan, memberikan kasih sayang kepada mereka yang meminta kasih sayang dan
menyingkirkan orang-orang yang dengki.” (HR. Baihaqi, dari ’Aisyah ra.) .
2. “Allah mengawasi dan memandang hamba-hamba Nya
di malam Nishfu Sya’ban, lalu mengampuni dosa-dosa mereka semuanya kecuali
mereka yang musyrik dan orang yang pemarah pada sesama muslimin.” (HSR. Ibnu
Hibban, hadits no.5755)
3. "Dimalam Nishfu Sya'ban, hidupkanlah
dengan shalat dan berpuasalah pada siang harinya. Sesungguhnya Allah turun ke
langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda,
’Barang siapa yang meminta ampunan akan Aku
ampuni, barang siapa yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, dan barang
siapa yang mendapatkan cobaan maka akan aku bebaskan, hingga fajar
menyingsing." (HR. Ibnu Majah, dari Ali bin Abi Thalib kw.)
4. “... Sesungguhnya Allah Ta'ala telah
menurunkan MalaikatNya pada malam Nishfu Sya'ban ke langit dunia, lalu Allah
mengampunkan dosa-dosa hambaNya, lebih banyak daripada bilangan bulu-bulu yang
terdapat pada domba-domba peliharaan (bani) Kalb." (HR. At-Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Imam Ahmad, dari ‘Aisyah ra.)
D. KELEBIHAN MALAM NISHFU SYA’BAN Adapun
kelebihan malam Nishfu Sya’ban, dimata para auliya adalah sebagai berikut;
1. Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jailaniy rhm. berkata,
“Malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang paling mulia setelah Lailatul Qadr”.
(Kalaam Habiib ‘Alwiy bin Syahaab)
2. Imam al-Ghazali rhm. mengistilahkan, “Malam
Nisfu Sya’ban sebagai malam Syafa’at (Pertolongan), dimana pada malam;
a. ke-13, Allah memberikan sepertiga syafa’at
kepada hambanya. b. ke-14, seluruh syafa’at itu diberikan secara penuh. c.
ke-15, umat Mu’min telah sempurna mendapatkan syafa’at sebagai penutup catatan
amal ibadahnya selama satu tahun”.
Dalam (Kitab Ihya' Ulumuddin) 3. Para ulama
menyatakan, “Malam Nishfu Sya’ban adalah malam Maghfirah (Pengampunan), karena
pada malam itu Allah menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi,
terutama kepada hamba-Nya yang shalih”.
E. FADHILAH MALAM NISHFU SYA’BAN Sedangkan
manfa’at ibadah malam Nishfu Sya’ban adalah:
1. PENGAMPUNAN DOSA a. Malaikat Jibril as.
berkata, ”Di malam Nishfu Sya’ban ini dibukakan 300 pintu rahmat.
Allah mengampuni kesalahan orang yang tidak
menyekutukan Allah dengan sesuatu, kecuali tukang sihir, tukang nujum, orang
bermusuhan, orang yg terus menerus minum khamar (arak atau minuman keras),
terus menerus berzina, memakan riba, durhaka kepada ibu bapak, orang yang suka
mengadu domba dan orang yang memutuskan silaturahim.
Allah tidak mengampuni mereka sampai mereka
taubat dan meninggalkan kejahatan mereka itu .” (HR. Abu Hurairah)
b. "Allah memandang pada kesemua makhluk
ciptaanNya pada malam Nishfu Sya'ban, lalu Allah mengampunkan dosa-dosa kesemua
makhlukNya, kecuali dosa orang musyrik (yang menyekutukan Allah) dan dosa orang
yang bermusuhan." (HR. Al-Thabrani dan disahihkan oleh Ibnu Hibban hadits
no.5755, dari Mu'adz bin Jabal ra.)
c. “Sesungguhnya Allah pada malam Nishfu Sya’ban
mengawasi seluruh mahluk-Nya dan mengampuni semuanya kecuali orang musyrik atau
orang yang bermusuhan.” (HR. Ibnu Majah, dari Abu Musa Al-Asy’ari ra.)
d. “Sungguh Allah turun ke langit bumi di malam
nishfu Sya’ban dan mengampuni dosa dosa hamba Nya sebanyak lebih dari jumlah
bulu anjing dan domba.” (Musnad Imam Ahmad hadits no.24825, dari 'Aisyah ra.)
e. Al-Imam As-Subkhiy rhm. berkata, “Malam Jum’at
menghapus dosa seminggu, Malam Nishfu Sya’ban menghapus dosa setahun dan
Lailatul Qadr menghapus dosa seumur hidup”.
2. SYAFA’AT (PERTOLONGAN) ALLAH Imam al-Ghazali
rhm. Mengistilahkan, “Malam Nisfu Sya’ban sebagai malam Syafa’at (Pertolongan),
dimana pada malam;
a. ke-13, Allah memberikan sepertiga syafa’at
kepada hambanya. b. ke-14, seluruh syafa’at itu diberikan secara penuh. c.
ke-15, umat Mu’min telah sempurna mendapatkan syafa’at sebagai penutup catatan
amal ibadahnya selama satu tahun”.
Dalam (Kitab Ihya' Ulumuddin) 3. BEBAS DARI API
NERAKA “Pernah Rasulullah memanggil istrinya, ‘Aisyah ra. dan memberitahukan
tentang Nishfu Sya’ban, ‘Wahai Humairah, apa yang akan engkau perbuat pada
malam ini?
Malam ini adalah malam di mana Allah yang Maha
Agung memberikan pembebasan dari api neraka bagi semua hambanya, kecuali
sembilan kelompok manusia’ (tukang sihir, tukang nujum, orang bermusuhan, orang
yang terus menerus minum khamar, orang yang terus menerus berzina, memakan
riba, durhaka kepada ibu bapak, orang yang suka mengadu domba dan orang yang
memutuskan silaturahim).” (HR. Ibnu Ishak, dari Anas bin Malik ra.)
F. IBADAH UMUM BULAN SYA’BAN Berikut ini adalah
bentuk ibadah umum bulan Sya’ban,
1. PUASA a. “... Bulan Sya’ban adalah bulan
dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu,
aku amat suka saat amalanku dinaikkan aku dalam kondisi berpuasa.” (HR. Al
Nasa’i, di-hasan-kan oleh Syaikh Al Albani, dari Usamah bin Zaid ra.)
b. “... Di bulan Sya’ban, diangkat amalan-amalan
(dan dilaporkan) kepada Rabbil Alamin. Karenanya, aku ingin agar sewaktu
amalanku dibawa naik, aku sedang berpuasa.” (HR. Ahmad dan Nasa'i – Sunnah Abu
Dawud)
c. ‘Aisyah ra. berkata, ”Lam yakunin Nabiyi sha
mim yashumu aksara min Sya’baana finnahu kaana yashumuhu kulluhu kaana
yashumuhu illa qalilan.” Nabi Muhammad saw. paling banyak berpuasa pada bulan
Sya’ban. (HR. Imam Bukhari dan Muslim)
d. ‘Aisyah ra. berkata, “Rasulullah biasa
berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain daripada bulan Ramadhan adalah di
bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969, no. 1970 dan Muslim no. 1156)
2. SHALAT a. "Dimalam Nishfu Sya'ban,
hidupkanlah dengan shalat dan berpuasalah pada siang harinya. Sesungguhnya
Allah turun ke langit dunia pada malam itu..." (HR. Ibnu Majah, dari Ali
bin Abi Thalib kw.)
b. "Apabila tiba malam Nishfu Sya'ban maka
berdirilah shalat pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya."
(HR. Ibnu Majah dalam Sunannya no. 1388, dari Usamah bin Zaid ra., dari Ali bin
Abi Thalib kw.)
c. Ali bin Abi Thalib kw. setelah kemuslimannya,
meluangkan waktunya untuk beribadah pada 4 malam dalam setahun, yakni; malam
pertama bulan Rajab, malam 2 hari raya, dan malam Nishfu Sya’ban. (Manhajus
Sawiy dan Tadzkiirun Nas)
3. DO’A Imam Syafii rhm. berkata, “Du’a mustajab
adalah pada 5 malam, yaitu malam Jum'at, malam Idul Adha, malam Idul Fitri,
malam pertama bulan Rajab, dan malam Nishfu Sya’ban”. (Sunan Al Kubra Imam
Baihaqi juz 3 hal 319)
4. SHALAWAT
Ibnu Abiy as-Shoif al-Yamaniy sa. berkata,
“Sesungguhnya bulan Sya’ban adalah bulan shalawat kepada Nabi Muhammad saw.,
karena ayat Innallaaha wa malaaikatahuu yushalluuna ‘alan Nabiy … diturunkan
pada bulan itu”. (Kitab al-Fawaaidul Mukhtaaroh)
G. IBADAH AFDHAL BULAN SYA’BAN 1. PUASA Puasa
tiga hari pada Ayyamul Bidh, yaitu tanggal 13, 14, dan 15 bulan Sya’ban.
2. SHALAT MALAM NISHFU SYA’BAN a. WAKTU
PELAKSANAAN SHALAT - Sekitar tanggal 13 – 17 Sya’ban.
Untuk tahun ini jatuh pada tanggal 22 – 26 JUNI
2013. - Setelah melaksanakan shalat fardhu Maghrib. Al-Imam An-Nawawi rhm.,
seorang ahli fiqih kondang bermazhab Syafi'i, ”Tidak mengapa bila kita
melakukan shalat sunnah di malam Nishfu Sya'ban antara Maghrib dan Isya' demi
untuk ber'taqarrub' kepada Allah. Karena hal itu termasuk kebaikan”.
b. SHALAT ALFIYAH Setelah melaksanakan shalat
fardhu Maghrib, lanjutkan dengan shalat sunnah Nishfu Sya’ban.
Dapat dilakukan secara berjamaah. Dianjurkan
shalat sunnah Alfiyah (artinya 1000). Shalat ini dinamakan Alfiyah karena di
dalam shalat tersebut dibacakan surat Al-Ikhlas sebanyak 1000 kali.
Sebagaimana sabda Rasulullah, “Hubbuka iyyahaa
adkhalakal Jannah”. Cintamu pada surat Al-Ikhlas itulah yang akan membuatmu
masuk syurga. (HSR. Imam Bukhari)
c. MEMBACA SURATUL YASIIN 3X Dapat dilakukan
secara berjamaah dengan niat, semoga; - ditetapkan imannya. - diberi kesehatan.
- diberi rizqi yang lancar dan barakah.
d. MEMBACA DO’A NISHFU SYA’BAN
BIMILLAAHIRRAHMANNIRRAHIIM, ALLAAHUMMA YAA DZAL MANNI WALAA YUMANNU ‘ALAIKA YAA
DZAL JALAALI WAL IKRAAM, YAA DZATH THAULI WALIN’AAM, LAA ILAAHA ILLAA ANTA,
DHAHRUL LAAJIIN, WA JAARUL MUSTAJIIRIIN, WA AMAANUL KHAA IFIIN.
ALLAAHUMMA IN KUNTA KATABTA NII ‘INDAKA FII UMMIL
KITAABI SYAQIYYAN AW MAHRUUMAN AW MATHRUUDAN AW MUQTARRAN ‘ALAYYA FIR RIZQI,
FAMHULLAA HUMMA BI FADLLIKA SYAQAAWATII WA HIRMAANII WA THARDII WAQ TITAARI
RIZQII WA ATS-BITNII INDAKA FII UMMIL KITAABI SA’IIDAN MARZUUQAN MUWAFFAQALLIL
KHAIRAAT. FA INNAKA QULTA WA QAULUKAL HAQQU FII KITAABIKAL MUNAZZALI ‘ALAA
NABIYYIKAL MURSALI, YAMHUL.
ALLAAHUMAA YASYAA U WA YUTSBITU WA ‘INDAHUU UMMUL
KITAAB. ILAAHII BITTAJALLIL AA’DHAMI FII LAILATIN NISHFI MIN SYAHRI SYA’BAANIL
MUKARRAMIL LATII YUFRAQU FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIM WA YUBRAM, ISHRIF ‘ANNII
MINAL BALAA I MAA A’LAMU WA MAA LAA A’LAM WA ANTA ‘ALLAAMUL GHUYUUBI.
BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIIN. AMIN YA ALLAAH YA RABBAL 'ALAAMIN
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pengasih, lagi Maha Penyayang, Ya Allah Tuhanku Pemilik Ni'mat, tiada ada yang
bisa memberi ni'mat atasMu. Ya Allah Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.
Ya Allah Tuhanku Pemilik Kekayaan dan Pemberi
Ni'mat. Tidak ada yang patut disembah hanya Engkau. Engkaulah tempat bersandar.
Engkaulah tempat berlindung dan padaMu-lah tempat yang aman bagi orang-orang
yang ketakutan.
Ya Allah Tuhanku, jika sekiranya Engkau telah
menulis dalam buku besarMu bahwa adalah orang yang tidak bebahagia atau orang
yang sangat terbatas mendapat ni'matMu, orang yang dijauhkan daripadaMu atau
orang yang disempitkan dalam mendapat rizqi, maka aku memohon dengan karuniaMu,
semoga kiranya Engkau pindahkan aku kedalam golongan orang-orang yang
berbahagia, mendapat keluasan rizqi serta diberi petunjuk kepada kebajikan.
Sesungguhnya Engkau telah berkata dalam kitabMu yang telah diturunkan kepada
RasulMu, dan perkataanMu adalah benar, yang berbunyi:
'Allah mengubah dan menetapkan apa-apa yang
dikehendakiNya dan padaNya sumber kitab.'
Ya Allah, dengan tajalliMu Yang Maha Besar pada
malam Nishfu Sya’ban yang mulia ini, Engkau tetapkan dan Engkau ubah
sesuatunya, maka aku memohon semoga kiranya aku dijauhkan dari bala bencana,
baik yang aku ketahui atau yang tidak aku ketahui, Engkaulah Yang Maha
mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Dan aku selalu mengharap limpahan
rahmatMu, ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih. Amin Ya Allah Ya Rabbal ‘Alaamin.”
e. PERBANYAK DZIKR, SHALAWAT DAN
ISTIGHFAR.WALLAAHU TA’AALAA A’LAM BISH SHAWAAB DAFTAR PUSTAKA
1. Fatwa Fadhilah Mufti Mesir Prof. Dr Ali
Jum'ah, terjemahan Ibnu Juhan Al-Tantawi. 2. Majalah Mimbar Al-Islam, keluaran
tahun ke-(68), bil (8) Sya'ban 1430, m/s 136.
3. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas. oleh :Nizla Fatimah Mantiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar