* Bismillahir-Rahmanir-Rahim
Jawab “Apakah yang dimaksud dengan ‘fitnah kubur’
itu?
Saudaraku...” Yang dinamakan fitnah kubur itu
ialah pertanyaan yang diajukan kepada seseorang yang telah meninggal
ketika di alam kubur.
Pertanyaan tersebut berkisar pada siapa Tuhannya,
dan apa agamanya, dan siapa nabinya.
Mengenai kejadian yang pasti terjadi ini, Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah menceritakannya dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Barra’ bin ‘Azib: “SiapakahTuhanmu?”
Si mayit menjawab, “Tuhanku Allah dan nabiku
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Itulah tafsir dari firman Allah: “Allah akan
meneguhkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang teguh di dunia maupun
di akhirat.” Surat Ibrahim ayat 27 (Hadis No. 2871, Shohih Muslim, Kitab
Surga).
Ada juga hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
mengenai hal ini dalam bukunya ‘Shohih Muslim’ No. 905 dan Imam Bukhari di
bukunya ‘Shohih Bukhari’ No. 880.
Sedangkan di dalam kitab ‘Musnad’ milik Imam
Ahmad terdapat pula hadis yang menceritakan kejadian ini lebih detail lagi,
bahkan dalam hadis ini orang golongan yang tidak bisa menjawab, cuma bisa
bilang, “Ha… ha… aku tidak tahu.”
Dalam keterangannya, jawaban ini menandakan bahwa
sebenarnya ia tahu jawabannya, tapi ketika itu ia lupa. Hal ini karena ia
sedikit melakukan ibadah sehingga ia seperti tidak mengenal Tuhan, agama dan
Nabinya sendiri.
Selain Imam Ahmad, Abu Dawud, Nasai, dan Ibnu
Majah juga meriwayatkan demikian. Wah, jadingeri, juga nih. Gimana ya ketika
nanti kita ditanya oleh malaikat, bisa nggak, kita ngejawabnya? Walohu’alam,
Berdasarkan pendapat para ulama, terdapat empat
golongan yang selamat dari fitnah kubur ini. Artinya, ada empat golongan
manusia ini tidak ditanya hal-hal demikian dalam kuburnya. Mereka itu adalah:
1. Para Nabi. Hal ini dikarenakan dua hal:
Pertama, karena mereka lebih utama dibanding para syuhada. Kedua, setiap kaum
akan ditanya mengenai nabinya. Bagaimana mungkin ia malah balik ditanya?
2. Para Syuhada (orang-orang yang gugur dalam
peperangan membela agama). Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa ada seseorang
bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Ya, Rasulullah!
Mengapa orang yang syahid tidak mengalami fitnah kubur seperti orang-orang
mukmin yang lain?”
Sebagai penjelasannya “Cukuplah luka-luka akibat
pedang di kepalanya sebagai fitnahnya.” (Sunan Nasai, No. 2053, hadis itu telah
disahkan kebenarannnya oleh Syekh Albani)
3. Orang yang meninggal pada hari Jum’at atau
malamnya. Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “seorang
muslim yang meninggal pada hari Jum’at dan malamnya pasti akan dijaga oleh
Allah dari fitnah kubur.” (Sunan Tirmidzi, No. 1073, setelah melihat berbagai
macam riwayat, Syekh Albani memberikan derajat hadis ini ‘hasan’).
4. Orang yang tidak dibebani oleh syariat,
seperti anak kecil yang belum baligh dan orang gila yang telah meninggal.
Karena pada dasarnya mereka termaafkan ketika berlaku maksiat.
Kesimpulan dari penjelasan kesemuanya
Silahkan Anda baca dalam “Kepastian Fitnah Kubur, Adzab Kubur, dan Nikmat Kubur
Berdasarkan Al Qur'an, As Sunnah, dan Ijma' Di antara aqidah ahlus sunnah wal
jama’ah adalah mengimani adanya fitnah kubur serta adzab dan nikmat kubur. Hal
ini termasuk ke dalam lingkup keimanan terhadap hari akhir.
Sebagai tambahan mengenai ;
“Kepastian Fitnah Kubur, Adzab Kubur, dan Nikmat
Kubur Berdasarkan Al Qur'an, As Sunnah, dan Ijma' Di antara aqidah ahlus sunnah
wal jama’ah adalah mengimani adanya fitnah kubur serta adzab dan nikmat kubur.
Hal ini termasuk ke dalam lingkup keimanan terhadap hari akhir.
Tanya : Apakah ada perbedaan antara adzab kubur
dan fitnah kubur ? Jawab : “Ya (ada perbedaan). Adzab (kubur) adalah diadzab
dan dipukulnya manusia (di dalam kuburnya), serta dibukakan baginya pintu
neraka. Adapun fitnah (kubur) adalah cobaan dan ujian.
Maka, datanglah malaikat Nakiir dan Munkar
kepadanya yang akan mengujinya dengan pertanyaan : ‘Siapakah tuhanmu ?Apa
agamamu ? Siapakah nabimu ?’. Kemudian datanglah hukuman setelah itu.
Ia diberikan fitnah dengan adanya pertanyaan,
kemudian ia diadzab (karena tidak mampu menjawabnya). Adzab adalah suatu hal,
dan fitnah adalah hal yang lain. Adzab merupakan akibat/hasil dari fitnah.
Setelah diberikan fitnah, maka diadzab. Dan fitnah adalah ujian yang menimpa
baik mukmin maupun kafir.
Seorang mukmin diberikan fitnah, lalu ia berhasil
melaluinya. Allah selamatkan ia sehingga mampu menjawabnya. Adapun orang kafir,
akan diberikan fitnah dan ia binasa (karenanya). Allah ta’ala berfirman :
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاء ‘Allah meneguhkan (iman)
orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia
dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa
yang Dia kehendaki’ [QS. Ibraahiim : 27].
Kita mohon kepada Allah agar Ia meneguhkan kami
dan kalian dengan ucapan yang teguh”. Tanya : Apakah fitnah ini khusus
diperuntukkan bagi umat Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam saja ?. Jawab :Tidak, fitnah itu umum bagi setiap orang. Allah ta’ala berfirman : فَلَنَسْأَلَنَّ الَّذِينَ أُرْسِلَ إِلَيْهِمْ وَلَنَسْأَلَنَّ الْمُرْسَلِينَ
‘Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat
yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai
(pula) rasul-rasul (Kami)’ [QS. Al-A’raaf : 6]. وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَا أَجَبْتُمُ الْمُرْسَلِينَ ‘Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah
menyeru mereka, seraya berkata: "Apakah jawabanmu kepada para rasul?” [QS.
Al-Qashshaash : 65]”.
Selanjutnya” Syaikh Shalih Al Fauzan
hafizhahullahu berkata: “Iman kepada hari akhir mencakup beriman kepada setiap
yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beritakan sejak kejadian setelah mati.
Dan di antara iman kepada hari akhir ialah mengimani fitnah kubur, adzab kubur,
dan nikmat kubur.” (Al Irsyad ila Shahihil I’tiqad, hal. 313).
Imam Abu Ja’far Ath Thahawy rahimahullahu
berkata: “Kami (ahlus sunnah) beriman kepada malaikat maut yang ditugaskan
untuk mencabut ruh makhluk di alam, beriman kepada adzab kubur bagi yang berhak
mendapatkannya, beriman kepada pertanyaan Munkar dan Nakir di dalam kubur tentang
siapa tuhannya, apa agamanya, siapa nabinya, dan kami beriman kepada berita
yang datang dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dari shahabat
ridhwanullahi ‘alaihim. Kubur adalah taman dari taman-taman surga atau jurang
dari jurang-jurang neraka.” (Al ‘Aqidah Ath Thahawiyah dalam kutaib Mutunut
Tauhid wal ‘Aqidah, hal. 268)
Yang dimaksud dengan fitnah kubur adalah
pertanyaan dua malaikat. Itu adalah ujian untuk mayit ketika dua malaikat
menanyainya (Al Irsyad ila Shahihil I’tiqad, hal. 313).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu
mengatakan : “Ahlus sunnah beriman dengan fitnah kubur, dengan adzab kubur, dan
dengan nikmat kubur. Adapun tentang fitnah kubur, maka manusia akan ditanya di
dalam kubur mereka.
Maka mayit akan ditanya: ‘Siapa tuhanmu? Apa
agamamu? Siapa nabimu?’ Maka Allah akan meneguhkan (hati) orang-orang yang
beriman dengan al qauluts tsabit di kehidupan dunia dan akhirat.
Maka orang yang beriman akan mengatakan: ‘Tuhanku
adalah Allah’; ‘Islam adalah agamaku’; ‘Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah nabiku’. Adapun orang yang orang yang ragu maka dia akan mengatakan:
‘Haah…haaah…aku tidak tahu.
Aku mendengar manusia mereka mengatakan sesuatu
maka akupun mengatakannya’. Maka dia dipukul dengan palu dari besi sampai
berteriak dengan teriakan yang terdengar oleh seluruh makhluk kecuali manusia.
Kalau saja manusia mendengarnya, niscaya mereka akan pingsan.” (Al ‘Aqidah Al
Wasithiyyah, hal. 31)
Adzab Kubur dan Nikmatnya
Salaful ummah dan imam-imam mereka meyakini
bahwasanya manusia jika meninggal maka dia bisa mendapat nikmat kubur ataupun
adzab kubur. Jika bisa menjawab pertanyaan malaikat, maka dia mendapat nikmat
kubur dan ini tanda baik baginya di ahkirat nanti.
Jika dia tidak bisa menjawab pertanyaan malaikat,
maka dia mendapat adzab kubur dan ini adalah tanda buruk baginya bagi kehidupan
selanjutnya di akhirat. Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullahu mengatakan:
“Adzab kubur dan nikmat kubur itu haq (benar
adanya). Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah meminta perlindungan
kepada Allah dari hal tersebut. Dan beliau memerintahkan (umatnya untuk meminta
perlindungan dari adzab kubur) di setiap sholat” (Syarh Lum’atul I’tiqad, hal.
66).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata:
“Adzab kubur atau nikmatnya adalah haq yang telah tetap berdasarkan zhahir Al
Qur’an dan secara jelas di dalam As Sunnah dan ijma’ ahlus sunnah” (Syarh
Lum’atul I’tiqad, hal. 65).
Dalil-dalil Fitnah Kubur, Adzab Kubur, dan Nikmat
Kubur
Banyak sekali dalil baik dari al Qur’an maupun As
Sunnah yang menetapkan adanya fitnah kubur. Diantaranya firman Allah Ta’ala : يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah
menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki” (QS.
Ibrahim : 27)
Telah ada riwayat tafsir ayat ini dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam
Shahih-nya dari Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah berkata:
“Seorang muslim jika ditanya di kuburnya, maka dia bersaksi bahwasanya tidak
ada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata dan bersaksi bahwasanya
Muhammad adalah utusan Allah.
Itu adalah makna firman Allah : “Allah meneguhkan
(iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di
dunia dan di akhirat”” (I’tiqad Ahlis Sunnah Syarh Ashhabil Hadits, Maktabah
Asy Syamilah).
Dalil-dalil adzab kubur dan nikmat kubur
dari Al Qur’an Ada dalil dalam Al Qur’an yang menetapkan adanya adzab kubur dan
nikmat kubur di dalam Al Qur’an, diantaranya: 1. كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka
dibangkitkan” (QS. Al Mu’minun : 100).
Seorang ulama tafsir terkemuka, Imam Ibnu Katsir
rahimahullahu mengatakan: “Firman Allah: “وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ” adalah ancaman untuk orang yang masih hidup
agar tidak berbuat kezhaliman dengan adzab kubur sebagaimana Dia berfirman: “مِنْ وَرَائِهِمْ جَهَنَّمُ” (QS. Al Jatsiyah: 10)
dan juga “وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ” (QS. Ibrahim: 17)” (Tafsir Ibnu Katsir, Asy
Syamilah).
2. وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آَيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di
waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakaratul maut, sedang para
malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah
nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan,
karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan
(karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya” (QS. Al An’am :93)
Konteks ayat ini adalah peristiwa ketika proses
meninggalnya seseorang. Sungguh malaikat telah mengabarkan-dan mereka adalah
makhluk yang benar/jujur-bahwasanya orang-orang yang zhalim pada saat itu
dibalas dengan siksa yang menghinakan.
Dan jika siksa itu ditimpakan setelah mayit
meninggal dan pergi dari dunia, sedangkan Allah berfirman “الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ” (Di hari ini kamu dibalas), maka ini
menunjukkan bahwasanya siksa tersebut adalah siksa kubur. (Al Irsyad ila
Shahihil I’tiqad, hal. 321)
3. فَوَقَاهُ اللَّهُ سَيِّئَاتِ مَا مَكَرُوا وَحَاقَ بِآَلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ (45) النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آَلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu
daya mereka, dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk
(45) Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari
terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan
kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.”” (QS. Ghafir/Al Mu’min : 45-46)
Allah Ta’ala benar-benar menyebutkan adzab di dua
tempat (yang salah satunya adalah adzab neraka) secara jelas yang tidak
mengandung kemungkinan lainnya. Maka ini menunjukkan adanya adzab kubur (selain
adzab neraka). (Idem, hal. 321-322)
4. فَذَرْهُمْ حَتَّى يُلَاقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي فِيهِ يُصْعَقُونَ (45) يَوْمَ لَا يُغْنِي عَنْهُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ (46) وَإِنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا عَذَابًا دُونَ ذَلِكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka biarkanlah mereka hingga mereka menemui
hari (yang dijanjikan kepada) mereka yang pada hari itu mereka dibinasakan.
(yaitu) hari ketika tidak berguna bagi mereka sedikitpun tipu daya mereka dan
mereka tidak ditolong. Dan sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim ada azab
selain daripada itu. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui” (QS. Thur :
45-47)
Ayat ini mengandung kemungkinan bahwa adzab yang
dimaksud adalah adzab di dunia misal dengan terbunuh atau lainnya. Namun yang
dimaksud disini adalah adzab di alam barzakh, ini adalah pendapat yang lebih
kuat. Karena kebanyakan dari mereka mati dan tidak diadzab di dunia:
Sungguh dikatakan-dan ini pendapat yang lebih
kuat : Siapa yang mati dari golongan mereka, maka akan diadzab di alam barzakh.
Dan siapa yang masih hidup dari mereka, maka mereka diadzab di dunia dengan
dibunuh atau selainnya dan mereka diancam denga adzab di dunia dan di alam
barzakh. (Idem, hal. 321)
5. سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ “Nanti mereka akan Kami
siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar” (QS.
At Taubah : 101)
Ibnu Juraij rahimahullahu berkata mengenai ayat
tersebut: ”(yakni) adzab di dunia dan adzab kubur. Kemudian mereka dikembalikan
kepada adzab yang besar.” Al Hasan Al Bashri rahimahullahu-seorang tabi’in yang
mahsyur-berkata : “(Kami siksa dua kali) ialah adzab di dunia dan adzab kubur”
(Tafsir Ibnu Katsir, Asy Syamilah)
Dalil-dalil Adzab dan Nikmat Kubur Dari As Sunnah
Syaikh Shalih Al Fauzan hafizhahullahu mengatakan: “Jika anda merenungi
hadits-hadits yang berkaitan dengan adzab kubur dan nikmatnya, niscaya anda
akan mendapatkan bahwa hadits-hadits tersebut adalah perincian dan penafsiran
terhadap apa yang ditunjukkan Al Qur’an berupa adzab dan nikmat kubur. Dan
hadits-hadits tentang adzab kubur banyak jumlahnya dan mutawatir dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam” (Al Irsyad ila Shahihil I’tiqad, hal. 322).
Karena banyaknya, maka kami sebutkan beberapa
yang ringkas saja: 1. Dalam Shahihain dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma
bahwasanya Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam melawati dua kuburan kemudian
bersabda: “Keduanya sedang disiksa…” [HR. Bukhari (I/61), Muslim (I/166), An
Nasa’I (IV/106), Abu Dawud (20), Ibnu Majah (347), dan Ahmad (I/225)]
2. Dalam Shahihain dari Abu Ayyub Al Anshary
radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah keluar saat matahari mulai tenggelam. Beliau mendengar suara, lalu
beliau berkata: “Ini seorang yahudi sedang disiksa dalam kuburnya” [HR. Bukhari
(II/102), Muslim (VIII/161), An Nasa’I (IV/102), dan Ahmad (V/419)]
3. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan: “Aku
belum pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat
kecuali saat itu beliau memohon perlindungan dari siksa kubur.” [HR. Bukhari
(II/102), Muslim (II/92), dan An Nasa’I (IV/105)]
4. Hadits Asma: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam pernah berkhutbah, lalu menceritakan siksa kubur yang diberikan
kepada seorang hamba. Saat beliau menceritakan itu, kaum muslimin langsung
heboh.” [HR. Bukhari (II/102), An Nasa’I (IV/103)]
5. Dalam kisah gerhana, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan mereka untuk meminta perlindungan dari
siksa kubur. [HR. Bukhari (II/26), Muslim (III/30), dan An Nasa'i (IV/133)]
6. Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang
panjang, dalam akhir hadits Rasulullah bersabda: “Orang itu langsung dipukul
dengan martil dari besi dengan sekali pukul sehingga berteriak, dan suara
teriakannya itu terdengar oleh makhluk-makhluk di dekat kuburnya, kecuali jin
dan manusia.” [HR. Bukhari (II/102), Muslim (VIII/161), Abu Dawud (4751), An
Nasa’I (IV/97), dan At Tirmidzi (1071)]
Syaikh Al ‘Allamah Hafizh bin Ahmad Al Hakami
rahimahullahu mengatakan: “Semua hadits-hadits di atas (tentang adzab dan
nikmat kubur) tersebut ada dalam Ash Shahih, dan telah kami sitir sebagian di
antaranya sejumlah enam puluh hadits melalui jalur-jalur riwayat yang shahih
dari banyak shahabat secara marfu’, dan telah kami jelaskan dalam kitab As
Sallam” (A’laamus Sunnah Al Mansyurah, edisi Indonesia: Buku Pintar Aqidah Ahlussunnah,
hal. 145-147).
7. Hadits yang terdapat dalam Shahih Muslim dari
Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu yang menyatakan bahwasanya Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bisa mendengar siksa kubur
8. Dalam Shahih Muslim dan Sunan yang empat dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan umatnya untuk berlindung dari empat hal saat shalat (yakni siksa
jahnnam, siksa kubur, fitnah hidup dan mati, dan fitnah dajjal) sesudah
tasyahud akhir sebelum salam. (Diringkas dari Al Irsyad ila Shahihil I’tiqad,
hal. 323)
Lihatlah dalil-dalil yang tegas di atas!!
Lihatlah siapa yang meriwayatkan hadits-hadits tersebut!! Imam Bukhari, Imam
Muslim, Imam An Nasa’I, Imam Ibnu Majah, Imam At Tirmidzi, Imam Abu Dawud, Imam
Ahmad rahimahumullahu Ta’ala, mereka adalah imamnya ahli hadits. Imam umat
muslim sedunia.
Alangkah anehnya pada zaman ini masih ada juga
yang meragukan adanya fitnah kubur beserta adzab dan nikmatnya. Dalil-dalil
dari Al Qur’an, As Sunnah, dan ijma’ ahlussunnah seharusnya sudah lebih dari
cukup untuk membuat kita meyakini adanya fitnah kubur beserta adzab dan
nikmatnya. Kemanakah akal sehat manusia yang meragukan adanya fitnah dan adzab
kubur?!
Berlindung Dari Adzab Kubur Pada Setiap
Shalat
Ya akhi, kalau kita sudah tahu dan yakin
bahwasanya fitnah dan adzab kubur itu benar adanya, maka sudah seharusnya kita
mencari cara agar terhindar dari adzab kubur. Diantaranya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan kepada kita untuk berlindung
dari adzab kubur.
Do’a ini dibaca di setiap shalat setelah tasyahud
akhir sebelum salam. Bahkan ada sebagian ulama yang mewajibkan membaca do’a ini
di setiap shalat semacam Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani
rahimahullahu di dalam Shifat Shalat Nabi, akan tetapi-wallahu a’lam-pendapat
yang tepat adalah tidak wajib.
Do’anya adalah: اللهم إني أعوذبك من عذاب جهنم, و من عذاب القبر, و
من فتنة المحيا و
الممات, ومن شر فتنة المسيح الدجال Allaahumma inni
a’uudzubika min ‘adzaabi jahannam, wa min ‘adzaabil qobri, wa min fitnatil
mahya wal mamaati, wa min syarri fitnatil masiihid dajjal “Ya Allah, aku
berlindung pada-Mu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah
hidup dan mati, dan dari fitnah al masih ad dajjal” [HR. Muslim, Abu ‘Awanah,
An Nasa’I, dan Ibnul Jarud dalam Al Muntaqa (27).
Lihat Al Irwa’ hadits no. 350] Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a ini dalam tasyahudnya. [HR. Abu Dawud dan
Ahmad dengan sanad shahih] Nabi mengajarkan do’a tersebut kepada
shahabat-shahabatnya sebagaimana beliau mengajarkan suatu surat Al Qur’an
kepada mereka. [HR. Muslim dan Abu ‘Awanah] (diringkas dari buku Sifat Sholat
Nabi, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, hal. 228)
Itulah do’a yang Rasulullah ajarkan agar kita
terhindar dari adzab kubur. Yang perlu diperhatikan disini adalah, bahwasanya
hadits ini berkaitan dengan masalah fiqih, yaitu masuk dalam ranah ibadah yaitu
sholat karena Nabi memerintahkan membaca do’a tersebut dalam shalat (bahkan ada
ulama yang mewajibkan membaca do’a ini sebagaimana yang sudah lewat).
Akan tetapi, isi hadits tersebut berupa aqidah
yang harus diyakini oleh seorang muslim. Maka ini adalah hadits tentang masalah
fiqih yang isinya adalah aqidah!hadits ahad tidak bisa dipakai sebagai hujjah
dalam aqidah, maka tanyalah padanya bagaimana dia menjawab hadits ini!! Apa
mereka akan menjawab: “Karena ini adalah hadits fiqih, maka bisa dijadikan
hujjah.
Maka berdo’alah dengan do’a ini di setiap shalat,
akan tetapi karena isinya aqidah, ya tidak boleh terlalu meyakininya…”!! Inikah
yang akan kau katakan!? Maka jika ada yang mengatakan bahwa adzab dan nikmat
kubur itu tidak bisa diyakini 100% karena tidak ada dalil tegas dalam Al Qur’an
(padahal jika direnungi dalilnya banyak seperti yang sudah dipaparkan) dan
tidak ada hadits mutawatir (?) tentang masalah ini sedangkan ia meyakini Apa
mungkin Rasulullah memerintahkan untuk berdo’a berlindung dari sesuatu, tapi
sesuatu itu masih belum pasti adanya??
Inilah ketetapan tentang adanya fitnah kubur,
adzab kubur, dan nikmat kubur. Diantara buah mengimaninya adalah timbul
semangat beramal agar terhindar dari adzab kubur. Sehingga tidak hanya sekedar
dijadikan wawasan saja, akan tetapi diamalkan.
Demikianlah saudaraku yg dapat aku sampaikan
semoga saja bermanfaat Aamiin Wassalam dan tak lupa kurang lebihnya aku pun
mohon maaf dan kepada-Nya Meminta Amunan-Nya Aamiin... . Alhamdu lillahi
alladzi bini’matihi tatimmus shalihat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad
wa alihi wa shahbihi azmain Aamiin....”Wassalam,-