Oleh Nurassajati Purnama Allam
* TIJAN = Titian Jannah *
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Saudaraku, yang aku cintai karena-Nya.
Setiap ibadah memiliki rukun dan syarat yang harus
dipenuhi agar ibadah tersebut sah. Seseorang yang hendak sholat tentu akan
berwudhu terlebih dahulu, karena suci adalah syarat sah sholat. Begitu pula
ibadah yang lain seperti haji, puasa dan zakat juga memiliki rukun-rukun dan
syarat yang tidak boleh tidak harus dipenuhi.
Dan segala sesuatu yang harus dipenuhi sebelum
mengerjakan sesuatu yang lain disebut syarat.
Lalu bagaimana pula dengan mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illalloh? Tidak
diragukan lagi bahwa syahadat adalah setinggi-tingginya derajat keimanan dan
rukun islam yang paling utama. Di sana ada syarat-syarat yang harus dipenuhi
agar kalimat Laa Ilaaha Illalloh yang kita ucapkan dianggap sah.
Para ulama menjelaskan bahwa syahadat Laa Ilaaha Illalloh
memiliki delapan syarat:
1. Ilmu
Sebuah pengakuan tidak dianggap kecuali dengan
ilmu. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk mengucapkan kalimat syahadat ini
dengan mengilmui makna dari kalimat tersebut. Alloh berfirman, “Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Alloh tidak dapat
memberi syafa’at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa’at ialah) orang
yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini(nya).” (Az Zukhruf: 86).
Nabi shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mati dalam keadaan mengilmui Laa Ilaaha Illalloh pasti
masuk surga.” (HR. Al Bukhori dan
Muslim). Dan makna yang benar dari kalimat Laa Ilaaha Illalloh yaitu
tidak ada sesembahan yang haq melainkan Alloh Ta’ala.
2. Yakin
Yakin adalah tidak ragu-ragu dengan kebenaran
maknanya sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh berbagai cobaan. Alloh
berfirman, “Sesungguhnya orang-orang
yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Alloh dan
Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad)
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh. Mereka itulah orang-orang yang
benar.” (Al Hujurat: 15)
Nabi shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang engkau jumpai dari balik dinding ini dia bersaksi
Laa Ilaaha Illalloh dengan keyakinan hatinya sampaikanlah kabar gembira
untuknya bahwa dia masuk surga.” (HR.
Muslim)
3. Menerima
Alloh menceritakan keadaan orang kafir Quraisy yang
tidak menerima dakwah Nabi Muhammad dalam firman-Nya, “Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: ‘Laa
ilaaha Illalloh’ (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Alloh) mereka
menyombongkan diri. Dan mereka berkata: ‘Apakah sesungguhnya kami harus
meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?’.” (As Shoffat: 35-36)
Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan
manusia. Inilah sifat orang kafir, tidak menerima kebenaran kalimat Laa ilaaha
Illalloh. Sungguh hanya Alloh lah yang berhak disembah dan diibadahi.
4. Tunduk
Maksudnya yaitu melaksanakan konsekuensinya lahir
dan batin. Alloh berfirman, “Dan
barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Alloh, sedang dia orang yang
berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang
kokoh. Dan hanya kepada Alloh-lah kesudahan segala urusan.” (Luqman: 22)
Nabi bersabda, “Tidaklah sempurna iman kalian sehingga hawa nafsunya tunduk
mengikuti ajaranku.” (HR. Thabrani)
5. Jujur
Alloh berfirman, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya
kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh
mengetahui orang-orang yang benar (jujur) dan sesungguhnya Dia mengetahui
orang-orang yang dusta.” (Al ‘Ankabut:
2-3)
Nabi shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Tak seorang pun bersaksi Laa Ilaaha Illalloh dan Muhammad hamba
Alloh dan rasul-Nya dengan kejujuran hati kecuali Alloh mengharamkan neraka
untuk menyentuhnya.” (HR. Al Bukhori
dan Muslim)
Betapa kejujuran menjadi syarat sahnya syahadat.
Lihatlah bagaimana syahadat orang munafik ditolak oleh Alloh karena tidak
jujur. Sebagaimana firman-Nya, “Apabila
orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: ‘Kami mengakui, bahwa
sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Alloh.’ Dan Alloh mengetahui bahwa
sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Alloh mengetahui bahwa
sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.” (Al Munafiqun: 1)
6. Ikhlas
Ikhlas hakikatnya mengharapkan balasan dari Alloh
saja, tidak kepada selain-Nya. Alloh berfirman, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan
mengikhlaskan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan
supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus.” (Al Bayyinah: 5)
Apa yang dimaksud dengan ikhlas?
Nabi shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh Alloh mengharamkan bagi neraka menyentuh orang yang
mengatakan Laa Ilaaha Illalloh karena semata-mata mencari wajah Alloh.” (HR. Al Bukhori dan Muslim)
7. Cinta
Alloh berfirman, “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Alloh; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Alloh. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Alloh. Dan
jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka
melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Alloh semuanya
dan bahwa Alloh amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (Al Baqoroh: 165)
Nabi shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga hal barangsiapa memilikinya pasti akan merasakan kelezatan
iman: Alloh dan rasul-Nya lebih dia cintai dibanding selain keduanya, dia
mencintai seseorang karena Alloh, dan dia benci untuk kembali kafir sebagaimana
kebenciannya jika dilempar ke dalam api.” (HR. Al Bukhori dan Muslim)
8. Mengingkari peribadatan kepada Thoghut.
Thoghut
adalah segala sesuatu selain Alloh yang ridho disembah/diibadahi. Alloh
berfirman, “Tidak ada paksaan untuk
(memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thoghut dan beriman
kepada Alloh, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Alloh Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqoroh: 256)
Nabi shollallohu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengucapkan Laa Ilaaha Illalloh dan mengingkari
sesembahan selain Alloh, haramlah harta dan darahnya sedang perhitungannya
adalah terserah kepada Alloh Azza Wa Jalla.” (HR. Muslim)
Perlu diperhatikan, syarat-syarat ini tidak
bermanfaat sama sekali jika sekedar dihafalkan, tanpa diamalkan. apakah kita
sudah mengevaluasi syahadat kita? Sudahkah terpenuhi delapan syarat ini dalam
syahadat Laa Ilaaha Illalloh yang kita ikrarkan? Belum terlambat. Berbenahlah! Semoga kita
bertemu dengan Alloh sebagai seorang yang bertauhid, bukan sebagai seorang
musyrik. Wal ‘iyaadzu billah
~*****~
Demikianlah semoga bermanfaat
Naskah Book; *TIJAN=Titian-Jannah.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar